Berapa Jumlah Malaikat yang Membersamai Manusia? – Syaikh Sa’ad al-Khatslan #NasehatUlama

Di antara rahmat Allah Ta’ala bagi manusia adalah dengan menugaskan para malaikat untuknya. Para malaikat yang menjaga manusia dengan perintah Allah ‘Azza wa Jalla. Allah Ta’ala menugaskan untuk setiap manusia dua malaikat yang menjaganya dari hal yang buruk, dengan izin Allah Subhanah. Satu di depannya dan satu di belakangnya. Sebagaimana firman Allah Subhanah, “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran di muka…” Yakni di depannya dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS. ar-Ra’d: 11). Yakni dengan perintah Allah. Sebagaimana yang dikatakan Ali radhiyallahu ‘anhu, “Allah menugaskan dua malaikat untuk menjaga manusia atas perintah Allah lalu jika takdir telah datang, dua malaikat itu akan membiarkannya menimpanya.” Jika takdir yang ditetapkan Allah kepada manusia, dua malaikat itu akan membiarkannya menimpanya. Namun pada asalnya, dua malaikat itu menjaga manusia atas perintah Allah ‘Azza wa Jalla. Dua malaikat itu selalu menyertainya. Selain itu, Allah juga menugaskan bagi setiap manusia dua malaikat yang mencatat amalannya. Sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala “(Yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya; yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf: 17 – 18). Jadi di kanan dan kiri manusia ada dua malaikat. Salah satunya mencatat amal kebaikan, dan yang lain mencatat amal keburukan. Mereka itulah empat malaikat Dua malaikat menjaga manusia atas perintah Allah, dan dua malaikat lainnya mencatat amalan dan ucapannya atas izin Allah ‘Azza wa Jalla. Jadi, totalnya ada empat malaikat. Lalu empat malaikat ini bergantian dengan empat malaikat lainnya. Mereka berkumpul (untuk berganti tugas) pada Shalat Subuh dan Shalat Ashar. Ini maknanya bahwa empat malaikat tersebut bertugas dari Shalat Subuh hingga Shalat Ashar. Lalu datang empat malaikat lain untuk mengganti mereka dari Shalat Ashar hingga Shalat Subuh. Dan begitu seterusnya. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Saling silih berganti pada kalian para malaikat di malam hari dan para malaikat di siang hari lalu mereka berkumpul pada Shalat Subuh dan Shalat Ashar. Lalu Tuhan mereka bertanya kepada mereka – meskipun Dia lebih mengetahui daripada mereka – ‘Bagaimana kalian mendapati para hamba-Ku?’ Para malaikat itu menjawab, ‘Kami mendatangi mereka saat mereka sedang shalat, dan kami tinggalkan mereka saat mereka sedang shalat juga.’” Ini maknanya, selama sehari semalam ada delapan malaikat yang ditugaskan membersamai manusia. Delapan malaikat yang menyertai setiap manusia. Ini menunjukkan perhatian Allah ‘Azza wa Jalla terhadap manusia. Bagaimana Allah menugaskan delapan malaikat baginya. Empat malaikat sebagai penjaga, dan empat malaikat lainnya sebagai pencatat amalan. Namun, mereka saling bergantian; empat malaikat dari Shalat Subuh hingga Shalat Ashar, dan empat malaikat dari Shalat Ashar hingga Shalat Subuh. ==== مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ تَعَالَى بِالْإِنْسَانِ أَنْ وَكَّلَ بِهِ مَلَائِكَةً مَلَائِكَةٌ يَحْفَظُونَهُ بِأَمْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَكَّلَ اللَّهُ تَعَالَى بِكُلِّ إِنْسَانٍ مَلَكَيْنِ يَحْفَظَانِهِ مِنَ الْمَكْرُوهِ بِإِذْنِ اللَّهِ سُبْحَانَهُ أَمَامَهُ وَخَلْفَهُ كَمَا قَالَ سُبْحَانَهُ لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ يَعْنِي أَمَامَهُ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ أَيْ بِأَمْرِ اللَّهِ وَكَمَا قَالَ عَلِيٌّ رِضَى اللَّهِ عَنْهُ قَالَ وَكَّلَ اللَّهُ مَلَكَيْنِ يَحْفَظَانِ الْإِنْسَانَ بِأَمْرِ اللَّهِ فَإِذَا جَاءَ الْقَدَرُ خَلَّيَا بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ إِذَا جَاءَ الْقَدَرُ الَّذِي قَدَّرَهُ اللَّهُ عَلَى الْإِنْسَانِ خَلَّيَا بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ وَإِلَّا فَالْأَصْلُ أَنَّ هَذَيْنِ الْمَلَكَيْنِ يَحْفَظَانِ الْإِنْسَانَ بِأَمْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَهُمَا مُلَازِمَانِ لَهُ وَكَذَلِكَ وَكَّلَ اللَّهُ تَعَالَى بِكُلِّ إِنْسَانٍ مَلَكَيْنِ يَكْتُبَانِ أَعْمَالَهُ يَكْتُبَانِ أَعْمَالَهُ كَمَا قَالَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ فَعَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ مَلَكَانِ أَحَدُهُمَا يَكْتُبُ الْحَسَنَاتِ وَالْآخَرُ يَكْتُبُ السَّيِّئَاتِ فَهَؤُلَاءِ أَرْبَعَةٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ اثْنَانِ يَحْفَظَانِهِ بِأَمْرِ اللَّهِ وَاثْنَانِ يَكْتُبَانِ أَعْمَالَهُ وَأَقْوَالَهُ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَأَصْبَحَ الْمَجْمُوعُ أَرْبَعَةً وَهَؤُلَاءِ الْأَرْبَعَةُ يَتَعَاقَبُونَ مَعَ أَرْبَعَةٍ آخَرِيْنَ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ فَمَعْنَى ذَلِكَ أَنَّ هَؤُلَاءِ الْأَرْبَعَةَ يَكُونُونَ مِنْ صَلَاةِ الْفَجْرِ إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَأْتِي أَرْبَعَةُ مَلَائِكَةٍ آخَرُونَ يَعْقُبُونَهُمْ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى صَلَاةِ الْفَجْرِ وَهَكَذَا كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ فَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ وَجَدْتُمْ عِبَادِيْ؟ فَيَقُولُونَ أَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ مَعْنَى هَذَا أَنَّ كُلَّ إِنْسَانٍ وُكِّلَ بِهِ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ ثَمَانِيَةٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ ثَمَانِيَةٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مَعَ كُلِّ الْإِنْسَانِ مِنْ بَنِي آدَمَ هَذَا يَدُلُّ عَلَى عِنَايَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِهَذَا الإِنْسَانِ كَيْفَ أَنَّ اللَّهَ وَكَّلَ بِهِ ثَمَانِيَةً مِنَ الْمَلَائِكَةِ أَرْبَعَةً حَافِظِيْنَ وَأَرْبَعَةً كَاتِبِيْنَ لَكِنَّهُمْ يَتَعَاقَبُونَ أَرْبَعَةٌ مِنْ صَلَاةِ الْفَجْرِ إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ وَأَرْبَعَةٌ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى صَلَاةِ الْفَجْرِ

Berapa Jumlah Malaikat yang Membersamai Manusia? – Syaikh Sa’ad al-Khatslan #NasehatUlama

Di antara rahmat Allah Ta’ala bagi manusia adalah dengan menugaskan para malaikat untuknya. Para malaikat yang menjaga manusia dengan perintah Allah ‘Azza wa Jalla. Allah Ta’ala menugaskan untuk setiap manusia dua malaikat yang menjaganya dari hal yang buruk, dengan izin Allah Subhanah. Satu di depannya dan satu di belakangnya. Sebagaimana firman Allah Subhanah, “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran di muka…” Yakni di depannya dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS. ar-Ra’d: 11). Yakni dengan perintah Allah. Sebagaimana yang dikatakan Ali radhiyallahu ‘anhu, “Allah menugaskan dua malaikat untuk menjaga manusia atas perintah Allah lalu jika takdir telah datang, dua malaikat itu akan membiarkannya menimpanya.” Jika takdir yang ditetapkan Allah kepada manusia, dua malaikat itu akan membiarkannya menimpanya. Namun pada asalnya, dua malaikat itu menjaga manusia atas perintah Allah ‘Azza wa Jalla. Dua malaikat itu selalu menyertainya. Selain itu, Allah juga menugaskan bagi setiap manusia dua malaikat yang mencatat amalannya. Sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala “(Yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya; yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf: 17 – 18). Jadi di kanan dan kiri manusia ada dua malaikat. Salah satunya mencatat amal kebaikan, dan yang lain mencatat amal keburukan. Mereka itulah empat malaikat Dua malaikat menjaga manusia atas perintah Allah, dan dua malaikat lainnya mencatat amalan dan ucapannya atas izin Allah ‘Azza wa Jalla. Jadi, totalnya ada empat malaikat. Lalu empat malaikat ini bergantian dengan empat malaikat lainnya. Mereka berkumpul (untuk berganti tugas) pada Shalat Subuh dan Shalat Ashar. Ini maknanya bahwa empat malaikat tersebut bertugas dari Shalat Subuh hingga Shalat Ashar. Lalu datang empat malaikat lain untuk mengganti mereka dari Shalat Ashar hingga Shalat Subuh. Dan begitu seterusnya. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Saling silih berganti pada kalian para malaikat di malam hari dan para malaikat di siang hari lalu mereka berkumpul pada Shalat Subuh dan Shalat Ashar. Lalu Tuhan mereka bertanya kepada mereka – meskipun Dia lebih mengetahui daripada mereka – ‘Bagaimana kalian mendapati para hamba-Ku?’ Para malaikat itu menjawab, ‘Kami mendatangi mereka saat mereka sedang shalat, dan kami tinggalkan mereka saat mereka sedang shalat juga.’” Ini maknanya, selama sehari semalam ada delapan malaikat yang ditugaskan membersamai manusia. Delapan malaikat yang menyertai setiap manusia. Ini menunjukkan perhatian Allah ‘Azza wa Jalla terhadap manusia. Bagaimana Allah menugaskan delapan malaikat baginya. Empat malaikat sebagai penjaga, dan empat malaikat lainnya sebagai pencatat amalan. Namun, mereka saling bergantian; empat malaikat dari Shalat Subuh hingga Shalat Ashar, dan empat malaikat dari Shalat Ashar hingga Shalat Subuh. ==== مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ تَعَالَى بِالْإِنْسَانِ أَنْ وَكَّلَ بِهِ مَلَائِكَةً مَلَائِكَةٌ يَحْفَظُونَهُ بِأَمْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَكَّلَ اللَّهُ تَعَالَى بِكُلِّ إِنْسَانٍ مَلَكَيْنِ يَحْفَظَانِهِ مِنَ الْمَكْرُوهِ بِإِذْنِ اللَّهِ سُبْحَانَهُ أَمَامَهُ وَخَلْفَهُ كَمَا قَالَ سُبْحَانَهُ لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ يَعْنِي أَمَامَهُ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ أَيْ بِأَمْرِ اللَّهِ وَكَمَا قَالَ عَلِيٌّ رِضَى اللَّهِ عَنْهُ قَالَ وَكَّلَ اللَّهُ مَلَكَيْنِ يَحْفَظَانِ الْإِنْسَانَ بِأَمْرِ اللَّهِ فَإِذَا جَاءَ الْقَدَرُ خَلَّيَا بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ إِذَا جَاءَ الْقَدَرُ الَّذِي قَدَّرَهُ اللَّهُ عَلَى الْإِنْسَانِ خَلَّيَا بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ وَإِلَّا فَالْأَصْلُ أَنَّ هَذَيْنِ الْمَلَكَيْنِ يَحْفَظَانِ الْإِنْسَانَ بِأَمْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَهُمَا مُلَازِمَانِ لَهُ وَكَذَلِكَ وَكَّلَ اللَّهُ تَعَالَى بِكُلِّ إِنْسَانٍ مَلَكَيْنِ يَكْتُبَانِ أَعْمَالَهُ يَكْتُبَانِ أَعْمَالَهُ كَمَا قَالَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ فَعَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ مَلَكَانِ أَحَدُهُمَا يَكْتُبُ الْحَسَنَاتِ وَالْآخَرُ يَكْتُبُ السَّيِّئَاتِ فَهَؤُلَاءِ أَرْبَعَةٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ اثْنَانِ يَحْفَظَانِهِ بِأَمْرِ اللَّهِ وَاثْنَانِ يَكْتُبَانِ أَعْمَالَهُ وَأَقْوَالَهُ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَأَصْبَحَ الْمَجْمُوعُ أَرْبَعَةً وَهَؤُلَاءِ الْأَرْبَعَةُ يَتَعَاقَبُونَ مَعَ أَرْبَعَةٍ آخَرِيْنَ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ فَمَعْنَى ذَلِكَ أَنَّ هَؤُلَاءِ الْأَرْبَعَةَ يَكُونُونَ مِنْ صَلَاةِ الْفَجْرِ إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَأْتِي أَرْبَعَةُ مَلَائِكَةٍ آخَرُونَ يَعْقُبُونَهُمْ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى صَلَاةِ الْفَجْرِ وَهَكَذَا كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ فَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ وَجَدْتُمْ عِبَادِيْ؟ فَيَقُولُونَ أَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ مَعْنَى هَذَا أَنَّ كُلَّ إِنْسَانٍ وُكِّلَ بِهِ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ ثَمَانِيَةٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ ثَمَانِيَةٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مَعَ كُلِّ الْإِنْسَانِ مِنْ بَنِي آدَمَ هَذَا يَدُلُّ عَلَى عِنَايَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِهَذَا الإِنْسَانِ كَيْفَ أَنَّ اللَّهَ وَكَّلَ بِهِ ثَمَانِيَةً مِنَ الْمَلَائِكَةِ أَرْبَعَةً حَافِظِيْنَ وَأَرْبَعَةً كَاتِبِيْنَ لَكِنَّهُمْ يَتَعَاقَبُونَ أَرْبَعَةٌ مِنْ صَلَاةِ الْفَجْرِ إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ وَأَرْبَعَةٌ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى صَلَاةِ الْفَجْرِ
Di antara rahmat Allah Ta’ala bagi manusia adalah dengan menugaskan para malaikat untuknya. Para malaikat yang menjaga manusia dengan perintah Allah ‘Azza wa Jalla. Allah Ta’ala menugaskan untuk setiap manusia dua malaikat yang menjaganya dari hal yang buruk, dengan izin Allah Subhanah. Satu di depannya dan satu di belakangnya. Sebagaimana firman Allah Subhanah, “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran di muka…” Yakni di depannya dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS. ar-Ra’d: 11). Yakni dengan perintah Allah. Sebagaimana yang dikatakan Ali radhiyallahu ‘anhu, “Allah menugaskan dua malaikat untuk menjaga manusia atas perintah Allah lalu jika takdir telah datang, dua malaikat itu akan membiarkannya menimpanya.” Jika takdir yang ditetapkan Allah kepada manusia, dua malaikat itu akan membiarkannya menimpanya. Namun pada asalnya, dua malaikat itu menjaga manusia atas perintah Allah ‘Azza wa Jalla. Dua malaikat itu selalu menyertainya. Selain itu, Allah juga menugaskan bagi setiap manusia dua malaikat yang mencatat amalannya. Sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala “(Yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya; yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf: 17 – 18). Jadi di kanan dan kiri manusia ada dua malaikat. Salah satunya mencatat amal kebaikan, dan yang lain mencatat amal keburukan. Mereka itulah empat malaikat Dua malaikat menjaga manusia atas perintah Allah, dan dua malaikat lainnya mencatat amalan dan ucapannya atas izin Allah ‘Azza wa Jalla. Jadi, totalnya ada empat malaikat. Lalu empat malaikat ini bergantian dengan empat malaikat lainnya. Mereka berkumpul (untuk berganti tugas) pada Shalat Subuh dan Shalat Ashar. Ini maknanya bahwa empat malaikat tersebut bertugas dari Shalat Subuh hingga Shalat Ashar. Lalu datang empat malaikat lain untuk mengganti mereka dari Shalat Ashar hingga Shalat Subuh. Dan begitu seterusnya. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Saling silih berganti pada kalian para malaikat di malam hari dan para malaikat di siang hari lalu mereka berkumpul pada Shalat Subuh dan Shalat Ashar. Lalu Tuhan mereka bertanya kepada mereka – meskipun Dia lebih mengetahui daripada mereka – ‘Bagaimana kalian mendapati para hamba-Ku?’ Para malaikat itu menjawab, ‘Kami mendatangi mereka saat mereka sedang shalat, dan kami tinggalkan mereka saat mereka sedang shalat juga.’” Ini maknanya, selama sehari semalam ada delapan malaikat yang ditugaskan membersamai manusia. Delapan malaikat yang menyertai setiap manusia. Ini menunjukkan perhatian Allah ‘Azza wa Jalla terhadap manusia. Bagaimana Allah menugaskan delapan malaikat baginya. Empat malaikat sebagai penjaga, dan empat malaikat lainnya sebagai pencatat amalan. Namun, mereka saling bergantian; empat malaikat dari Shalat Subuh hingga Shalat Ashar, dan empat malaikat dari Shalat Ashar hingga Shalat Subuh. ==== مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ تَعَالَى بِالْإِنْسَانِ أَنْ وَكَّلَ بِهِ مَلَائِكَةً مَلَائِكَةٌ يَحْفَظُونَهُ بِأَمْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَكَّلَ اللَّهُ تَعَالَى بِكُلِّ إِنْسَانٍ مَلَكَيْنِ يَحْفَظَانِهِ مِنَ الْمَكْرُوهِ بِإِذْنِ اللَّهِ سُبْحَانَهُ أَمَامَهُ وَخَلْفَهُ كَمَا قَالَ سُبْحَانَهُ لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ يَعْنِي أَمَامَهُ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ أَيْ بِأَمْرِ اللَّهِ وَكَمَا قَالَ عَلِيٌّ رِضَى اللَّهِ عَنْهُ قَالَ وَكَّلَ اللَّهُ مَلَكَيْنِ يَحْفَظَانِ الْإِنْسَانَ بِأَمْرِ اللَّهِ فَإِذَا جَاءَ الْقَدَرُ خَلَّيَا بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ إِذَا جَاءَ الْقَدَرُ الَّذِي قَدَّرَهُ اللَّهُ عَلَى الْإِنْسَانِ خَلَّيَا بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ وَإِلَّا فَالْأَصْلُ أَنَّ هَذَيْنِ الْمَلَكَيْنِ يَحْفَظَانِ الْإِنْسَانَ بِأَمْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَهُمَا مُلَازِمَانِ لَهُ وَكَذَلِكَ وَكَّلَ اللَّهُ تَعَالَى بِكُلِّ إِنْسَانٍ مَلَكَيْنِ يَكْتُبَانِ أَعْمَالَهُ يَكْتُبَانِ أَعْمَالَهُ كَمَا قَالَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ فَعَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ مَلَكَانِ أَحَدُهُمَا يَكْتُبُ الْحَسَنَاتِ وَالْآخَرُ يَكْتُبُ السَّيِّئَاتِ فَهَؤُلَاءِ أَرْبَعَةٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ اثْنَانِ يَحْفَظَانِهِ بِأَمْرِ اللَّهِ وَاثْنَانِ يَكْتُبَانِ أَعْمَالَهُ وَأَقْوَالَهُ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَأَصْبَحَ الْمَجْمُوعُ أَرْبَعَةً وَهَؤُلَاءِ الْأَرْبَعَةُ يَتَعَاقَبُونَ مَعَ أَرْبَعَةٍ آخَرِيْنَ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ فَمَعْنَى ذَلِكَ أَنَّ هَؤُلَاءِ الْأَرْبَعَةَ يَكُونُونَ مِنْ صَلَاةِ الْفَجْرِ إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَأْتِي أَرْبَعَةُ مَلَائِكَةٍ آخَرُونَ يَعْقُبُونَهُمْ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى صَلَاةِ الْفَجْرِ وَهَكَذَا كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ فَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ وَجَدْتُمْ عِبَادِيْ؟ فَيَقُولُونَ أَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ مَعْنَى هَذَا أَنَّ كُلَّ إِنْسَانٍ وُكِّلَ بِهِ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ ثَمَانِيَةٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ ثَمَانِيَةٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مَعَ كُلِّ الْإِنْسَانِ مِنْ بَنِي آدَمَ هَذَا يَدُلُّ عَلَى عِنَايَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِهَذَا الإِنْسَانِ كَيْفَ أَنَّ اللَّهَ وَكَّلَ بِهِ ثَمَانِيَةً مِنَ الْمَلَائِكَةِ أَرْبَعَةً حَافِظِيْنَ وَأَرْبَعَةً كَاتِبِيْنَ لَكِنَّهُمْ يَتَعَاقَبُونَ أَرْبَعَةٌ مِنْ صَلَاةِ الْفَجْرِ إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ وَأَرْبَعَةٌ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى صَلَاةِ الْفَجْرِ


Di antara rahmat Allah Ta’ala bagi manusia adalah dengan menugaskan para malaikat untuknya. Para malaikat yang menjaga manusia dengan perintah Allah ‘Azza wa Jalla. Allah Ta’ala menugaskan untuk setiap manusia dua malaikat yang menjaganya dari hal yang buruk, dengan izin Allah Subhanah. Satu di depannya dan satu di belakangnya. Sebagaimana firman Allah Subhanah, “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran di muka…” Yakni di depannya dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS. ar-Ra’d: 11). Yakni dengan perintah Allah. Sebagaimana yang dikatakan Ali radhiyallahu ‘anhu, “Allah menugaskan dua malaikat untuk menjaga manusia atas perintah Allah lalu jika takdir telah datang, dua malaikat itu akan membiarkannya menimpanya.” Jika takdir yang ditetapkan Allah kepada manusia, dua malaikat itu akan membiarkannya menimpanya. Namun pada asalnya, dua malaikat itu menjaga manusia atas perintah Allah ‘Azza wa Jalla. Dua malaikat itu selalu menyertainya. Selain itu, Allah juga menugaskan bagi setiap manusia dua malaikat yang mencatat amalannya. Sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala “(Yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya; yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf: 17 – 18). Jadi di kanan dan kiri manusia ada dua malaikat. Salah satunya mencatat amal kebaikan, dan yang lain mencatat amal keburukan. Mereka itulah empat malaikat Dua malaikat menjaga manusia atas perintah Allah, dan dua malaikat lainnya mencatat amalan dan ucapannya atas izin Allah ‘Azza wa Jalla. Jadi, totalnya ada empat malaikat. Lalu empat malaikat ini bergantian dengan empat malaikat lainnya. Mereka berkumpul (untuk berganti tugas) pada Shalat Subuh dan Shalat Ashar. Ini maknanya bahwa empat malaikat tersebut bertugas dari Shalat Subuh hingga Shalat Ashar. Lalu datang empat malaikat lain untuk mengganti mereka dari Shalat Ashar hingga Shalat Subuh. Dan begitu seterusnya. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Saling silih berganti pada kalian para malaikat di malam hari dan para malaikat di siang hari lalu mereka berkumpul pada Shalat Subuh dan Shalat Ashar. Lalu Tuhan mereka bertanya kepada mereka – meskipun Dia lebih mengetahui daripada mereka – ‘Bagaimana kalian mendapati para hamba-Ku?’ Para malaikat itu menjawab, ‘Kami mendatangi mereka saat mereka sedang shalat, dan kami tinggalkan mereka saat mereka sedang shalat juga.’” Ini maknanya, selama sehari semalam ada delapan malaikat yang ditugaskan membersamai manusia. Delapan malaikat yang menyertai setiap manusia. Ini menunjukkan perhatian Allah ‘Azza wa Jalla terhadap manusia. Bagaimana Allah menugaskan delapan malaikat baginya. Empat malaikat sebagai penjaga, dan empat malaikat lainnya sebagai pencatat amalan. Namun, mereka saling bergantian; empat malaikat dari Shalat Subuh hingga Shalat Ashar, dan empat malaikat dari Shalat Ashar hingga Shalat Subuh. ==== مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ تَعَالَى بِالْإِنْسَانِ أَنْ وَكَّلَ بِهِ مَلَائِكَةً مَلَائِكَةٌ يَحْفَظُونَهُ بِأَمْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَكَّلَ اللَّهُ تَعَالَى بِكُلِّ إِنْسَانٍ مَلَكَيْنِ يَحْفَظَانِهِ مِنَ الْمَكْرُوهِ بِإِذْنِ اللَّهِ سُبْحَانَهُ أَمَامَهُ وَخَلْفَهُ كَمَا قَالَ سُبْحَانَهُ لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ يَعْنِي أَمَامَهُ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ أَيْ بِأَمْرِ اللَّهِ وَكَمَا قَالَ عَلِيٌّ رِضَى اللَّهِ عَنْهُ قَالَ وَكَّلَ اللَّهُ مَلَكَيْنِ يَحْفَظَانِ الْإِنْسَانَ بِأَمْرِ اللَّهِ فَإِذَا جَاءَ الْقَدَرُ خَلَّيَا بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ إِذَا جَاءَ الْقَدَرُ الَّذِي قَدَّرَهُ اللَّهُ عَلَى الْإِنْسَانِ خَلَّيَا بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ وَإِلَّا فَالْأَصْلُ أَنَّ هَذَيْنِ الْمَلَكَيْنِ يَحْفَظَانِ الْإِنْسَانَ بِأَمْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَهُمَا مُلَازِمَانِ لَهُ وَكَذَلِكَ وَكَّلَ اللَّهُ تَعَالَى بِكُلِّ إِنْسَانٍ مَلَكَيْنِ يَكْتُبَانِ أَعْمَالَهُ يَكْتُبَانِ أَعْمَالَهُ كَمَا قَالَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ فَعَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ مَلَكَانِ أَحَدُهُمَا يَكْتُبُ الْحَسَنَاتِ وَالْآخَرُ يَكْتُبُ السَّيِّئَاتِ فَهَؤُلَاءِ أَرْبَعَةٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ اثْنَانِ يَحْفَظَانِهِ بِأَمْرِ اللَّهِ وَاثْنَانِ يَكْتُبَانِ أَعْمَالَهُ وَأَقْوَالَهُ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَأَصْبَحَ الْمَجْمُوعُ أَرْبَعَةً وَهَؤُلَاءِ الْأَرْبَعَةُ يَتَعَاقَبُونَ مَعَ أَرْبَعَةٍ آخَرِيْنَ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ فَمَعْنَى ذَلِكَ أَنَّ هَؤُلَاءِ الْأَرْبَعَةَ يَكُونُونَ مِنْ صَلَاةِ الْفَجْرِ إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَأْتِي أَرْبَعَةُ مَلَائِكَةٍ آخَرُونَ يَعْقُبُونَهُمْ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى صَلَاةِ الْفَجْرِ وَهَكَذَا كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ فَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ وَجَدْتُمْ عِبَادِيْ؟ فَيَقُولُونَ أَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ مَعْنَى هَذَا أَنَّ كُلَّ إِنْسَانٍ وُكِّلَ بِهِ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ ثَمَانِيَةٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ ثَمَانِيَةٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مَعَ كُلِّ الْإِنْسَانِ مِنْ بَنِي آدَمَ هَذَا يَدُلُّ عَلَى عِنَايَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِهَذَا الإِنْسَانِ كَيْفَ أَنَّ اللَّهَ وَكَّلَ بِهِ ثَمَانِيَةً مِنَ الْمَلَائِكَةِ أَرْبَعَةً حَافِظِيْنَ وَأَرْبَعَةً كَاتِبِيْنَ لَكِنَّهُمْ يَتَعَاقَبُونَ أَرْبَعَةٌ مِنْ صَلَاةِ الْفَجْرِ إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ وَأَرْبَعَةٌ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى صَلَاةِ الْفَجْرِ

Memupuk Jiwa Sosial Santri

Memupuk Jiwa Sosial Santri Posted on November 13, 2024December 30, 2024by Purbalingga – Kamis, 07 November 2024, menjadi hari yang istimewa bagi seluruh santri Pondok Pesantren Tunas Ilmu. Dengan semangat juang yang tinggi, mereka bahu-membahu dalam kegiatan kerja bakti untuk memperindah saung baru Pesantren. Kegiatan ini tidak hanya sekadar gotong royong membersihkan lingkungan, tetapi juga menjadi ajang untuk mendalami nilai-nilai keagamaan dan membangun karakter generasi muda. Kerja bakti ini memiliki tujuan mulia, yaitu untuk menumbuhkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial di kalangan santri. Dalam Islam, bekerja sama dalam kebaikan merupakan ibadah yang sangat dianjurkan. Dengan ikut serta dalam kegiatan ini, para santri tidak hanya belajar tentang kebersihan lingkungan, tetapi juga memperdalam nilai-nilai keagamaan seperti disiplin, tanggung jawab dan kerja sama. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami. Selain bisa menjaga kebersihan lingkungan Pesantren, kami juga belajar tentang pentingnya gotong royong dan kerja sama,” ungkap Kholil Abdul Hafidz, Ketua SANTUN (Santri Tunas Ilmu). Selama pelaksanaan kerja bakti, para santri menghadapi beberapa kendala, seperti kurangnya peralatan, terutama cangkul. Hal ini menyebabkan proses penggalian tanah untuk kolam menjadi lebih lama. Selain itu, transportasi untuk mengangkut material juga menjadi tantangan tersendiri. Terdapat tiga titik utama dalam kegiatan kerja bakti kali ini. Sepuluh santri tangguh berjibaku menggali tanah untuk perataan tanah area kolam di depan saung baru. Sementara itu, 38 santri lainnya sibuk memindahkan daun-daun kering di pot-pot tanaman masjid. Sisanya, sebanyak 4 santri, bertugas menggali limbah biopori yang tertampung di ratusan lubang biopori masjid dan pondok. “Nantinya, depan saung baru ini akan dibuat kolam ikan,” ungkap Kholil Abdul Hafidz, ketua SANTUN. “Posisi tanah depan saung levelnya masih lebih tinggi dibanding saluran irigasi. Maka dari itu, kita akan melakukan penggalian supaya airnya mudah mengalir. Hukum gravitasi!” tambahnya dengan semangat. Meskipun belum bisa dipastikan kapan waktu penyelesaian 100% kegiatan kerja bakti ini, terutama untuk bagian penggalian kolam yang membutuhkan beberapa kali repetisi, Pengasuh memberikan durasi kegiatan akan selesai sekitar pukul 11.00 siang. “Untuk awal mungkin kendalanya di peralatan yang kurang lengkap, khususnya cangkul,” ungkap Sukma Purnama, koordinator sub bagian penggalian kolam. “Seandainya kegiatan penggalian ini rutin, maka pihak Pondok diharapkan bisa menyiapkan cangkul lebih memadai lagi. Kemudian juga mengatasi kekurangan sarana transportasi, karena material yang akan diangkut cukup banyak.” Dengan semangat yang membara, para santri Tunas Ilmu membuktikan bahwa mereka tidak hanya pandai mengaji, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Semoga semangat gotong royong ini terus berkobar dan menginspirasi banyak orang. Untuk melibatkan seluruh santri dalam kegiatan ini, SANTUN telah melakukan berbagai upaya. Selain membagi tugas secara merata, SANTUN juga menciptakan suasana yang menyenangkan dan penuh semangat. Dengan demikian, para santri merasa senang dan antusias dalam mengikuti kegiatan kerja bakti. Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A., selaku Pengasuh Pondok Pesantren, mengungkapkan bahwa kegiatan kerja bakti ini memiliki beberapa tujuan penting. “Pertama, kami ingin membiasakan santri untuk bekerja keras dan bertanggung jawab. Kedua, kami ingin menanamkan rasa kepedulian terhadap lingkungan. Ketiga, kami ingin membangun semangat gotong royong dan kepedulian terhadap Pondok,” ujar beliau. Beliau juga berharap agar kegiatan ini dapat membentuk karakter santri yang tangguh dan peduli terhadap lingkungan. “Semoga semangat gotong royong ini terus terjaga, bahkan setelah mereka lulus dari Pondok”, harapnya. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan dampak positif bagi para santri. “Kegiatan yang dibebankan oleh Ustadz Abdullah Zaen benar-benar memberi pengaruh, terutama bagi para pemuda untuk kembali ke back to nature. Jadi kita bisa mengenal alam dengan lebih dalam,” ungkap salah satu santri. Kegiatan kerja bakti ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang yang positif, baik bagi santri maupun Pesantren secara keseluruhan. Beberapa dampak yang diharapkan antara lain: • Peningkatan Keterampilan dan Pengetahuan Praktis Santri: Melalui kegiatan kerja bakti, santri dapat belajar berbagai keterampilan praktis seperti meratakan lahan, memperbaiki kesuburan tanah, memanfaatkan sampah organik dan memelihara lingkungan. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi mereka di masa depan. • Pengembangan Nilai Kewirausahaan: Kolam baru yang telah dibuat dapat dimanfaatkan untuk budidaya ikan atau tanaman air. Hal ini dapat membuka peluang bagi santri untuk mengembangkan jiwa kewirausahaannya. • Meningkatkan Ketahanan Pangan: Dengan adanya kolam ikan dan tanaman yang subur, Pondok Pesantren dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan. • Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Pondok: Hasil dari budidaya ikan atau tanaman air dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi Pondok. Reporter: Septian Dwi Cahyo No comments yet Leave a Reply Cancel reply Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment. Post navigation KAPOLRES PURBALINGGA SOSIALISASIKAN KAMTIBMAS DI TUNAS ILMUPuskesmas Kalimanah Gelar Penyuluhan TBC Di Ponpes Tunas Ilmu SearchSearchRecent PostsKhutbah Jum’at: PUASA HP Penerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M – Gelombang 2 Pengumuman Kelulusan Calon Santri Baru – Angkatan 15 Gel. 1 Buku 14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 216 – Doa Masuk Masjid Bagian-1 Recent CommentsNo comments to show.Archives March 2025 January 2025 December 2024 November 2024 October 2024 September 2024 March 2024 January 2024 November 2022 October 2022 August 2022 July 2022 June 2022 May 2022 April 2022 March 2022 February 2022 January 2022 December 2021 July 2021 June 2021 April 2021 March 2021 December 2020 October 2020 August 2020 June 2020 May 2020 April 2020 March 2020 January 2020 December 2019 November 2019 October 2019 September 2019 August 2019 July 2019 June 2019 May 2019 April 2019 March 2019 February 2019 January 2019 December 2018 November 2018 October 2018 September 2018 August 2018 May 2018 April 2018 March 2018 February 2018 January 2018 December 2017 November 2017 October 2017 September 2017 August 2017 June 2017 November 2016 September 2016 July 2016 April 2016 January 2016 December 2015 October 2015 August 2015 July 2015 June 2015 May 2015 April 2015 March 2015 February 2015 January 2015 December 2014 November 2014 October 2014 December 2013 November 2013 September 2013 August 2013 July 2013 June 2013 May 2013 April 2013 March 2013 February 2013 January 2013 August 2012 July 2012 June 2011 CategoriesNo categories

Memupuk Jiwa Sosial Santri

Memupuk Jiwa Sosial Santri Posted on November 13, 2024December 30, 2024by Purbalingga – Kamis, 07 November 2024, menjadi hari yang istimewa bagi seluruh santri Pondok Pesantren Tunas Ilmu. Dengan semangat juang yang tinggi, mereka bahu-membahu dalam kegiatan kerja bakti untuk memperindah saung baru Pesantren. Kegiatan ini tidak hanya sekadar gotong royong membersihkan lingkungan, tetapi juga menjadi ajang untuk mendalami nilai-nilai keagamaan dan membangun karakter generasi muda. Kerja bakti ini memiliki tujuan mulia, yaitu untuk menumbuhkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial di kalangan santri. Dalam Islam, bekerja sama dalam kebaikan merupakan ibadah yang sangat dianjurkan. Dengan ikut serta dalam kegiatan ini, para santri tidak hanya belajar tentang kebersihan lingkungan, tetapi juga memperdalam nilai-nilai keagamaan seperti disiplin, tanggung jawab dan kerja sama. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami. Selain bisa menjaga kebersihan lingkungan Pesantren, kami juga belajar tentang pentingnya gotong royong dan kerja sama,” ungkap Kholil Abdul Hafidz, Ketua SANTUN (Santri Tunas Ilmu). Selama pelaksanaan kerja bakti, para santri menghadapi beberapa kendala, seperti kurangnya peralatan, terutama cangkul. Hal ini menyebabkan proses penggalian tanah untuk kolam menjadi lebih lama. Selain itu, transportasi untuk mengangkut material juga menjadi tantangan tersendiri. Terdapat tiga titik utama dalam kegiatan kerja bakti kali ini. Sepuluh santri tangguh berjibaku menggali tanah untuk perataan tanah area kolam di depan saung baru. Sementara itu, 38 santri lainnya sibuk memindahkan daun-daun kering di pot-pot tanaman masjid. Sisanya, sebanyak 4 santri, bertugas menggali limbah biopori yang tertampung di ratusan lubang biopori masjid dan pondok. “Nantinya, depan saung baru ini akan dibuat kolam ikan,” ungkap Kholil Abdul Hafidz, ketua SANTUN. “Posisi tanah depan saung levelnya masih lebih tinggi dibanding saluran irigasi. Maka dari itu, kita akan melakukan penggalian supaya airnya mudah mengalir. Hukum gravitasi!” tambahnya dengan semangat. Meskipun belum bisa dipastikan kapan waktu penyelesaian 100% kegiatan kerja bakti ini, terutama untuk bagian penggalian kolam yang membutuhkan beberapa kali repetisi, Pengasuh memberikan durasi kegiatan akan selesai sekitar pukul 11.00 siang. “Untuk awal mungkin kendalanya di peralatan yang kurang lengkap, khususnya cangkul,” ungkap Sukma Purnama, koordinator sub bagian penggalian kolam. “Seandainya kegiatan penggalian ini rutin, maka pihak Pondok diharapkan bisa menyiapkan cangkul lebih memadai lagi. Kemudian juga mengatasi kekurangan sarana transportasi, karena material yang akan diangkut cukup banyak.” Dengan semangat yang membara, para santri Tunas Ilmu membuktikan bahwa mereka tidak hanya pandai mengaji, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Semoga semangat gotong royong ini terus berkobar dan menginspirasi banyak orang. Untuk melibatkan seluruh santri dalam kegiatan ini, SANTUN telah melakukan berbagai upaya. Selain membagi tugas secara merata, SANTUN juga menciptakan suasana yang menyenangkan dan penuh semangat. Dengan demikian, para santri merasa senang dan antusias dalam mengikuti kegiatan kerja bakti. Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A., selaku Pengasuh Pondok Pesantren, mengungkapkan bahwa kegiatan kerja bakti ini memiliki beberapa tujuan penting. “Pertama, kami ingin membiasakan santri untuk bekerja keras dan bertanggung jawab. Kedua, kami ingin menanamkan rasa kepedulian terhadap lingkungan. Ketiga, kami ingin membangun semangat gotong royong dan kepedulian terhadap Pondok,” ujar beliau. Beliau juga berharap agar kegiatan ini dapat membentuk karakter santri yang tangguh dan peduli terhadap lingkungan. “Semoga semangat gotong royong ini terus terjaga, bahkan setelah mereka lulus dari Pondok”, harapnya. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan dampak positif bagi para santri. “Kegiatan yang dibebankan oleh Ustadz Abdullah Zaen benar-benar memberi pengaruh, terutama bagi para pemuda untuk kembali ke back to nature. Jadi kita bisa mengenal alam dengan lebih dalam,” ungkap salah satu santri. Kegiatan kerja bakti ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang yang positif, baik bagi santri maupun Pesantren secara keseluruhan. Beberapa dampak yang diharapkan antara lain: • Peningkatan Keterampilan dan Pengetahuan Praktis Santri: Melalui kegiatan kerja bakti, santri dapat belajar berbagai keterampilan praktis seperti meratakan lahan, memperbaiki kesuburan tanah, memanfaatkan sampah organik dan memelihara lingkungan. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi mereka di masa depan. • Pengembangan Nilai Kewirausahaan: Kolam baru yang telah dibuat dapat dimanfaatkan untuk budidaya ikan atau tanaman air. Hal ini dapat membuka peluang bagi santri untuk mengembangkan jiwa kewirausahaannya. • Meningkatkan Ketahanan Pangan: Dengan adanya kolam ikan dan tanaman yang subur, Pondok Pesantren dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan. • Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Pondok: Hasil dari budidaya ikan atau tanaman air dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi Pondok. Reporter: Septian Dwi Cahyo No comments yet Leave a Reply Cancel reply Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment. Post navigation KAPOLRES PURBALINGGA SOSIALISASIKAN KAMTIBMAS DI TUNAS ILMUPuskesmas Kalimanah Gelar Penyuluhan TBC Di Ponpes Tunas Ilmu SearchSearchRecent PostsKhutbah Jum’at: PUASA HP Penerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M – Gelombang 2 Pengumuman Kelulusan Calon Santri Baru – Angkatan 15 Gel. 1 Buku 14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 216 – Doa Masuk Masjid Bagian-1 Recent CommentsNo comments to show.Archives March 2025 January 2025 December 2024 November 2024 October 2024 September 2024 March 2024 January 2024 November 2022 October 2022 August 2022 July 2022 June 2022 May 2022 April 2022 March 2022 February 2022 January 2022 December 2021 July 2021 June 2021 April 2021 March 2021 December 2020 October 2020 August 2020 June 2020 May 2020 April 2020 March 2020 January 2020 December 2019 November 2019 October 2019 September 2019 August 2019 July 2019 June 2019 May 2019 April 2019 March 2019 February 2019 January 2019 December 2018 November 2018 October 2018 September 2018 August 2018 May 2018 April 2018 March 2018 February 2018 January 2018 December 2017 November 2017 October 2017 September 2017 August 2017 June 2017 November 2016 September 2016 July 2016 April 2016 January 2016 December 2015 October 2015 August 2015 July 2015 June 2015 May 2015 April 2015 March 2015 February 2015 January 2015 December 2014 November 2014 October 2014 December 2013 November 2013 September 2013 August 2013 July 2013 June 2013 May 2013 April 2013 March 2013 February 2013 January 2013 August 2012 July 2012 June 2011 CategoriesNo categories
Memupuk Jiwa Sosial Santri Posted on November 13, 2024December 30, 2024by Purbalingga – Kamis, 07 November 2024, menjadi hari yang istimewa bagi seluruh santri Pondok Pesantren Tunas Ilmu. Dengan semangat juang yang tinggi, mereka bahu-membahu dalam kegiatan kerja bakti untuk memperindah saung baru Pesantren. Kegiatan ini tidak hanya sekadar gotong royong membersihkan lingkungan, tetapi juga menjadi ajang untuk mendalami nilai-nilai keagamaan dan membangun karakter generasi muda. Kerja bakti ini memiliki tujuan mulia, yaitu untuk menumbuhkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial di kalangan santri. Dalam Islam, bekerja sama dalam kebaikan merupakan ibadah yang sangat dianjurkan. Dengan ikut serta dalam kegiatan ini, para santri tidak hanya belajar tentang kebersihan lingkungan, tetapi juga memperdalam nilai-nilai keagamaan seperti disiplin, tanggung jawab dan kerja sama. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami. Selain bisa menjaga kebersihan lingkungan Pesantren, kami juga belajar tentang pentingnya gotong royong dan kerja sama,” ungkap Kholil Abdul Hafidz, Ketua SANTUN (Santri Tunas Ilmu). Selama pelaksanaan kerja bakti, para santri menghadapi beberapa kendala, seperti kurangnya peralatan, terutama cangkul. Hal ini menyebabkan proses penggalian tanah untuk kolam menjadi lebih lama. Selain itu, transportasi untuk mengangkut material juga menjadi tantangan tersendiri. Terdapat tiga titik utama dalam kegiatan kerja bakti kali ini. Sepuluh santri tangguh berjibaku menggali tanah untuk perataan tanah area kolam di depan saung baru. Sementara itu, 38 santri lainnya sibuk memindahkan daun-daun kering di pot-pot tanaman masjid. Sisanya, sebanyak 4 santri, bertugas menggali limbah biopori yang tertampung di ratusan lubang biopori masjid dan pondok. “Nantinya, depan saung baru ini akan dibuat kolam ikan,” ungkap Kholil Abdul Hafidz, ketua SANTUN. “Posisi tanah depan saung levelnya masih lebih tinggi dibanding saluran irigasi. Maka dari itu, kita akan melakukan penggalian supaya airnya mudah mengalir. Hukum gravitasi!” tambahnya dengan semangat. Meskipun belum bisa dipastikan kapan waktu penyelesaian 100% kegiatan kerja bakti ini, terutama untuk bagian penggalian kolam yang membutuhkan beberapa kali repetisi, Pengasuh memberikan durasi kegiatan akan selesai sekitar pukul 11.00 siang. “Untuk awal mungkin kendalanya di peralatan yang kurang lengkap, khususnya cangkul,” ungkap Sukma Purnama, koordinator sub bagian penggalian kolam. “Seandainya kegiatan penggalian ini rutin, maka pihak Pondok diharapkan bisa menyiapkan cangkul lebih memadai lagi. Kemudian juga mengatasi kekurangan sarana transportasi, karena material yang akan diangkut cukup banyak.” Dengan semangat yang membara, para santri Tunas Ilmu membuktikan bahwa mereka tidak hanya pandai mengaji, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Semoga semangat gotong royong ini terus berkobar dan menginspirasi banyak orang. Untuk melibatkan seluruh santri dalam kegiatan ini, SANTUN telah melakukan berbagai upaya. Selain membagi tugas secara merata, SANTUN juga menciptakan suasana yang menyenangkan dan penuh semangat. Dengan demikian, para santri merasa senang dan antusias dalam mengikuti kegiatan kerja bakti. Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A., selaku Pengasuh Pondok Pesantren, mengungkapkan bahwa kegiatan kerja bakti ini memiliki beberapa tujuan penting. “Pertama, kami ingin membiasakan santri untuk bekerja keras dan bertanggung jawab. Kedua, kami ingin menanamkan rasa kepedulian terhadap lingkungan. Ketiga, kami ingin membangun semangat gotong royong dan kepedulian terhadap Pondok,” ujar beliau. Beliau juga berharap agar kegiatan ini dapat membentuk karakter santri yang tangguh dan peduli terhadap lingkungan. “Semoga semangat gotong royong ini terus terjaga, bahkan setelah mereka lulus dari Pondok”, harapnya. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan dampak positif bagi para santri. “Kegiatan yang dibebankan oleh Ustadz Abdullah Zaen benar-benar memberi pengaruh, terutama bagi para pemuda untuk kembali ke back to nature. Jadi kita bisa mengenal alam dengan lebih dalam,” ungkap salah satu santri. Kegiatan kerja bakti ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang yang positif, baik bagi santri maupun Pesantren secara keseluruhan. Beberapa dampak yang diharapkan antara lain: • Peningkatan Keterampilan dan Pengetahuan Praktis Santri: Melalui kegiatan kerja bakti, santri dapat belajar berbagai keterampilan praktis seperti meratakan lahan, memperbaiki kesuburan tanah, memanfaatkan sampah organik dan memelihara lingkungan. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi mereka di masa depan. • Pengembangan Nilai Kewirausahaan: Kolam baru yang telah dibuat dapat dimanfaatkan untuk budidaya ikan atau tanaman air. Hal ini dapat membuka peluang bagi santri untuk mengembangkan jiwa kewirausahaannya. • Meningkatkan Ketahanan Pangan: Dengan adanya kolam ikan dan tanaman yang subur, Pondok Pesantren dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan. • Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Pondok: Hasil dari budidaya ikan atau tanaman air dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi Pondok. Reporter: Septian Dwi Cahyo No comments yet Leave a Reply Cancel reply Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment. Post navigation KAPOLRES PURBALINGGA SOSIALISASIKAN KAMTIBMAS DI TUNAS ILMUPuskesmas Kalimanah Gelar Penyuluhan TBC Di Ponpes Tunas Ilmu SearchSearchRecent PostsKhutbah Jum’at: PUASA HP Penerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M – Gelombang 2 Pengumuman Kelulusan Calon Santri Baru – Angkatan 15 Gel. 1 Buku 14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 216 – Doa Masuk Masjid Bagian-1 Recent CommentsNo comments to show.Archives March 2025 January 2025 December 2024 November 2024 October 2024 September 2024 March 2024 January 2024 November 2022 October 2022 August 2022 July 2022 June 2022 May 2022 April 2022 March 2022 February 2022 January 2022 December 2021 July 2021 June 2021 April 2021 March 2021 December 2020 October 2020 August 2020 June 2020 May 2020 April 2020 March 2020 January 2020 December 2019 November 2019 October 2019 September 2019 August 2019 July 2019 June 2019 May 2019 April 2019 March 2019 February 2019 January 2019 December 2018 November 2018 October 2018 September 2018 August 2018 May 2018 April 2018 March 2018 February 2018 January 2018 December 2017 November 2017 October 2017 September 2017 August 2017 June 2017 November 2016 September 2016 July 2016 April 2016 January 2016 December 2015 October 2015 August 2015 July 2015 June 2015 May 2015 April 2015 March 2015 February 2015 January 2015 December 2014 November 2014 October 2014 December 2013 November 2013 September 2013 August 2013 July 2013 June 2013 May 2013 April 2013 March 2013 February 2013 January 2013 August 2012 July 2012 June 2011 CategoriesNo categories


Memupuk Jiwa Sosial Santri Posted on November 13, 2024December 30, 2024by Purbalingga – Kamis, 07 November 2024, menjadi hari yang istimewa bagi seluruh santri Pondok Pesantren Tunas Ilmu. Dengan semangat juang yang tinggi, mereka bahu-membahu dalam kegiatan kerja bakti untuk memperindah saung baru Pesantren. Kegiatan ini tidak hanya sekadar gotong royong membersihkan lingkungan, tetapi juga menjadi ajang untuk mendalami nilai-nilai keagamaan dan membangun karakter generasi muda. Kerja bakti ini memiliki tujuan mulia, yaitu untuk menumbuhkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial di kalangan santri. Dalam Islam, bekerja sama dalam kebaikan merupakan ibadah yang sangat dianjurkan. Dengan ikut serta dalam kegiatan ini, para santri tidak hanya belajar tentang kebersihan lingkungan, tetapi juga memperdalam nilai-nilai keagamaan seperti disiplin, tanggung jawab dan kerja sama. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami. Selain bisa menjaga kebersihan lingkungan Pesantren, kami juga belajar tentang pentingnya gotong royong dan kerja sama,” ungkap Kholil Abdul Hafidz, Ketua SANTUN (Santri Tunas Ilmu). Selama pelaksanaan kerja bakti, para santri menghadapi beberapa kendala, seperti kurangnya peralatan, terutama cangkul. Hal ini menyebabkan proses penggalian tanah untuk kolam menjadi lebih lama. Selain itu, transportasi untuk mengangkut material juga menjadi tantangan tersendiri. Terdapat tiga titik utama dalam kegiatan kerja bakti kali ini. Sepuluh santri tangguh berjibaku menggali tanah untuk perataan tanah area kolam di depan saung baru. Sementara itu, 38 santri lainnya sibuk memindahkan daun-daun kering di pot-pot tanaman masjid. Sisanya, sebanyak 4 santri, bertugas menggali limbah biopori yang tertampung di ratusan lubang biopori masjid dan pondok. “Nantinya, depan saung baru ini akan dibuat kolam ikan,” ungkap Kholil Abdul Hafidz, ketua SANTUN. “Posisi tanah depan saung levelnya masih lebih tinggi dibanding saluran irigasi. Maka dari itu, kita akan melakukan penggalian supaya airnya mudah mengalir. Hukum gravitasi!” tambahnya dengan semangat. Meskipun belum bisa dipastikan kapan waktu penyelesaian 100% kegiatan kerja bakti ini, terutama untuk bagian penggalian kolam yang membutuhkan beberapa kali repetisi, Pengasuh memberikan durasi kegiatan akan selesai sekitar pukul 11.00 siang. “Untuk awal mungkin kendalanya di peralatan yang kurang lengkap, khususnya cangkul,” ungkap Sukma Purnama, koordinator sub bagian penggalian kolam. “Seandainya kegiatan penggalian ini rutin, maka pihak Pondok diharapkan bisa menyiapkan cangkul lebih memadai lagi. Kemudian juga mengatasi kekurangan sarana transportasi, karena material yang akan diangkut cukup banyak.” Dengan semangat yang membara, para santri Tunas Ilmu membuktikan bahwa mereka tidak hanya pandai mengaji, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Semoga semangat gotong royong ini terus berkobar dan menginspirasi banyak orang. Untuk melibatkan seluruh santri dalam kegiatan ini, SANTUN telah melakukan berbagai upaya. Selain membagi tugas secara merata, SANTUN juga menciptakan suasana yang menyenangkan dan penuh semangat. Dengan demikian, para santri merasa senang dan antusias dalam mengikuti kegiatan kerja bakti. Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A., selaku Pengasuh Pondok Pesantren, mengungkapkan bahwa kegiatan kerja bakti ini memiliki beberapa tujuan penting. “Pertama, kami ingin membiasakan santri untuk bekerja keras dan bertanggung jawab. Kedua, kami ingin menanamkan rasa kepedulian terhadap lingkungan. Ketiga, kami ingin membangun semangat gotong royong dan kepedulian terhadap Pondok,” ujar beliau. Beliau juga berharap agar kegiatan ini dapat membentuk karakter santri yang tangguh dan peduli terhadap lingkungan. “Semoga semangat gotong royong ini terus terjaga, bahkan setelah mereka lulus dari Pondok”, harapnya. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan dampak positif bagi para santri. “Kegiatan yang dibebankan oleh Ustadz Abdullah Zaen benar-benar memberi pengaruh, terutama bagi para pemuda untuk kembali ke back to nature. Jadi kita bisa mengenal alam dengan lebih dalam,” ungkap salah satu santri. Kegiatan kerja bakti ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang yang positif, baik bagi santri maupun Pesantren secara keseluruhan. Beberapa dampak yang diharapkan antara lain: • Peningkatan Keterampilan dan Pengetahuan Praktis Santri: Melalui kegiatan kerja bakti, santri dapat belajar berbagai keterampilan praktis seperti meratakan lahan, memperbaiki kesuburan tanah, memanfaatkan sampah organik dan memelihara lingkungan. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi mereka di masa depan. • Pengembangan Nilai Kewirausahaan: Kolam baru yang telah dibuat dapat dimanfaatkan untuk budidaya ikan atau tanaman air. Hal ini dapat membuka peluang bagi santri untuk mengembangkan jiwa kewirausahaannya. • Meningkatkan Ketahanan Pangan: Dengan adanya kolam ikan dan tanaman yang subur, Pondok Pesantren dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan. • Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Pondok: Hasil dari budidaya ikan atau tanaman air dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi Pondok. Reporter: Septian Dwi Cahyo No comments yet Leave a Reply Cancel reply Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment. Post navigation KAPOLRES PURBALINGGA SOSIALISASIKAN KAMTIBMAS DI TUNAS ILMUPuskesmas Kalimanah Gelar Penyuluhan TBC Di Ponpes Tunas Ilmu SearchSearchRecent PostsKhutbah Jum’at: PUASA HP Penerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M – Gelombang 2 Pengumuman Kelulusan Calon Santri Baru – Angkatan 15 Gel. 1 Buku 14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 216 – Doa Masuk Masjid Bagian-1 Recent CommentsNo comments to show.Archives March 2025 January 2025 December 2024 November 2024 October 2024 September 2024 March 2024 January 2024 November 2022 October 2022 August 2022 July 2022 June 2022 May 2022 April 2022 March 2022 February 2022 January 2022 December 2021 July 2021 June 2021 April 2021 March 2021 December 2020 October 2020 August 2020 June 2020 May 2020 April 2020 March 2020 January 2020 December 2019 November 2019 October 2019 September 2019 August 2019 July 2019 June 2019 May 2019 April 2019 March 2019 February 2019 January 2019 December 2018 November 2018 October 2018 September 2018 August 2018 May 2018 April 2018 March 2018 February 2018 January 2018 December 2017 November 2017 October 2017 September 2017 August 2017 June 2017 November 2016 September 2016 July 2016 April 2016 January 2016 December 2015 October 2015 August 2015 July 2015 June 2015 May 2015 April 2015 March 2015 February 2015 January 2015 December 2014 November 2014 October 2014 December 2013 November 2013 September 2013 August 2013 July 2013 June 2013 May 2013 April 2013 March 2013 February 2013 January 2013 August 2012 July 2012 June 2011 CategoriesNo categories

Puskesmas Kalimanah Gelar Penyuluhan TBC Di Ponpes Tunas Ilmu

Puskesmas Kalimanah Gelar Penyuluhan TBC Di Ponpes Tunas Ilmu Posted on November 13, 2024December 30, 2024by Purbalingga, 08 November 2024 – Upaya meningkatkan deteksi dini Tuberkulosis (TBC) terus dilakukan. Salah satunya melalui kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan dahak yang diselenggarakan oleh UPTD Puskesmas Kalimanah di Pondok Pesantren Tunas Ilmu, Jumat (08/11). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang TBC di kalangan santri serta memperkuat peran pesantren dalam mendukung kesehatan masyarakat. Pemilihan Pondok Pesantren Tunas Ilmu sebagai lokasi penyuluhan bukan tanpa alasan. Menurut Prabat Rahardian, A.Md., Kep, sub bidang UGD di UPTD Puskesmas Kalimanah, “Penyuluhan TBC bersifat wajib untuk warga Kecamatan Kalimanah, terutama lembaga yang banyak berkumpul orang seperti pondok pesantren. Dengan demikian, kita ingin meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan kewaspadaan terhadap TBC di kalangan santri dan masyarakat pesantren.” Sri Pamuji Rahayu, AMK, sub bagian program TB dan Kusta UPTD Puskesmas Kalimanah menjelaskan bahwa pondok pesantren baru menjadi sasaran skrining TBC pada tahun ini. “Walaupun sebelumnya pernah dilakukan, namun kegiatan serupa sudah lama tidak dilaksanakan,” ujarnya. Meskipun penting, pelaksanaan penyuluhan TBC di lingkungan pondok pesantren tidak selalu mudah. Prabat Rahardian mengungkapkan, “Salah satu tantangan terbesar adalah koordinasi dengan pihak pondok pesantren. Ada kalanya mereka ragu untuk melakukan skrining karena khawatir akan masalah privasi jika ada santri yang terdiagnosis positif TBC.” Untuk mengatasi hal ini, UPTD Puskesmas Kalimanah berupaya menjaga kerahasiaan data peserta. “Kami selalu memastikan bahwa data-data peserta tetap aman dan tidak disebarluaskan,” tegas Prabat. Penyuluhan yang dilaksanakan di gedung olahraga lantai 3 Pondok Pesantren Tunas Ilmu berlangsung dengan antusiasme yang cukup tinggi dari para santri. Materi yang disampaikan mencakup berbagai aspek penting terkait TBC, antara lain: Pengertian TBC, Penularan TBC, Gejala TBC, Pemeriksaan TBC, Pengobatan TBC, serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Sebagai bagian dari upaya deteksi dini TBC, dilakukan pemeriksaan sampel dahak kepada 52 santri dan beberapa musyrif pengabdian. Menurut Sri Pamuji Rahayu, “Pemeriksaan sampel dahak secara massal merupakan langkah strategis dalam penanggulangan TBC. Tujuannya tidak hanya untuk mendeteksi kasus TBC secara dini, tetapi juga untuk mencegah penyebaran penyakit, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan memastikan pengobatan yang efektif bagi mereka yang terinfeksi.” Proses pemeriksaan sampel dahak dilakukan dengan prosedur yang tepat. “Sampel dahak akan kami kirim ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan teknik mikroskopis atau kultur bakteri,” jelas Sri Pamuji. Hasil pemeriksaan akan menjadi dasar untuk menentukan langkah selanjutnya. Prabat Rahardian, mengungkapkan harapannya setelah pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini. “Tentunya, kegiatan ini adalah bagian dari upaya kami untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Kecamatan Kalimanah, agar mereka lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain,” ujarnya. Terkait rencana tindak lanjut, Prabat menjelaskan bahwa puskesmas akan terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat. “Kami akan melakukan tindak lanjut, seperti pemeriksaan berkala dan program kesehatan lainnya, untuk memastikan masyarakat tetap aware dengan kondisi kesehatan mereka,” tambahnya. Lebih lanjut, Sri Pamuji Rahayu, menjelaskan beberapa upaya yang akan dilakukan puskesmas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya kalangan pelajar dan santri, tentang pentingnya deteksi dini TBC. “Kami akan terus melakukan edukasi dan penyuluhan secara langsung, memperkuat program pemeriksaan dan skrining, serta meningkatkan akses masyarakat ke layanan kesehatan,” ujarnya. Fauzan Rifai, seorang santri kelas 2, mengungkapkan bahwa sebelum mengikuti penyuluhan, ia sudah memiliki sedikit pengetahuan tentang TBC. “Saya pernah mendengar tentang TBC karena ada tetangga saya yang juga terkena penyakit itu,” ujarnya. Salah seorang santri kelas satu, saat ditanya dalam bahasa Arab, apakah penyuluhan ini membuatnya lebih peduli dengan kesehatan diri sendiri dan teman-teman, menjawab dengan tegas, “Tentu saja!” Kerja sama antara pondok pesantren dan puskesmas memiliki peran yang sangat krusial dalam menjaga kesehatan santri. Septian Dwi Cahyo, perwakilan dari Pondok Pesantren Tunas Ilmu, mengungkapkan, “Kerja sama ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan kesehatan santri, baik dari segi fisik maupun mental. Dengan adanya kolaborasi yang erat, kami dapat memastikan bahwa santri mendapatkan akses ke layanan kesehatan yang memadai, serta mendapat pendidikan dan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan.” Reporter: Septian Dwi Cahyo Post navigation Memupuk Jiwa Sosial SantriPenerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M SearchSearchRecent PostsKhutbah Jum’at: PUASA HP Penerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M – Gelombang 2 Pengumuman Kelulusan Calon Santri Baru – Angkatan 15 Gel. 1 Buku 14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 216 – Doa Masuk Masjid Bagian-1 Recent CommentsNo comments to show.Archives March 2025 January 2025 December 2024 November 2024 October 2024 September 2024 March 2024 January 2024 November 2022 October 2022 August 2022 July 2022 June 2022 May 2022 April 2022 March 2022 February 2022 January 2022 December 2021 July 2021 June 2021 April 2021 March 2021 December 2020 October 2020 August 2020 June 2020 May 2020 April 2020 March 2020 January 2020 December 2019 November 2019 October 2019 September 2019 August 2019 July 2019 June 2019 May 2019 April 2019 March 2019 February 2019 January 2019 December 2018 November 2018 October 2018 September 2018 August 2018 May 2018 April 2018 March 2018 February 2018 January 2018 December 2017 November 2017 October 2017 September 2017 August 2017 June 2017 November 2016 September 2016 July 2016 April 2016 January 2016 December 2015 October 2015 August 2015 July 2015 June 2015 May 2015 April 2015 March 2015 February 2015 January 2015 December 2014 November 2014 October 2014 December 2013 November 2013 September 2013 August 2013 July 2013 June 2013 May 2013 April 2013 March 2013 February 2013 January 2013 August 2012 July 2012 June 2011 CategoriesNo categories

Puskesmas Kalimanah Gelar Penyuluhan TBC Di Ponpes Tunas Ilmu

Puskesmas Kalimanah Gelar Penyuluhan TBC Di Ponpes Tunas Ilmu Posted on November 13, 2024December 30, 2024by Purbalingga, 08 November 2024 – Upaya meningkatkan deteksi dini Tuberkulosis (TBC) terus dilakukan. Salah satunya melalui kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan dahak yang diselenggarakan oleh UPTD Puskesmas Kalimanah di Pondok Pesantren Tunas Ilmu, Jumat (08/11). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang TBC di kalangan santri serta memperkuat peran pesantren dalam mendukung kesehatan masyarakat. Pemilihan Pondok Pesantren Tunas Ilmu sebagai lokasi penyuluhan bukan tanpa alasan. Menurut Prabat Rahardian, A.Md., Kep, sub bidang UGD di UPTD Puskesmas Kalimanah, “Penyuluhan TBC bersifat wajib untuk warga Kecamatan Kalimanah, terutama lembaga yang banyak berkumpul orang seperti pondok pesantren. Dengan demikian, kita ingin meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan kewaspadaan terhadap TBC di kalangan santri dan masyarakat pesantren.” Sri Pamuji Rahayu, AMK, sub bagian program TB dan Kusta UPTD Puskesmas Kalimanah menjelaskan bahwa pondok pesantren baru menjadi sasaran skrining TBC pada tahun ini. “Walaupun sebelumnya pernah dilakukan, namun kegiatan serupa sudah lama tidak dilaksanakan,” ujarnya. Meskipun penting, pelaksanaan penyuluhan TBC di lingkungan pondok pesantren tidak selalu mudah. Prabat Rahardian mengungkapkan, “Salah satu tantangan terbesar adalah koordinasi dengan pihak pondok pesantren. Ada kalanya mereka ragu untuk melakukan skrining karena khawatir akan masalah privasi jika ada santri yang terdiagnosis positif TBC.” Untuk mengatasi hal ini, UPTD Puskesmas Kalimanah berupaya menjaga kerahasiaan data peserta. “Kami selalu memastikan bahwa data-data peserta tetap aman dan tidak disebarluaskan,” tegas Prabat. Penyuluhan yang dilaksanakan di gedung olahraga lantai 3 Pondok Pesantren Tunas Ilmu berlangsung dengan antusiasme yang cukup tinggi dari para santri. Materi yang disampaikan mencakup berbagai aspek penting terkait TBC, antara lain: Pengertian TBC, Penularan TBC, Gejala TBC, Pemeriksaan TBC, Pengobatan TBC, serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Sebagai bagian dari upaya deteksi dini TBC, dilakukan pemeriksaan sampel dahak kepada 52 santri dan beberapa musyrif pengabdian. Menurut Sri Pamuji Rahayu, “Pemeriksaan sampel dahak secara massal merupakan langkah strategis dalam penanggulangan TBC. Tujuannya tidak hanya untuk mendeteksi kasus TBC secara dini, tetapi juga untuk mencegah penyebaran penyakit, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan memastikan pengobatan yang efektif bagi mereka yang terinfeksi.” Proses pemeriksaan sampel dahak dilakukan dengan prosedur yang tepat. “Sampel dahak akan kami kirim ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan teknik mikroskopis atau kultur bakteri,” jelas Sri Pamuji. Hasil pemeriksaan akan menjadi dasar untuk menentukan langkah selanjutnya. Prabat Rahardian, mengungkapkan harapannya setelah pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini. “Tentunya, kegiatan ini adalah bagian dari upaya kami untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Kecamatan Kalimanah, agar mereka lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain,” ujarnya. Terkait rencana tindak lanjut, Prabat menjelaskan bahwa puskesmas akan terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat. “Kami akan melakukan tindak lanjut, seperti pemeriksaan berkala dan program kesehatan lainnya, untuk memastikan masyarakat tetap aware dengan kondisi kesehatan mereka,” tambahnya. Lebih lanjut, Sri Pamuji Rahayu, menjelaskan beberapa upaya yang akan dilakukan puskesmas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya kalangan pelajar dan santri, tentang pentingnya deteksi dini TBC. “Kami akan terus melakukan edukasi dan penyuluhan secara langsung, memperkuat program pemeriksaan dan skrining, serta meningkatkan akses masyarakat ke layanan kesehatan,” ujarnya. Fauzan Rifai, seorang santri kelas 2, mengungkapkan bahwa sebelum mengikuti penyuluhan, ia sudah memiliki sedikit pengetahuan tentang TBC. “Saya pernah mendengar tentang TBC karena ada tetangga saya yang juga terkena penyakit itu,” ujarnya. Salah seorang santri kelas satu, saat ditanya dalam bahasa Arab, apakah penyuluhan ini membuatnya lebih peduli dengan kesehatan diri sendiri dan teman-teman, menjawab dengan tegas, “Tentu saja!” Kerja sama antara pondok pesantren dan puskesmas memiliki peran yang sangat krusial dalam menjaga kesehatan santri. Septian Dwi Cahyo, perwakilan dari Pondok Pesantren Tunas Ilmu, mengungkapkan, “Kerja sama ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan kesehatan santri, baik dari segi fisik maupun mental. Dengan adanya kolaborasi yang erat, kami dapat memastikan bahwa santri mendapatkan akses ke layanan kesehatan yang memadai, serta mendapat pendidikan dan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan.” Reporter: Septian Dwi Cahyo Post navigation Memupuk Jiwa Sosial SantriPenerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M SearchSearchRecent PostsKhutbah Jum’at: PUASA HP Penerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M – Gelombang 2 Pengumuman Kelulusan Calon Santri Baru – Angkatan 15 Gel. 1 Buku 14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 216 – Doa Masuk Masjid Bagian-1 Recent CommentsNo comments to show.Archives March 2025 January 2025 December 2024 November 2024 October 2024 September 2024 March 2024 January 2024 November 2022 October 2022 August 2022 July 2022 June 2022 May 2022 April 2022 March 2022 February 2022 January 2022 December 2021 July 2021 June 2021 April 2021 March 2021 December 2020 October 2020 August 2020 June 2020 May 2020 April 2020 March 2020 January 2020 December 2019 November 2019 October 2019 September 2019 August 2019 July 2019 June 2019 May 2019 April 2019 March 2019 February 2019 January 2019 December 2018 November 2018 October 2018 September 2018 August 2018 May 2018 April 2018 March 2018 February 2018 January 2018 December 2017 November 2017 October 2017 September 2017 August 2017 June 2017 November 2016 September 2016 July 2016 April 2016 January 2016 December 2015 October 2015 August 2015 July 2015 June 2015 May 2015 April 2015 March 2015 February 2015 January 2015 December 2014 November 2014 October 2014 December 2013 November 2013 September 2013 August 2013 July 2013 June 2013 May 2013 April 2013 March 2013 February 2013 January 2013 August 2012 July 2012 June 2011 CategoriesNo categories
Puskesmas Kalimanah Gelar Penyuluhan TBC Di Ponpes Tunas Ilmu Posted on November 13, 2024December 30, 2024by Purbalingga, 08 November 2024 – Upaya meningkatkan deteksi dini Tuberkulosis (TBC) terus dilakukan. Salah satunya melalui kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan dahak yang diselenggarakan oleh UPTD Puskesmas Kalimanah di Pondok Pesantren Tunas Ilmu, Jumat (08/11). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang TBC di kalangan santri serta memperkuat peran pesantren dalam mendukung kesehatan masyarakat. Pemilihan Pondok Pesantren Tunas Ilmu sebagai lokasi penyuluhan bukan tanpa alasan. Menurut Prabat Rahardian, A.Md., Kep, sub bidang UGD di UPTD Puskesmas Kalimanah, “Penyuluhan TBC bersifat wajib untuk warga Kecamatan Kalimanah, terutama lembaga yang banyak berkumpul orang seperti pondok pesantren. Dengan demikian, kita ingin meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan kewaspadaan terhadap TBC di kalangan santri dan masyarakat pesantren.” Sri Pamuji Rahayu, AMK, sub bagian program TB dan Kusta UPTD Puskesmas Kalimanah menjelaskan bahwa pondok pesantren baru menjadi sasaran skrining TBC pada tahun ini. “Walaupun sebelumnya pernah dilakukan, namun kegiatan serupa sudah lama tidak dilaksanakan,” ujarnya. Meskipun penting, pelaksanaan penyuluhan TBC di lingkungan pondok pesantren tidak selalu mudah. Prabat Rahardian mengungkapkan, “Salah satu tantangan terbesar adalah koordinasi dengan pihak pondok pesantren. Ada kalanya mereka ragu untuk melakukan skrining karena khawatir akan masalah privasi jika ada santri yang terdiagnosis positif TBC.” Untuk mengatasi hal ini, UPTD Puskesmas Kalimanah berupaya menjaga kerahasiaan data peserta. “Kami selalu memastikan bahwa data-data peserta tetap aman dan tidak disebarluaskan,” tegas Prabat. Penyuluhan yang dilaksanakan di gedung olahraga lantai 3 Pondok Pesantren Tunas Ilmu berlangsung dengan antusiasme yang cukup tinggi dari para santri. Materi yang disampaikan mencakup berbagai aspek penting terkait TBC, antara lain: Pengertian TBC, Penularan TBC, Gejala TBC, Pemeriksaan TBC, Pengobatan TBC, serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Sebagai bagian dari upaya deteksi dini TBC, dilakukan pemeriksaan sampel dahak kepada 52 santri dan beberapa musyrif pengabdian. Menurut Sri Pamuji Rahayu, “Pemeriksaan sampel dahak secara massal merupakan langkah strategis dalam penanggulangan TBC. Tujuannya tidak hanya untuk mendeteksi kasus TBC secara dini, tetapi juga untuk mencegah penyebaran penyakit, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan memastikan pengobatan yang efektif bagi mereka yang terinfeksi.” Proses pemeriksaan sampel dahak dilakukan dengan prosedur yang tepat. “Sampel dahak akan kami kirim ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan teknik mikroskopis atau kultur bakteri,” jelas Sri Pamuji. Hasil pemeriksaan akan menjadi dasar untuk menentukan langkah selanjutnya. Prabat Rahardian, mengungkapkan harapannya setelah pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini. “Tentunya, kegiatan ini adalah bagian dari upaya kami untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Kecamatan Kalimanah, agar mereka lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain,” ujarnya. Terkait rencana tindak lanjut, Prabat menjelaskan bahwa puskesmas akan terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat. “Kami akan melakukan tindak lanjut, seperti pemeriksaan berkala dan program kesehatan lainnya, untuk memastikan masyarakat tetap aware dengan kondisi kesehatan mereka,” tambahnya. Lebih lanjut, Sri Pamuji Rahayu, menjelaskan beberapa upaya yang akan dilakukan puskesmas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya kalangan pelajar dan santri, tentang pentingnya deteksi dini TBC. “Kami akan terus melakukan edukasi dan penyuluhan secara langsung, memperkuat program pemeriksaan dan skrining, serta meningkatkan akses masyarakat ke layanan kesehatan,” ujarnya. Fauzan Rifai, seorang santri kelas 2, mengungkapkan bahwa sebelum mengikuti penyuluhan, ia sudah memiliki sedikit pengetahuan tentang TBC. “Saya pernah mendengar tentang TBC karena ada tetangga saya yang juga terkena penyakit itu,” ujarnya. Salah seorang santri kelas satu, saat ditanya dalam bahasa Arab, apakah penyuluhan ini membuatnya lebih peduli dengan kesehatan diri sendiri dan teman-teman, menjawab dengan tegas, “Tentu saja!” Kerja sama antara pondok pesantren dan puskesmas memiliki peran yang sangat krusial dalam menjaga kesehatan santri. Septian Dwi Cahyo, perwakilan dari Pondok Pesantren Tunas Ilmu, mengungkapkan, “Kerja sama ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan kesehatan santri, baik dari segi fisik maupun mental. Dengan adanya kolaborasi yang erat, kami dapat memastikan bahwa santri mendapatkan akses ke layanan kesehatan yang memadai, serta mendapat pendidikan dan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan.” Reporter: Septian Dwi Cahyo Post navigation Memupuk Jiwa Sosial SantriPenerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M SearchSearchRecent PostsKhutbah Jum’at: PUASA HP Penerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M – Gelombang 2 Pengumuman Kelulusan Calon Santri Baru – Angkatan 15 Gel. 1 Buku 14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 216 – Doa Masuk Masjid Bagian-1 Recent CommentsNo comments to show.Archives March 2025 January 2025 December 2024 November 2024 October 2024 September 2024 March 2024 January 2024 November 2022 October 2022 August 2022 July 2022 June 2022 May 2022 April 2022 March 2022 February 2022 January 2022 December 2021 July 2021 June 2021 April 2021 March 2021 December 2020 October 2020 August 2020 June 2020 May 2020 April 2020 March 2020 January 2020 December 2019 November 2019 October 2019 September 2019 August 2019 July 2019 June 2019 May 2019 April 2019 March 2019 February 2019 January 2019 December 2018 November 2018 October 2018 September 2018 August 2018 May 2018 April 2018 March 2018 February 2018 January 2018 December 2017 November 2017 October 2017 September 2017 August 2017 June 2017 November 2016 September 2016 July 2016 April 2016 January 2016 December 2015 October 2015 August 2015 July 2015 June 2015 May 2015 April 2015 March 2015 February 2015 January 2015 December 2014 November 2014 October 2014 December 2013 November 2013 September 2013 August 2013 July 2013 June 2013 May 2013 April 2013 March 2013 February 2013 January 2013 August 2012 July 2012 June 2011 CategoriesNo categories


Puskesmas Kalimanah Gelar Penyuluhan TBC Di Ponpes Tunas Ilmu Posted on November 13, 2024December 30, 2024by Purbalingga, 08 November 2024 – Upaya meningkatkan deteksi dini Tuberkulosis (TBC) terus dilakukan. Salah satunya melalui kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan dahak yang diselenggarakan oleh UPTD Puskesmas Kalimanah di Pondok Pesantren Tunas Ilmu, Jumat (08/11). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang TBC di kalangan santri serta memperkuat peran pesantren dalam mendukung kesehatan masyarakat. Pemilihan Pondok Pesantren Tunas Ilmu sebagai lokasi penyuluhan bukan tanpa alasan. Menurut Prabat Rahardian, A.Md., Kep, sub bidang UGD di UPTD Puskesmas Kalimanah, “Penyuluhan TBC bersifat wajib untuk warga Kecamatan Kalimanah, terutama lembaga yang banyak berkumpul orang seperti pondok pesantren. Dengan demikian, kita ingin meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan kewaspadaan terhadap TBC di kalangan santri dan masyarakat pesantren.” Sri Pamuji Rahayu, AMK, sub bagian program TB dan Kusta UPTD Puskesmas Kalimanah menjelaskan bahwa pondok pesantren baru menjadi sasaran skrining TBC pada tahun ini. “Walaupun sebelumnya pernah dilakukan, namun kegiatan serupa sudah lama tidak dilaksanakan,” ujarnya. Meskipun penting, pelaksanaan penyuluhan TBC di lingkungan pondok pesantren tidak selalu mudah. Prabat Rahardian mengungkapkan, “Salah satu tantangan terbesar adalah koordinasi dengan pihak pondok pesantren. Ada kalanya mereka ragu untuk melakukan skrining karena khawatir akan masalah privasi jika ada santri yang terdiagnosis positif TBC.” Untuk mengatasi hal ini, UPTD Puskesmas Kalimanah berupaya menjaga kerahasiaan data peserta. “Kami selalu memastikan bahwa data-data peserta tetap aman dan tidak disebarluaskan,” tegas Prabat. Penyuluhan yang dilaksanakan di gedung olahraga lantai 3 Pondok Pesantren Tunas Ilmu berlangsung dengan antusiasme yang cukup tinggi dari para santri. Materi yang disampaikan mencakup berbagai aspek penting terkait TBC, antara lain: Pengertian TBC, Penularan TBC, Gejala TBC, Pemeriksaan TBC, Pengobatan TBC, serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Sebagai bagian dari upaya deteksi dini TBC, dilakukan pemeriksaan sampel dahak kepada 52 santri dan beberapa musyrif pengabdian. Menurut Sri Pamuji Rahayu, “Pemeriksaan sampel dahak secara massal merupakan langkah strategis dalam penanggulangan TBC. Tujuannya tidak hanya untuk mendeteksi kasus TBC secara dini, tetapi juga untuk mencegah penyebaran penyakit, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan memastikan pengobatan yang efektif bagi mereka yang terinfeksi.” Proses pemeriksaan sampel dahak dilakukan dengan prosedur yang tepat. “Sampel dahak akan kami kirim ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan teknik mikroskopis atau kultur bakteri,” jelas Sri Pamuji. Hasil pemeriksaan akan menjadi dasar untuk menentukan langkah selanjutnya. Prabat Rahardian, mengungkapkan harapannya setelah pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini. “Tentunya, kegiatan ini adalah bagian dari upaya kami untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Kecamatan Kalimanah, agar mereka lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain,” ujarnya. Terkait rencana tindak lanjut, Prabat menjelaskan bahwa puskesmas akan terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat. “Kami akan melakukan tindak lanjut, seperti pemeriksaan berkala dan program kesehatan lainnya, untuk memastikan masyarakat tetap aware dengan kondisi kesehatan mereka,” tambahnya. Lebih lanjut, Sri Pamuji Rahayu, menjelaskan beberapa upaya yang akan dilakukan puskesmas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya kalangan pelajar dan santri, tentang pentingnya deteksi dini TBC. “Kami akan terus melakukan edukasi dan penyuluhan secara langsung, memperkuat program pemeriksaan dan skrining, serta meningkatkan akses masyarakat ke layanan kesehatan,” ujarnya. Fauzan Rifai, seorang santri kelas 2, mengungkapkan bahwa sebelum mengikuti penyuluhan, ia sudah memiliki sedikit pengetahuan tentang TBC. “Saya pernah mendengar tentang TBC karena ada tetangga saya yang juga terkena penyakit itu,” ujarnya. Salah seorang santri kelas satu, saat ditanya dalam bahasa Arab, apakah penyuluhan ini membuatnya lebih peduli dengan kesehatan diri sendiri dan teman-teman, menjawab dengan tegas, “Tentu saja!” Kerja sama antara pondok pesantren dan puskesmas memiliki peran yang sangat krusial dalam menjaga kesehatan santri. Septian Dwi Cahyo, perwakilan dari Pondok Pesantren Tunas Ilmu, mengungkapkan, “Kerja sama ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan kesehatan santri, baik dari segi fisik maupun mental. Dengan adanya kolaborasi yang erat, kami dapat memastikan bahwa santri mendapatkan akses ke layanan kesehatan yang memadai, serta mendapat pendidikan dan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan.” Reporter: Septian Dwi Cahyo Post navigation Memupuk Jiwa Sosial SantriPenerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M SearchSearchRecent PostsKhutbah Jum’at: PUASA HP Penerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M – Gelombang 2 Pengumuman Kelulusan Calon Santri Baru – Angkatan 15 Gel. 1 Buku 14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 216 – Doa Masuk Masjid Bagian-1 Recent CommentsNo comments to show.Archives March 2025 January 2025 December 2024 November 2024 October 2024 September 2024 March 2024 January 2024 November 2022 October 2022 August 2022 July 2022 June 2022 May 2022 April 2022 March 2022 February 2022 January 2022 December 2021 July 2021 June 2021 April 2021 March 2021 December 2020 October 2020 August 2020 June 2020 May 2020 April 2020 March 2020 January 2020 December 2019 November 2019 October 2019 September 2019 August 2019 July 2019 June 2019 May 2019 April 2019 March 2019 February 2019 January 2019 December 2018 November 2018 October 2018 September 2018 August 2018 May 2018 April 2018 March 2018 February 2018 January 2018 December 2017 November 2017 October 2017 September 2017 August 2017 June 2017 November 2016 September 2016 July 2016 April 2016 January 2016 December 2015 October 2015 August 2015 July 2015 June 2015 May 2015 April 2015 March 2015 February 2015 January 2015 December 2014 November 2014 October 2014 December 2013 November 2013 September 2013 August 2013 July 2013 June 2013 May 2013 April 2013 March 2013 February 2013 January 2013 August 2012 July 2012 June 2011 CategoriesNo categories

KAPOLRES PURBALINGGA SOSIALISASIKAN KAMTIBMAS DI TUNAS ILMU

KAPOLRES PURBALINGGA SOSIALISASIKAN KAMTIBMAS DI TUNAS ILMU Posted on November 13, 2024November 14, 2024by Purbalingga, 12 November 2024 – Dalam suasana khidmat pasca sholat Dzuhur, Kapolres Purbalingga, AKBP Rosyid Hartanto, S.H., S.I., menyambangi Pondok Pesantren Tunas Ilmu Purbalingga, tepatnya di Masjid Manarul Ilmi. Kunjungan istimewa ini disambut hangat oleh pengasuh pondok, Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A. Sosialisasi yang diadakan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para santri, khususnya mereka yang tergabung dalam PKBM Griya Quran Tunas Ilmu, tentang pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Dalam kesempatan tersebut, Kapolres memberikan pesan khusus kepada generasi muda. “Saya berharap para santri terus semangat dalam menuntut ilmu agama. Ilmu agama akan menjadi benteng yang kuat bagi kalian dalam menghadapi berbagai godaan zaman sekarang,” ujar Kapolres. Lebih lanjut, Kapolres juga menyoroti berbagai permasalahan yang kerap dihadapi oleh remaja saat ini, seperti pergaulan bebas, tawuran, penyalahgunaan narkoba, hingga dampak negatif dari game online. Beliau mengingatkan bahaya dari tindakan-tindakan tersebut dan mengajak para santri untuk menjauhinya. Kehadiran Kapolres di tengah-tengah santri bukan hanya sekadar memberikan ceramah, namun juga sebagai bentuk sinergi antara pihak kepolisian dengan pondok pesantren. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para santri dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya, ikut serta dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Acara sosialisasi ini juga dihadiri oleh Wakapolres Kompol Donni Krestanto, Kapolsek Kalimanah AKP Mubarok, dan Kepala Desa Kedungwuluh Bapak Kamda. Kehadiran mereka semakin memperkuat komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. Selain memberikan pesan moral, Kapolres Purbalingga juga memberikan tips praktis mengenai cara menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masjid dan pondok pesantren. “Salah satu cara efektif adalah dengan membentuk komunitas pengajian,” ujar Kapolres. “Dengan aktif dalam kegiatan keagamaan, para santri akan terhindar dari pengaruh negatif pergaulan bebas.” Kapolres menekankan pentingnya sinergi antara pihak kepolisian dan pihak pondok pesantren dalam menjaga kamtibmas. “Ini bukan hanya tugas polisi semata, tetapi juga tanggung jawab bersama,” tegas Kapolres. Para pengasuh, guru, dan asatidz memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pemahaman kepada santri tentang pentingnya menjaga ketertiban. “Para asatidz harus sering memberikan pengajaran tentang kamtibmas dari sudut pandang agama,” imbuhnya. Dalam kesempatan tersebut, Kapolres Purbalingga juga menyoroti tantangan yang semakin kompleks dalam menjaga Kamtibmas, khususnya di kalangan generasi muda. Salah satu tantangan terbesar adalah maraknya penggunaan media sosial. “Media sosial memiliki dampak yang sangat besar dalam kehidupan kita. Namun, jika tidak digunakan dengan bijak, media sosial justru dapat menjadi sumber masalah,” ungkap Kapolres. Beliau mencontohkan kasus-kasus seperti kenakalan remaja, pergaulan bebas, hingga tindak pidana yang berawal dari interaksi di dunia maya. Selain itu, Kapolres juga menyoroti masalah sosial lainnya yang menjadi perhatian, seperti tingginya angka anak yang lahir tanpa ayah dan kasus pernikahan dini. “Ini semua merupakan dampak dari penggunaan media sosial yang tidak sehat,” tegas Kapolres. Kapolres juga memberikan perhatian terhadap beberapa kasus aktual yang sering terjadi di kalangan remaja, seperti tawuran antar pelajar dan peredaran narkoba di kalangan anak di bawah umur. “Permasalahan ini sangat memprihatinkan. Kita harus bertindak cepat untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” imbuhnya. Kapolres berharap agar masjid dapat menjadi pusat kegiatan masyarakat yang positif dan kondusif. “Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan sosial. Dengan demikian, masjid dapat menjadi benteng bagi masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan zaman,” ujarnya. Dedi Purwanto, penyiar radio Insani 88.8 FM yang juga hadir dalam acara tersebut, turut memberikan tanggapannya. “Luar biasa, memberikan vibes positif tatkala datang ke masjid. Tentunya kunjungan ini bagi saya suatu kehormatan untuk warga Pondok Pesantren Tunas Ilmu,” ungkapnya. Pesan yang paling berkesan dari sosialisasi yang disampaikan Kapolres, menurut Dedi, adalah pentingnya ilmu agama. “Ilmu agama sangat penting untuk kita pelajari agar bisa menghindari pergaulan bebas yang sangat masif sekarang ini,” tegasnya. Sebagai bentuk apresiasi atas peran masjid dalam menjaga kamtibmas, Kapolres menyerahkan seperangkat alat sholat dan al-Qur’an kepada Masjid Manarul Ilmi. “Semoga alat sholat ini dapat bermanfaat bagi jamaah,” ucap Kapolres. Selain itu, Polres Purbalingga juga memberikan bantuan berupa beras kepada Pondok Pesantren Tunas Ilmu. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban pondok pesantren dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Reporter: Septian Dwi Cahyo No comments yet Leave a Reply Cancel reply Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment. Post navigation Serial Fiqih Pendidikan Anak No: 201 – Mengajari Dengan MencontohiMemupuk Jiwa Sosial Santri SearchSearchRecent PostsKhutbah Jum’at: PUASA HP Penerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M – Gelombang 2 Pengumuman Kelulusan Calon Santri Baru – Angkatan 15 Gel. 1 Buku 14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 216 – Doa Masuk Masjid Bagian-1 Recent CommentsNo comments to show.Archives March 2025 January 2025 December 2024 November 2024 October 2024 September 2024 March 2024 January 2024 November 2022 October 2022 August 2022 July 2022 June 2022 May 2022 April 2022 March 2022 February 2022 January 2022 December 2021 July 2021 June 2021 April 2021 March 2021 December 2020 October 2020 August 2020 June 2020 May 2020 April 2020 March 2020 January 2020 December 2019 November 2019 October 2019 September 2019 August 2019 July 2019 June 2019 May 2019 April 2019 March 2019 February 2019 January 2019 December 2018 November 2018 October 2018 September 2018 August 2018 May 2018 April 2018 March 2018 February 2018 January 2018 December 2017 November 2017 October 2017 September 2017 August 2017 June 2017 November 2016 September 2016 July 2016 April 2016 January 2016 December 2015 October 2015 August 2015 July 2015 June 2015 May 2015 April 2015 March 2015 February 2015 January 2015 December 2014 November 2014 October 2014 December 2013 November 2013 September 2013 August 2013 July 2013 June 2013 May 2013 April 2013 March 2013 February 2013 January 2013 August 2012 July 2012 June 2011 CategoriesNo categories

KAPOLRES PURBALINGGA SOSIALISASIKAN KAMTIBMAS DI TUNAS ILMU

KAPOLRES PURBALINGGA SOSIALISASIKAN KAMTIBMAS DI TUNAS ILMU Posted on November 13, 2024November 14, 2024by Purbalingga, 12 November 2024 – Dalam suasana khidmat pasca sholat Dzuhur, Kapolres Purbalingga, AKBP Rosyid Hartanto, S.H., S.I., menyambangi Pondok Pesantren Tunas Ilmu Purbalingga, tepatnya di Masjid Manarul Ilmi. Kunjungan istimewa ini disambut hangat oleh pengasuh pondok, Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A. Sosialisasi yang diadakan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para santri, khususnya mereka yang tergabung dalam PKBM Griya Quran Tunas Ilmu, tentang pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Dalam kesempatan tersebut, Kapolres memberikan pesan khusus kepada generasi muda. “Saya berharap para santri terus semangat dalam menuntut ilmu agama. Ilmu agama akan menjadi benteng yang kuat bagi kalian dalam menghadapi berbagai godaan zaman sekarang,” ujar Kapolres. Lebih lanjut, Kapolres juga menyoroti berbagai permasalahan yang kerap dihadapi oleh remaja saat ini, seperti pergaulan bebas, tawuran, penyalahgunaan narkoba, hingga dampak negatif dari game online. Beliau mengingatkan bahaya dari tindakan-tindakan tersebut dan mengajak para santri untuk menjauhinya. Kehadiran Kapolres di tengah-tengah santri bukan hanya sekadar memberikan ceramah, namun juga sebagai bentuk sinergi antara pihak kepolisian dengan pondok pesantren. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para santri dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya, ikut serta dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Acara sosialisasi ini juga dihadiri oleh Wakapolres Kompol Donni Krestanto, Kapolsek Kalimanah AKP Mubarok, dan Kepala Desa Kedungwuluh Bapak Kamda. Kehadiran mereka semakin memperkuat komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. Selain memberikan pesan moral, Kapolres Purbalingga juga memberikan tips praktis mengenai cara menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masjid dan pondok pesantren. “Salah satu cara efektif adalah dengan membentuk komunitas pengajian,” ujar Kapolres. “Dengan aktif dalam kegiatan keagamaan, para santri akan terhindar dari pengaruh negatif pergaulan bebas.” Kapolres menekankan pentingnya sinergi antara pihak kepolisian dan pihak pondok pesantren dalam menjaga kamtibmas. “Ini bukan hanya tugas polisi semata, tetapi juga tanggung jawab bersama,” tegas Kapolres. Para pengasuh, guru, dan asatidz memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pemahaman kepada santri tentang pentingnya menjaga ketertiban. “Para asatidz harus sering memberikan pengajaran tentang kamtibmas dari sudut pandang agama,” imbuhnya. Dalam kesempatan tersebut, Kapolres Purbalingga juga menyoroti tantangan yang semakin kompleks dalam menjaga Kamtibmas, khususnya di kalangan generasi muda. Salah satu tantangan terbesar adalah maraknya penggunaan media sosial. “Media sosial memiliki dampak yang sangat besar dalam kehidupan kita. Namun, jika tidak digunakan dengan bijak, media sosial justru dapat menjadi sumber masalah,” ungkap Kapolres. Beliau mencontohkan kasus-kasus seperti kenakalan remaja, pergaulan bebas, hingga tindak pidana yang berawal dari interaksi di dunia maya. Selain itu, Kapolres juga menyoroti masalah sosial lainnya yang menjadi perhatian, seperti tingginya angka anak yang lahir tanpa ayah dan kasus pernikahan dini. “Ini semua merupakan dampak dari penggunaan media sosial yang tidak sehat,” tegas Kapolres. Kapolres juga memberikan perhatian terhadap beberapa kasus aktual yang sering terjadi di kalangan remaja, seperti tawuran antar pelajar dan peredaran narkoba di kalangan anak di bawah umur. “Permasalahan ini sangat memprihatinkan. Kita harus bertindak cepat untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” imbuhnya. Kapolres berharap agar masjid dapat menjadi pusat kegiatan masyarakat yang positif dan kondusif. “Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan sosial. Dengan demikian, masjid dapat menjadi benteng bagi masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan zaman,” ujarnya. Dedi Purwanto, penyiar radio Insani 88.8 FM yang juga hadir dalam acara tersebut, turut memberikan tanggapannya. “Luar biasa, memberikan vibes positif tatkala datang ke masjid. Tentunya kunjungan ini bagi saya suatu kehormatan untuk warga Pondok Pesantren Tunas Ilmu,” ungkapnya. Pesan yang paling berkesan dari sosialisasi yang disampaikan Kapolres, menurut Dedi, adalah pentingnya ilmu agama. “Ilmu agama sangat penting untuk kita pelajari agar bisa menghindari pergaulan bebas yang sangat masif sekarang ini,” tegasnya. Sebagai bentuk apresiasi atas peran masjid dalam menjaga kamtibmas, Kapolres menyerahkan seperangkat alat sholat dan al-Qur’an kepada Masjid Manarul Ilmi. “Semoga alat sholat ini dapat bermanfaat bagi jamaah,” ucap Kapolres. Selain itu, Polres Purbalingga juga memberikan bantuan berupa beras kepada Pondok Pesantren Tunas Ilmu. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban pondok pesantren dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Reporter: Septian Dwi Cahyo No comments yet Leave a Reply Cancel reply Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment. Post navigation Serial Fiqih Pendidikan Anak No: 201 – Mengajari Dengan MencontohiMemupuk Jiwa Sosial Santri SearchSearchRecent PostsKhutbah Jum’at: PUASA HP Penerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M – Gelombang 2 Pengumuman Kelulusan Calon Santri Baru – Angkatan 15 Gel. 1 Buku 14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 216 – Doa Masuk Masjid Bagian-1 Recent CommentsNo comments to show.Archives March 2025 January 2025 December 2024 November 2024 October 2024 September 2024 March 2024 January 2024 November 2022 October 2022 August 2022 July 2022 June 2022 May 2022 April 2022 March 2022 February 2022 January 2022 December 2021 July 2021 June 2021 April 2021 March 2021 December 2020 October 2020 August 2020 June 2020 May 2020 April 2020 March 2020 January 2020 December 2019 November 2019 October 2019 September 2019 August 2019 July 2019 June 2019 May 2019 April 2019 March 2019 February 2019 January 2019 December 2018 November 2018 October 2018 September 2018 August 2018 May 2018 April 2018 March 2018 February 2018 January 2018 December 2017 November 2017 October 2017 September 2017 August 2017 June 2017 November 2016 September 2016 July 2016 April 2016 January 2016 December 2015 October 2015 August 2015 July 2015 June 2015 May 2015 April 2015 March 2015 February 2015 January 2015 December 2014 November 2014 October 2014 December 2013 November 2013 September 2013 August 2013 July 2013 June 2013 May 2013 April 2013 March 2013 February 2013 January 2013 August 2012 July 2012 June 2011 CategoriesNo categories
KAPOLRES PURBALINGGA SOSIALISASIKAN KAMTIBMAS DI TUNAS ILMU Posted on November 13, 2024November 14, 2024by Purbalingga, 12 November 2024 – Dalam suasana khidmat pasca sholat Dzuhur, Kapolres Purbalingga, AKBP Rosyid Hartanto, S.H., S.I., menyambangi Pondok Pesantren Tunas Ilmu Purbalingga, tepatnya di Masjid Manarul Ilmi. Kunjungan istimewa ini disambut hangat oleh pengasuh pondok, Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A. Sosialisasi yang diadakan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para santri, khususnya mereka yang tergabung dalam PKBM Griya Quran Tunas Ilmu, tentang pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Dalam kesempatan tersebut, Kapolres memberikan pesan khusus kepada generasi muda. “Saya berharap para santri terus semangat dalam menuntut ilmu agama. Ilmu agama akan menjadi benteng yang kuat bagi kalian dalam menghadapi berbagai godaan zaman sekarang,” ujar Kapolres. Lebih lanjut, Kapolres juga menyoroti berbagai permasalahan yang kerap dihadapi oleh remaja saat ini, seperti pergaulan bebas, tawuran, penyalahgunaan narkoba, hingga dampak negatif dari game online. Beliau mengingatkan bahaya dari tindakan-tindakan tersebut dan mengajak para santri untuk menjauhinya. Kehadiran Kapolres di tengah-tengah santri bukan hanya sekadar memberikan ceramah, namun juga sebagai bentuk sinergi antara pihak kepolisian dengan pondok pesantren. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para santri dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya, ikut serta dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Acara sosialisasi ini juga dihadiri oleh Wakapolres Kompol Donni Krestanto, Kapolsek Kalimanah AKP Mubarok, dan Kepala Desa Kedungwuluh Bapak Kamda. Kehadiran mereka semakin memperkuat komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. Selain memberikan pesan moral, Kapolres Purbalingga juga memberikan tips praktis mengenai cara menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masjid dan pondok pesantren. “Salah satu cara efektif adalah dengan membentuk komunitas pengajian,” ujar Kapolres. “Dengan aktif dalam kegiatan keagamaan, para santri akan terhindar dari pengaruh negatif pergaulan bebas.” Kapolres menekankan pentingnya sinergi antara pihak kepolisian dan pihak pondok pesantren dalam menjaga kamtibmas. “Ini bukan hanya tugas polisi semata, tetapi juga tanggung jawab bersama,” tegas Kapolres. Para pengasuh, guru, dan asatidz memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pemahaman kepada santri tentang pentingnya menjaga ketertiban. “Para asatidz harus sering memberikan pengajaran tentang kamtibmas dari sudut pandang agama,” imbuhnya. Dalam kesempatan tersebut, Kapolres Purbalingga juga menyoroti tantangan yang semakin kompleks dalam menjaga Kamtibmas, khususnya di kalangan generasi muda. Salah satu tantangan terbesar adalah maraknya penggunaan media sosial. “Media sosial memiliki dampak yang sangat besar dalam kehidupan kita. Namun, jika tidak digunakan dengan bijak, media sosial justru dapat menjadi sumber masalah,” ungkap Kapolres. Beliau mencontohkan kasus-kasus seperti kenakalan remaja, pergaulan bebas, hingga tindak pidana yang berawal dari interaksi di dunia maya. Selain itu, Kapolres juga menyoroti masalah sosial lainnya yang menjadi perhatian, seperti tingginya angka anak yang lahir tanpa ayah dan kasus pernikahan dini. “Ini semua merupakan dampak dari penggunaan media sosial yang tidak sehat,” tegas Kapolres. Kapolres juga memberikan perhatian terhadap beberapa kasus aktual yang sering terjadi di kalangan remaja, seperti tawuran antar pelajar dan peredaran narkoba di kalangan anak di bawah umur. “Permasalahan ini sangat memprihatinkan. Kita harus bertindak cepat untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” imbuhnya. Kapolres berharap agar masjid dapat menjadi pusat kegiatan masyarakat yang positif dan kondusif. “Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan sosial. Dengan demikian, masjid dapat menjadi benteng bagi masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan zaman,” ujarnya. Dedi Purwanto, penyiar radio Insani 88.8 FM yang juga hadir dalam acara tersebut, turut memberikan tanggapannya. “Luar biasa, memberikan vibes positif tatkala datang ke masjid. Tentunya kunjungan ini bagi saya suatu kehormatan untuk warga Pondok Pesantren Tunas Ilmu,” ungkapnya. Pesan yang paling berkesan dari sosialisasi yang disampaikan Kapolres, menurut Dedi, adalah pentingnya ilmu agama. “Ilmu agama sangat penting untuk kita pelajari agar bisa menghindari pergaulan bebas yang sangat masif sekarang ini,” tegasnya. Sebagai bentuk apresiasi atas peran masjid dalam menjaga kamtibmas, Kapolres menyerahkan seperangkat alat sholat dan al-Qur’an kepada Masjid Manarul Ilmi. “Semoga alat sholat ini dapat bermanfaat bagi jamaah,” ucap Kapolres. Selain itu, Polres Purbalingga juga memberikan bantuan berupa beras kepada Pondok Pesantren Tunas Ilmu. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban pondok pesantren dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Reporter: Septian Dwi Cahyo No comments yet Leave a Reply Cancel reply Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment. Post navigation Serial Fiqih Pendidikan Anak No: 201 – Mengajari Dengan MencontohiMemupuk Jiwa Sosial Santri SearchSearchRecent PostsKhutbah Jum’at: PUASA HP Penerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M – Gelombang 2 Pengumuman Kelulusan Calon Santri Baru – Angkatan 15 Gel. 1 Buku 14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 216 – Doa Masuk Masjid Bagian-1 Recent CommentsNo comments to show.Archives March 2025 January 2025 December 2024 November 2024 October 2024 September 2024 March 2024 January 2024 November 2022 October 2022 August 2022 July 2022 June 2022 May 2022 April 2022 March 2022 February 2022 January 2022 December 2021 July 2021 June 2021 April 2021 March 2021 December 2020 October 2020 August 2020 June 2020 May 2020 April 2020 March 2020 January 2020 December 2019 November 2019 October 2019 September 2019 August 2019 July 2019 June 2019 May 2019 April 2019 March 2019 February 2019 January 2019 December 2018 November 2018 October 2018 September 2018 August 2018 May 2018 April 2018 March 2018 February 2018 January 2018 December 2017 November 2017 October 2017 September 2017 August 2017 June 2017 November 2016 September 2016 July 2016 April 2016 January 2016 December 2015 October 2015 August 2015 July 2015 June 2015 May 2015 April 2015 March 2015 February 2015 January 2015 December 2014 November 2014 October 2014 December 2013 November 2013 September 2013 August 2013 July 2013 June 2013 May 2013 April 2013 March 2013 February 2013 January 2013 August 2012 July 2012 June 2011 CategoriesNo categories


KAPOLRES PURBALINGGA SOSIALISASIKAN KAMTIBMAS DI TUNAS ILMU Posted on November 13, 2024November 14, 2024by Purbalingga, 12 November 2024 – Dalam suasana khidmat pasca sholat Dzuhur, Kapolres Purbalingga, AKBP Rosyid Hartanto, S.H., S.I., menyambangi Pondok Pesantren Tunas Ilmu Purbalingga, tepatnya di Masjid Manarul Ilmi. Kunjungan istimewa ini disambut hangat oleh pengasuh pondok, Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A. Sosialisasi yang diadakan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para santri, khususnya mereka yang tergabung dalam PKBM Griya Quran Tunas Ilmu, tentang pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Dalam kesempatan tersebut, Kapolres memberikan pesan khusus kepada generasi muda. “Saya berharap para santri terus semangat dalam menuntut ilmu agama. Ilmu agama akan menjadi benteng yang kuat bagi kalian dalam menghadapi berbagai godaan zaman sekarang,” ujar Kapolres. Lebih lanjut, Kapolres juga menyoroti berbagai permasalahan yang kerap dihadapi oleh remaja saat ini, seperti pergaulan bebas, tawuran, penyalahgunaan narkoba, hingga dampak negatif dari game online. Beliau mengingatkan bahaya dari tindakan-tindakan tersebut dan mengajak para santri untuk menjauhinya. Kehadiran Kapolres di tengah-tengah santri bukan hanya sekadar memberikan ceramah, namun juga sebagai bentuk sinergi antara pihak kepolisian dengan pondok pesantren. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para santri dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya, ikut serta dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Acara sosialisasi ini juga dihadiri oleh Wakapolres Kompol Donni Krestanto, Kapolsek Kalimanah AKP Mubarok, dan Kepala Desa Kedungwuluh Bapak Kamda. Kehadiran mereka semakin memperkuat komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. Selain memberikan pesan moral, Kapolres Purbalingga juga memberikan tips praktis mengenai cara menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masjid dan pondok pesantren. “Salah satu cara efektif adalah dengan membentuk komunitas pengajian,” ujar Kapolres. “Dengan aktif dalam kegiatan keagamaan, para santri akan terhindar dari pengaruh negatif pergaulan bebas.” Kapolres menekankan pentingnya sinergi antara pihak kepolisian dan pihak pondok pesantren dalam menjaga kamtibmas. “Ini bukan hanya tugas polisi semata, tetapi juga tanggung jawab bersama,” tegas Kapolres. Para pengasuh, guru, dan asatidz memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pemahaman kepada santri tentang pentingnya menjaga ketertiban. “Para asatidz harus sering memberikan pengajaran tentang kamtibmas dari sudut pandang agama,” imbuhnya. Dalam kesempatan tersebut, Kapolres Purbalingga juga menyoroti tantangan yang semakin kompleks dalam menjaga Kamtibmas, khususnya di kalangan generasi muda. Salah satu tantangan terbesar adalah maraknya penggunaan media sosial. “Media sosial memiliki dampak yang sangat besar dalam kehidupan kita. Namun, jika tidak digunakan dengan bijak, media sosial justru dapat menjadi sumber masalah,” ungkap Kapolres. Beliau mencontohkan kasus-kasus seperti kenakalan remaja, pergaulan bebas, hingga tindak pidana yang berawal dari interaksi di dunia maya. Selain itu, Kapolres juga menyoroti masalah sosial lainnya yang menjadi perhatian, seperti tingginya angka anak yang lahir tanpa ayah dan kasus pernikahan dini. “Ini semua merupakan dampak dari penggunaan media sosial yang tidak sehat,” tegas Kapolres. Kapolres juga memberikan perhatian terhadap beberapa kasus aktual yang sering terjadi di kalangan remaja, seperti tawuran antar pelajar dan peredaran narkoba di kalangan anak di bawah umur. “Permasalahan ini sangat memprihatinkan. Kita harus bertindak cepat untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” imbuhnya. Kapolres berharap agar masjid dapat menjadi pusat kegiatan masyarakat yang positif dan kondusif. “Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan sosial. Dengan demikian, masjid dapat menjadi benteng bagi masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan zaman,” ujarnya. Dedi Purwanto, penyiar radio Insani 88.8 FM yang juga hadir dalam acara tersebut, turut memberikan tanggapannya. “Luar biasa, memberikan vibes positif tatkala datang ke masjid. Tentunya kunjungan ini bagi saya suatu kehormatan untuk warga Pondok Pesantren Tunas Ilmu,” ungkapnya. Pesan yang paling berkesan dari sosialisasi yang disampaikan Kapolres, menurut Dedi, adalah pentingnya ilmu agama. “Ilmu agama sangat penting untuk kita pelajari agar bisa menghindari pergaulan bebas yang sangat masif sekarang ini,” tegasnya. Sebagai bentuk apresiasi atas peran masjid dalam menjaga kamtibmas, Kapolres menyerahkan seperangkat alat sholat dan al-Qur’an kepada Masjid Manarul Ilmi. “Semoga alat sholat ini dapat bermanfaat bagi jamaah,” ucap Kapolres. Selain itu, Polres Purbalingga juga memberikan bantuan berupa beras kepada Pondok Pesantren Tunas Ilmu. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban pondok pesantren dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Reporter: Septian Dwi Cahyo No comments yet Leave a Reply Cancel reply Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment. Post navigation Serial Fiqih Pendidikan Anak No: 201 – Mengajari Dengan MencontohiMemupuk Jiwa Sosial Santri SearchSearchRecent PostsKhutbah Jum’at: PUASA HP Penerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M – Gelombang 2 Pengumuman Kelulusan Calon Santri Baru – Angkatan 15 Gel. 1 Buku 14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 216 – Doa Masuk Masjid Bagian-1 Recent CommentsNo comments to show.Archives March 2025 January 2025 December 2024 November 2024 October 2024 September 2024 March 2024 January 2024 November 2022 October 2022 August 2022 July 2022 June 2022 May 2022 April 2022 March 2022 February 2022 January 2022 December 2021 July 2021 June 2021 April 2021 March 2021 December 2020 October 2020 August 2020 June 2020 May 2020 April 2020 March 2020 January 2020 December 2019 November 2019 October 2019 September 2019 August 2019 July 2019 June 2019 May 2019 April 2019 March 2019 February 2019 January 2019 December 2018 November 2018 October 2018 September 2018 August 2018 May 2018 April 2018 March 2018 February 2018 January 2018 December 2017 November 2017 October 2017 September 2017 August 2017 June 2017 November 2016 September 2016 July 2016 April 2016 January 2016 December 2015 October 2015 August 2015 July 2015 June 2015 May 2015 April 2015 March 2015 February 2015 January 2015 December 2014 November 2014 October 2014 December 2013 November 2013 September 2013 August 2013 July 2013 June 2013 May 2013 April 2013 March 2013 February 2013 January 2013 August 2012 July 2012 June 2011 CategoriesNo categories

Biografi Sufyan Ats-Tsauriy

Daftar Isi Toggle Nama dan nasabnyaKelahiran dan pertumbuhannyaSifat-sifatZuhudSuka menyendiri dan menjauhi ketenaranGuru-guru dan murid-muridnyaPenyakit dan wafatnya Nama dan nasabnya Sufyan bin Sa’id bin Masruq Ats-Tsauriy, nasab ini dinisbahkan ke salah satu kakeknya, yaitu Tsaur bin Abdu Mannah bin Addi bin Thanijah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di Ilyas bin Mudhar. Sedangkan Sufyan Ats-Tsauriy memiliki kunyah Abu Abdilah. Kelahiran dan pertumbuhannya Sufyan Ats-Tsauriy rahimahullah lahir di Kufah tahun 97 H. Sufyan Ats-Tsauriy tumbuh besar di Kufah dan tumbuh di lingkungan yang penuh dengan ilmu. Pada saat itu, Kufah merupakan salah satu pusat ilmu dan sunah. Sehingga, Kufah merupakan tujuan rihlah bagi para penuntut ilmu. Pada saat itu, Kufah dipenuhi dengan ulama-ulama yang terkenal termasuk ahli hadis, ahli fikih, hakim, ahli bahasa, dan lainnya. Kondisi inilah yang menjadi salah satu sebab utama yang mendorong kecenderungan ilmiah Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah. Selain itu, terdapat dua faktor lain yang turut memengaruhi perjalanan ilmunya. Pertama, perhatian kedua orang tuanya terhadap pendidikannya. Ayahnya, Sa’id bin Masruq, adalah seorang ahli hadis Kufah yang terpercaya dan termasuk dalam kalangan tabiin muda. Riwayatnya tercantum dalam kitab-kitab sahih, sunan, dan musnad. Ia meninggal pada tahun 126 H. Sedangkan ibunya adalah seorang wanita yang salehah dan mulia. Ia berkata kepada putranya, “Wahai anakku, carilah ilmu, dan aku akan mencukupimu dengan hasil dari tenunanku.” Ia selalu mendukung dan menasihati putranya dalam menuntut ilmu. Waki’ berkata, “Ibu Sufyan Ats-Tsauri pernah berkata kepada Sufyan, ‘Wahai anakku, jika engkau telah menulis sepuluh huruf, maka lihatlah apakah ada peningkatan dalam ketakwaan, kelembutan, dan kehormatanmu. Jika tidak, ketahuilah bahwa ilmu tersebut hanya akan membahayakanmu dan tidak bermanfaat bagimu.’” Kedua, Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menganugerahinya kecerdasan dan daya ingat yang kuat. Hal ini membuat namanya dikenal sejak kecil. Kabar tentang dirinya mulai tersebar saat ia masih muda. Abu Al-Matsanna menceritakan, “Aku mendengar mereka di Maru berkata, ‘Ats-Tsauri telah datang.’ Lalu, aku keluar untuk melihatnya, ternyata ia seorang pemuda yang wajahnya sudah mulai ditumbuhi jenggot.” Abdurrahman bin Mahdi berkata bahwa ketika Abu Ishaq As-Sabi’i melihat Sufyan Ats-Tsauri datang, ia berkata, “Dan Kami telah memberikan kepadanya hikmah sejak masih kanak-kanak” [1]. Sufyan Ats-Tsauri pernah mengatakan tentang daya ingatnya, “Aku melewati seorang penenun, lalu aku menutup telingaku karena khawatir akan mengingat apa yang ia katakan.” Oleh sebab itu, ia berkata, “Apa pun yang aku simpan dalam hatiku, tidak pernah berkhianat kepadaku.” Baca juga: Biografi Az-Zubair bin Al-‘Awwam Sifat-sifat Zuhud Sufyan adalah seorang imam dalam hal zuhud, ketakwaan, dan rasa takut kepada Allah. Namun, ia memiliki pandangan yang berbeda dalam hal ini. Banyak orang yang menjalani zuhud, mencapai tingkat kehidupan yang sangat sederhana, penuh dengan kelaparan, keras terhadap diri sendiri, dan meninggalkan usaha untuk mencari nafkah, hingga menyebabkan beberapa dari mereka menderita penyakit, rasa sakit, dan ketergantungan pada orang lain. Namun, Sufyan sangat sadar akan akibat dari hal tersebut, terutama di masa saat kondisi semakin memburuk dan dunia semakin keras. Dia pernah berkata, “Harta dulu tidak disukai, tetapi hari ini ia menjadi perisai bagi seorang mukmin.” Pandangan Sufyan mengenai zuhud diringkas dalam satu kalimat yang bijak, dia berkata, “Zuhud bukanlah dengan makan yang kasar dan mengenakan pakaian yang kasar, namun dengan memendekkan angan-angan dan selalu mengingat kematian.” Sufyan juga berkata, “Zuhud itu ada dua jenis: zuhud wajib dan zuhud sunah. Zuhud wajib adalah meninggalkan kesombongan, keangkuhan, keinginan untuk unggul, riya, ketenaran, dan berhias untuk manusia. Adapun zuhud sunah adalah meninggalkan apa yang Allah berikan dari yang halal. Jika kamu meninggalkan sesuatu dari itu, maka menjadi kewajiban bagimu untuk tidak meninggalkannya, kecuali karena Allah.” Suka menyendiri dan menjauhi ketenaran Abdullah bin Al-Mubarak berkata, Sufyan berkata kepadaku, “Jauhilah ketenaran, karena aku tidak mendatangi siapa pun, kecuali aku melarangnya dari ketenaran.” Dia juga berkata, “Terlalu banyak teman adalah tanda dangkalnya agama.” Sufyan juga mengatakan, “Kurangi mengenal orang lain, niscaya akan sedikit pula orang yang membicarakanmu.” Dan dia berkata, “Zuhud terhadap dunia adalah zuhud terhadap manusia, dan awal dari itu adalah zuhudmu terhadap dirimu sendiri.” Dia berkata, “Aku menemukan hatiku tenang di antara Makkah dan Madinah, bersama sekelompok orang asing yang memakai kain wol dan jubah kasar.” Guru-guru dan murid-muridnya Sufyan Ats-Tsauri bertemu dengan banyak sekali dari kalangan tabiin dan meriwayatkan dari mereka. Dalam biografinya, disebutkan bahwa ia memiliki sekitar tiga ratus guru, termasuk dari kalangan tabiin dan murid-murid tabiin. Di antara gurunya yang terkenal adalah Habib bin Abi Tsabit, Salamah bin Kuhail, Ziyad bin ‘Alaqah, Amr bin Murrah, Muhammad bin Al-Munkadir, dan lain-lain. Imam Adz-Dzahabi mengatakan bahwa jumlah gurunya mencapai enam ratus orang. Di antara guru-guru besarnya ada yang meriwayatkan dari Abu Hurairah, Jarir bin Abdullah, Ibnu Abbas, dan lainnya. Sufyan juga membaca seluruh Al-Qur’an sebanyak empat kali secara langsung kepada Hamzah Az-Zayyat. Banyak orang yang menimba ilmu darinya, termasuk beberapa tokoh besar yang meninggal sebelum dirinya, seperti Al-A’masy, Abu Hanifah, Al-Auza’i, Mas’ar, Syu’bah, dan lainnya. Abu Al-Faraj Ibnul Jauzi menyebutkan bahwa jumlah murid yang meriwayatkan darinya lebih dari dua puluh ribu orang. Namun, Imam Adz-Dzahabi membantah hal ini, dengan mengatakan bahwa jumlah tersebut berlebihan. Menurutnya, jika mencapai seribu saja, itu sudah sangat banyak. Ia juga menambahkan bahwa tidak ada seorang pun dari kalangan hafiz (penghafal hadis) yang memiliki jumlah perawi lebih banyak dari Malik, yang mencapai seribu empat ratus orang, termasuk perawi yang tidak dikenal dan para pendusta. Penyakit dan wafatnya Abdurrahman bin Mahdi berkata, “Sufyan menderita sakit perut, dan pada malam itu, ia berwudu sebanyak enam puluh kali. Ketika ia menyadari akhir hidupnya telah dekat, ia turun dari tempat tidurnya, meletakkan pipinya di tanah, dan berkata, ‘Wahai Abdurrahman! Betapa beratnya kematian ini.’ Ketika ia wafat, aku yang menutup matanya, dan para penduduk datang di tengah malam, setelah mereka mengetahui hal itu.” Abdurrahman berkata, “Sufyan sering berharap untuk meninggal agar ia selamat dari gangguan para penguasa (maksudnya adalah para pemimpin saat itu). Namun, ketika ia sakit, ia justru merasa takut. Ia berkata kepadaku, ‘Bacakan surat Yasin, karena dikatakan bahwa bacaan tersebut meringankan penderitaan orang yang sakit.’ Aku pun membacakan, dan sebelum selesai, ia telah wafat.” Dikatakan bahwa jenazahnya dibawa keluar di tengah-tengah masyarakat Basrah secara tiba-tiba, dan banyak orang yang menghadirinya. Salat jenazahnya diimami oleh Abdurrahman bin Abdul Malik bin Abjar Al-Kufi, atas wasiat dari Sufyan, karena kesalehannya. Ibnu Al-Madini mengatakan bahwa Sufyan hidup dalam persembunyiannya selama sekitar satu tahun. Ia wafat pada bulan Sya’ban tahun 161 Hijriyah. Sebagai penutup, disebutkan bahwa Ahmad bin Yunus berkata, “Aku mendengar Sufyan sering kali berdoa dengan kata-kata yang tak terhitung banyaknya, ‘Ya Allah, selamatkan kami, selamatkan kami. Ya Allah, berikan kami keselamatan dan kesehatan di dunia dan akhirat.'” Baca juga: Biografi Jabir bin Abdillah *** Penulis: Gazzeta Raka Putra Setyawan Artikel: Muslim.or.id   Referensi: Diterjemahkan dan diringkas oleh penulis dari web: https://www.islamancient.com/الإمام-سفيان-الثوري/   Catatan kaki: [1] QS. Maryam: 12

Biografi Sufyan Ats-Tsauriy

Daftar Isi Toggle Nama dan nasabnyaKelahiran dan pertumbuhannyaSifat-sifatZuhudSuka menyendiri dan menjauhi ketenaranGuru-guru dan murid-muridnyaPenyakit dan wafatnya Nama dan nasabnya Sufyan bin Sa’id bin Masruq Ats-Tsauriy, nasab ini dinisbahkan ke salah satu kakeknya, yaitu Tsaur bin Abdu Mannah bin Addi bin Thanijah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di Ilyas bin Mudhar. Sedangkan Sufyan Ats-Tsauriy memiliki kunyah Abu Abdilah. Kelahiran dan pertumbuhannya Sufyan Ats-Tsauriy rahimahullah lahir di Kufah tahun 97 H. Sufyan Ats-Tsauriy tumbuh besar di Kufah dan tumbuh di lingkungan yang penuh dengan ilmu. Pada saat itu, Kufah merupakan salah satu pusat ilmu dan sunah. Sehingga, Kufah merupakan tujuan rihlah bagi para penuntut ilmu. Pada saat itu, Kufah dipenuhi dengan ulama-ulama yang terkenal termasuk ahli hadis, ahli fikih, hakim, ahli bahasa, dan lainnya. Kondisi inilah yang menjadi salah satu sebab utama yang mendorong kecenderungan ilmiah Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah. Selain itu, terdapat dua faktor lain yang turut memengaruhi perjalanan ilmunya. Pertama, perhatian kedua orang tuanya terhadap pendidikannya. Ayahnya, Sa’id bin Masruq, adalah seorang ahli hadis Kufah yang terpercaya dan termasuk dalam kalangan tabiin muda. Riwayatnya tercantum dalam kitab-kitab sahih, sunan, dan musnad. Ia meninggal pada tahun 126 H. Sedangkan ibunya adalah seorang wanita yang salehah dan mulia. Ia berkata kepada putranya, “Wahai anakku, carilah ilmu, dan aku akan mencukupimu dengan hasil dari tenunanku.” Ia selalu mendukung dan menasihati putranya dalam menuntut ilmu. Waki’ berkata, “Ibu Sufyan Ats-Tsauri pernah berkata kepada Sufyan, ‘Wahai anakku, jika engkau telah menulis sepuluh huruf, maka lihatlah apakah ada peningkatan dalam ketakwaan, kelembutan, dan kehormatanmu. Jika tidak, ketahuilah bahwa ilmu tersebut hanya akan membahayakanmu dan tidak bermanfaat bagimu.’” Kedua, Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menganugerahinya kecerdasan dan daya ingat yang kuat. Hal ini membuat namanya dikenal sejak kecil. Kabar tentang dirinya mulai tersebar saat ia masih muda. Abu Al-Matsanna menceritakan, “Aku mendengar mereka di Maru berkata, ‘Ats-Tsauri telah datang.’ Lalu, aku keluar untuk melihatnya, ternyata ia seorang pemuda yang wajahnya sudah mulai ditumbuhi jenggot.” Abdurrahman bin Mahdi berkata bahwa ketika Abu Ishaq As-Sabi’i melihat Sufyan Ats-Tsauri datang, ia berkata, “Dan Kami telah memberikan kepadanya hikmah sejak masih kanak-kanak” [1]. Sufyan Ats-Tsauri pernah mengatakan tentang daya ingatnya, “Aku melewati seorang penenun, lalu aku menutup telingaku karena khawatir akan mengingat apa yang ia katakan.” Oleh sebab itu, ia berkata, “Apa pun yang aku simpan dalam hatiku, tidak pernah berkhianat kepadaku.” Baca juga: Biografi Az-Zubair bin Al-‘Awwam Sifat-sifat Zuhud Sufyan adalah seorang imam dalam hal zuhud, ketakwaan, dan rasa takut kepada Allah. Namun, ia memiliki pandangan yang berbeda dalam hal ini. Banyak orang yang menjalani zuhud, mencapai tingkat kehidupan yang sangat sederhana, penuh dengan kelaparan, keras terhadap diri sendiri, dan meninggalkan usaha untuk mencari nafkah, hingga menyebabkan beberapa dari mereka menderita penyakit, rasa sakit, dan ketergantungan pada orang lain. Namun, Sufyan sangat sadar akan akibat dari hal tersebut, terutama di masa saat kondisi semakin memburuk dan dunia semakin keras. Dia pernah berkata, “Harta dulu tidak disukai, tetapi hari ini ia menjadi perisai bagi seorang mukmin.” Pandangan Sufyan mengenai zuhud diringkas dalam satu kalimat yang bijak, dia berkata, “Zuhud bukanlah dengan makan yang kasar dan mengenakan pakaian yang kasar, namun dengan memendekkan angan-angan dan selalu mengingat kematian.” Sufyan juga berkata, “Zuhud itu ada dua jenis: zuhud wajib dan zuhud sunah. Zuhud wajib adalah meninggalkan kesombongan, keangkuhan, keinginan untuk unggul, riya, ketenaran, dan berhias untuk manusia. Adapun zuhud sunah adalah meninggalkan apa yang Allah berikan dari yang halal. Jika kamu meninggalkan sesuatu dari itu, maka menjadi kewajiban bagimu untuk tidak meninggalkannya, kecuali karena Allah.” Suka menyendiri dan menjauhi ketenaran Abdullah bin Al-Mubarak berkata, Sufyan berkata kepadaku, “Jauhilah ketenaran, karena aku tidak mendatangi siapa pun, kecuali aku melarangnya dari ketenaran.” Dia juga berkata, “Terlalu banyak teman adalah tanda dangkalnya agama.” Sufyan juga mengatakan, “Kurangi mengenal orang lain, niscaya akan sedikit pula orang yang membicarakanmu.” Dan dia berkata, “Zuhud terhadap dunia adalah zuhud terhadap manusia, dan awal dari itu adalah zuhudmu terhadap dirimu sendiri.” Dia berkata, “Aku menemukan hatiku tenang di antara Makkah dan Madinah, bersama sekelompok orang asing yang memakai kain wol dan jubah kasar.” Guru-guru dan murid-muridnya Sufyan Ats-Tsauri bertemu dengan banyak sekali dari kalangan tabiin dan meriwayatkan dari mereka. Dalam biografinya, disebutkan bahwa ia memiliki sekitar tiga ratus guru, termasuk dari kalangan tabiin dan murid-murid tabiin. Di antara gurunya yang terkenal adalah Habib bin Abi Tsabit, Salamah bin Kuhail, Ziyad bin ‘Alaqah, Amr bin Murrah, Muhammad bin Al-Munkadir, dan lain-lain. Imam Adz-Dzahabi mengatakan bahwa jumlah gurunya mencapai enam ratus orang. Di antara guru-guru besarnya ada yang meriwayatkan dari Abu Hurairah, Jarir bin Abdullah, Ibnu Abbas, dan lainnya. Sufyan juga membaca seluruh Al-Qur’an sebanyak empat kali secara langsung kepada Hamzah Az-Zayyat. Banyak orang yang menimba ilmu darinya, termasuk beberapa tokoh besar yang meninggal sebelum dirinya, seperti Al-A’masy, Abu Hanifah, Al-Auza’i, Mas’ar, Syu’bah, dan lainnya. Abu Al-Faraj Ibnul Jauzi menyebutkan bahwa jumlah murid yang meriwayatkan darinya lebih dari dua puluh ribu orang. Namun, Imam Adz-Dzahabi membantah hal ini, dengan mengatakan bahwa jumlah tersebut berlebihan. Menurutnya, jika mencapai seribu saja, itu sudah sangat banyak. Ia juga menambahkan bahwa tidak ada seorang pun dari kalangan hafiz (penghafal hadis) yang memiliki jumlah perawi lebih banyak dari Malik, yang mencapai seribu empat ratus orang, termasuk perawi yang tidak dikenal dan para pendusta. Penyakit dan wafatnya Abdurrahman bin Mahdi berkata, “Sufyan menderita sakit perut, dan pada malam itu, ia berwudu sebanyak enam puluh kali. Ketika ia menyadari akhir hidupnya telah dekat, ia turun dari tempat tidurnya, meletakkan pipinya di tanah, dan berkata, ‘Wahai Abdurrahman! Betapa beratnya kematian ini.’ Ketika ia wafat, aku yang menutup matanya, dan para penduduk datang di tengah malam, setelah mereka mengetahui hal itu.” Abdurrahman berkata, “Sufyan sering berharap untuk meninggal agar ia selamat dari gangguan para penguasa (maksudnya adalah para pemimpin saat itu). Namun, ketika ia sakit, ia justru merasa takut. Ia berkata kepadaku, ‘Bacakan surat Yasin, karena dikatakan bahwa bacaan tersebut meringankan penderitaan orang yang sakit.’ Aku pun membacakan, dan sebelum selesai, ia telah wafat.” Dikatakan bahwa jenazahnya dibawa keluar di tengah-tengah masyarakat Basrah secara tiba-tiba, dan banyak orang yang menghadirinya. Salat jenazahnya diimami oleh Abdurrahman bin Abdul Malik bin Abjar Al-Kufi, atas wasiat dari Sufyan, karena kesalehannya. Ibnu Al-Madini mengatakan bahwa Sufyan hidup dalam persembunyiannya selama sekitar satu tahun. Ia wafat pada bulan Sya’ban tahun 161 Hijriyah. Sebagai penutup, disebutkan bahwa Ahmad bin Yunus berkata, “Aku mendengar Sufyan sering kali berdoa dengan kata-kata yang tak terhitung banyaknya, ‘Ya Allah, selamatkan kami, selamatkan kami. Ya Allah, berikan kami keselamatan dan kesehatan di dunia dan akhirat.'” Baca juga: Biografi Jabir bin Abdillah *** Penulis: Gazzeta Raka Putra Setyawan Artikel: Muslim.or.id   Referensi: Diterjemahkan dan diringkas oleh penulis dari web: https://www.islamancient.com/الإمام-سفيان-الثوري/   Catatan kaki: [1] QS. Maryam: 12
Daftar Isi Toggle Nama dan nasabnyaKelahiran dan pertumbuhannyaSifat-sifatZuhudSuka menyendiri dan menjauhi ketenaranGuru-guru dan murid-muridnyaPenyakit dan wafatnya Nama dan nasabnya Sufyan bin Sa’id bin Masruq Ats-Tsauriy, nasab ini dinisbahkan ke salah satu kakeknya, yaitu Tsaur bin Abdu Mannah bin Addi bin Thanijah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di Ilyas bin Mudhar. Sedangkan Sufyan Ats-Tsauriy memiliki kunyah Abu Abdilah. Kelahiran dan pertumbuhannya Sufyan Ats-Tsauriy rahimahullah lahir di Kufah tahun 97 H. Sufyan Ats-Tsauriy tumbuh besar di Kufah dan tumbuh di lingkungan yang penuh dengan ilmu. Pada saat itu, Kufah merupakan salah satu pusat ilmu dan sunah. Sehingga, Kufah merupakan tujuan rihlah bagi para penuntut ilmu. Pada saat itu, Kufah dipenuhi dengan ulama-ulama yang terkenal termasuk ahli hadis, ahli fikih, hakim, ahli bahasa, dan lainnya. Kondisi inilah yang menjadi salah satu sebab utama yang mendorong kecenderungan ilmiah Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah. Selain itu, terdapat dua faktor lain yang turut memengaruhi perjalanan ilmunya. Pertama, perhatian kedua orang tuanya terhadap pendidikannya. Ayahnya, Sa’id bin Masruq, adalah seorang ahli hadis Kufah yang terpercaya dan termasuk dalam kalangan tabiin muda. Riwayatnya tercantum dalam kitab-kitab sahih, sunan, dan musnad. Ia meninggal pada tahun 126 H. Sedangkan ibunya adalah seorang wanita yang salehah dan mulia. Ia berkata kepada putranya, “Wahai anakku, carilah ilmu, dan aku akan mencukupimu dengan hasil dari tenunanku.” Ia selalu mendukung dan menasihati putranya dalam menuntut ilmu. Waki’ berkata, “Ibu Sufyan Ats-Tsauri pernah berkata kepada Sufyan, ‘Wahai anakku, jika engkau telah menulis sepuluh huruf, maka lihatlah apakah ada peningkatan dalam ketakwaan, kelembutan, dan kehormatanmu. Jika tidak, ketahuilah bahwa ilmu tersebut hanya akan membahayakanmu dan tidak bermanfaat bagimu.’” Kedua, Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menganugerahinya kecerdasan dan daya ingat yang kuat. Hal ini membuat namanya dikenal sejak kecil. Kabar tentang dirinya mulai tersebar saat ia masih muda. Abu Al-Matsanna menceritakan, “Aku mendengar mereka di Maru berkata, ‘Ats-Tsauri telah datang.’ Lalu, aku keluar untuk melihatnya, ternyata ia seorang pemuda yang wajahnya sudah mulai ditumbuhi jenggot.” Abdurrahman bin Mahdi berkata bahwa ketika Abu Ishaq As-Sabi’i melihat Sufyan Ats-Tsauri datang, ia berkata, “Dan Kami telah memberikan kepadanya hikmah sejak masih kanak-kanak” [1]. Sufyan Ats-Tsauri pernah mengatakan tentang daya ingatnya, “Aku melewati seorang penenun, lalu aku menutup telingaku karena khawatir akan mengingat apa yang ia katakan.” Oleh sebab itu, ia berkata, “Apa pun yang aku simpan dalam hatiku, tidak pernah berkhianat kepadaku.” Baca juga: Biografi Az-Zubair bin Al-‘Awwam Sifat-sifat Zuhud Sufyan adalah seorang imam dalam hal zuhud, ketakwaan, dan rasa takut kepada Allah. Namun, ia memiliki pandangan yang berbeda dalam hal ini. Banyak orang yang menjalani zuhud, mencapai tingkat kehidupan yang sangat sederhana, penuh dengan kelaparan, keras terhadap diri sendiri, dan meninggalkan usaha untuk mencari nafkah, hingga menyebabkan beberapa dari mereka menderita penyakit, rasa sakit, dan ketergantungan pada orang lain. Namun, Sufyan sangat sadar akan akibat dari hal tersebut, terutama di masa saat kondisi semakin memburuk dan dunia semakin keras. Dia pernah berkata, “Harta dulu tidak disukai, tetapi hari ini ia menjadi perisai bagi seorang mukmin.” Pandangan Sufyan mengenai zuhud diringkas dalam satu kalimat yang bijak, dia berkata, “Zuhud bukanlah dengan makan yang kasar dan mengenakan pakaian yang kasar, namun dengan memendekkan angan-angan dan selalu mengingat kematian.” Sufyan juga berkata, “Zuhud itu ada dua jenis: zuhud wajib dan zuhud sunah. Zuhud wajib adalah meninggalkan kesombongan, keangkuhan, keinginan untuk unggul, riya, ketenaran, dan berhias untuk manusia. Adapun zuhud sunah adalah meninggalkan apa yang Allah berikan dari yang halal. Jika kamu meninggalkan sesuatu dari itu, maka menjadi kewajiban bagimu untuk tidak meninggalkannya, kecuali karena Allah.” Suka menyendiri dan menjauhi ketenaran Abdullah bin Al-Mubarak berkata, Sufyan berkata kepadaku, “Jauhilah ketenaran, karena aku tidak mendatangi siapa pun, kecuali aku melarangnya dari ketenaran.” Dia juga berkata, “Terlalu banyak teman adalah tanda dangkalnya agama.” Sufyan juga mengatakan, “Kurangi mengenal orang lain, niscaya akan sedikit pula orang yang membicarakanmu.” Dan dia berkata, “Zuhud terhadap dunia adalah zuhud terhadap manusia, dan awal dari itu adalah zuhudmu terhadap dirimu sendiri.” Dia berkata, “Aku menemukan hatiku tenang di antara Makkah dan Madinah, bersama sekelompok orang asing yang memakai kain wol dan jubah kasar.” Guru-guru dan murid-muridnya Sufyan Ats-Tsauri bertemu dengan banyak sekali dari kalangan tabiin dan meriwayatkan dari mereka. Dalam biografinya, disebutkan bahwa ia memiliki sekitar tiga ratus guru, termasuk dari kalangan tabiin dan murid-murid tabiin. Di antara gurunya yang terkenal adalah Habib bin Abi Tsabit, Salamah bin Kuhail, Ziyad bin ‘Alaqah, Amr bin Murrah, Muhammad bin Al-Munkadir, dan lain-lain. Imam Adz-Dzahabi mengatakan bahwa jumlah gurunya mencapai enam ratus orang. Di antara guru-guru besarnya ada yang meriwayatkan dari Abu Hurairah, Jarir bin Abdullah, Ibnu Abbas, dan lainnya. Sufyan juga membaca seluruh Al-Qur’an sebanyak empat kali secara langsung kepada Hamzah Az-Zayyat. Banyak orang yang menimba ilmu darinya, termasuk beberapa tokoh besar yang meninggal sebelum dirinya, seperti Al-A’masy, Abu Hanifah, Al-Auza’i, Mas’ar, Syu’bah, dan lainnya. Abu Al-Faraj Ibnul Jauzi menyebutkan bahwa jumlah murid yang meriwayatkan darinya lebih dari dua puluh ribu orang. Namun, Imam Adz-Dzahabi membantah hal ini, dengan mengatakan bahwa jumlah tersebut berlebihan. Menurutnya, jika mencapai seribu saja, itu sudah sangat banyak. Ia juga menambahkan bahwa tidak ada seorang pun dari kalangan hafiz (penghafal hadis) yang memiliki jumlah perawi lebih banyak dari Malik, yang mencapai seribu empat ratus orang, termasuk perawi yang tidak dikenal dan para pendusta. Penyakit dan wafatnya Abdurrahman bin Mahdi berkata, “Sufyan menderita sakit perut, dan pada malam itu, ia berwudu sebanyak enam puluh kali. Ketika ia menyadari akhir hidupnya telah dekat, ia turun dari tempat tidurnya, meletakkan pipinya di tanah, dan berkata, ‘Wahai Abdurrahman! Betapa beratnya kematian ini.’ Ketika ia wafat, aku yang menutup matanya, dan para penduduk datang di tengah malam, setelah mereka mengetahui hal itu.” Abdurrahman berkata, “Sufyan sering berharap untuk meninggal agar ia selamat dari gangguan para penguasa (maksudnya adalah para pemimpin saat itu). Namun, ketika ia sakit, ia justru merasa takut. Ia berkata kepadaku, ‘Bacakan surat Yasin, karena dikatakan bahwa bacaan tersebut meringankan penderitaan orang yang sakit.’ Aku pun membacakan, dan sebelum selesai, ia telah wafat.” Dikatakan bahwa jenazahnya dibawa keluar di tengah-tengah masyarakat Basrah secara tiba-tiba, dan banyak orang yang menghadirinya. Salat jenazahnya diimami oleh Abdurrahman bin Abdul Malik bin Abjar Al-Kufi, atas wasiat dari Sufyan, karena kesalehannya. Ibnu Al-Madini mengatakan bahwa Sufyan hidup dalam persembunyiannya selama sekitar satu tahun. Ia wafat pada bulan Sya’ban tahun 161 Hijriyah. Sebagai penutup, disebutkan bahwa Ahmad bin Yunus berkata, “Aku mendengar Sufyan sering kali berdoa dengan kata-kata yang tak terhitung banyaknya, ‘Ya Allah, selamatkan kami, selamatkan kami. Ya Allah, berikan kami keselamatan dan kesehatan di dunia dan akhirat.'” Baca juga: Biografi Jabir bin Abdillah *** Penulis: Gazzeta Raka Putra Setyawan Artikel: Muslim.or.id   Referensi: Diterjemahkan dan diringkas oleh penulis dari web: https://www.islamancient.com/الإمام-سفيان-الثوري/   Catatan kaki: [1] QS. Maryam: 12


Daftar Isi Toggle Nama dan nasabnyaKelahiran dan pertumbuhannyaSifat-sifatZuhudSuka menyendiri dan menjauhi ketenaranGuru-guru dan murid-muridnyaPenyakit dan wafatnya Nama dan nasabnya Sufyan bin Sa’id bin Masruq Ats-Tsauriy, nasab ini dinisbahkan ke salah satu kakeknya, yaitu Tsaur bin Abdu Mannah bin Addi bin Thanijah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di Ilyas bin Mudhar. Sedangkan Sufyan Ats-Tsauriy memiliki kunyah Abu Abdilah. Kelahiran dan pertumbuhannya Sufyan Ats-Tsauriy rahimahullah lahir di Kufah tahun 97 H. Sufyan Ats-Tsauriy tumbuh besar di Kufah dan tumbuh di lingkungan yang penuh dengan ilmu. Pada saat itu, Kufah merupakan salah satu pusat ilmu dan sunah. Sehingga, Kufah merupakan tujuan rihlah bagi para penuntut ilmu. Pada saat itu, Kufah dipenuhi dengan ulama-ulama yang terkenal termasuk ahli hadis, ahli fikih, hakim, ahli bahasa, dan lainnya. Kondisi inilah yang menjadi salah satu sebab utama yang mendorong kecenderungan ilmiah Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah. Selain itu, terdapat dua faktor lain yang turut memengaruhi perjalanan ilmunya. Pertama, perhatian kedua orang tuanya terhadap pendidikannya. Ayahnya, Sa’id bin Masruq, adalah seorang ahli hadis Kufah yang terpercaya dan termasuk dalam kalangan tabiin muda. Riwayatnya tercantum dalam kitab-kitab sahih, sunan, dan musnad. Ia meninggal pada tahun 126 H. Sedangkan ibunya adalah seorang wanita yang salehah dan mulia. Ia berkata kepada putranya, “Wahai anakku, carilah ilmu, dan aku akan mencukupimu dengan hasil dari tenunanku.” Ia selalu mendukung dan menasihati putranya dalam menuntut ilmu. Waki’ berkata, “Ibu Sufyan Ats-Tsauri pernah berkata kepada Sufyan, ‘Wahai anakku, jika engkau telah menulis sepuluh huruf, maka lihatlah apakah ada peningkatan dalam ketakwaan, kelembutan, dan kehormatanmu. Jika tidak, ketahuilah bahwa ilmu tersebut hanya akan membahayakanmu dan tidak bermanfaat bagimu.’” Kedua, Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menganugerahinya kecerdasan dan daya ingat yang kuat. Hal ini membuat namanya dikenal sejak kecil. Kabar tentang dirinya mulai tersebar saat ia masih muda. Abu Al-Matsanna menceritakan, “Aku mendengar mereka di Maru berkata, ‘Ats-Tsauri telah datang.’ Lalu, aku keluar untuk melihatnya, ternyata ia seorang pemuda yang wajahnya sudah mulai ditumbuhi jenggot.” Abdurrahman bin Mahdi berkata bahwa ketika Abu Ishaq As-Sabi’i melihat Sufyan Ats-Tsauri datang, ia berkata, “Dan Kami telah memberikan kepadanya hikmah sejak masih kanak-kanak” [1]. Sufyan Ats-Tsauri pernah mengatakan tentang daya ingatnya, “Aku melewati seorang penenun, lalu aku menutup telingaku karena khawatir akan mengingat apa yang ia katakan.” Oleh sebab itu, ia berkata, “Apa pun yang aku simpan dalam hatiku, tidak pernah berkhianat kepadaku.” Baca juga: Biografi Az-Zubair bin Al-‘Awwam Sifat-sifat Zuhud Sufyan adalah seorang imam dalam hal zuhud, ketakwaan, dan rasa takut kepada Allah. Namun, ia memiliki pandangan yang berbeda dalam hal ini. Banyak orang yang menjalani zuhud, mencapai tingkat kehidupan yang sangat sederhana, penuh dengan kelaparan, keras terhadap diri sendiri, dan meninggalkan usaha untuk mencari nafkah, hingga menyebabkan beberapa dari mereka menderita penyakit, rasa sakit, dan ketergantungan pada orang lain. Namun, Sufyan sangat sadar akan akibat dari hal tersebut, terutama di masa saat kondisi semakin memburuk dan dunia semakin keras. Dia pernah berkata, “Harta dulu tidak disukai, tetapi hari ini ia menjadi perisai bagi seorang mukmin.” Pandangan Sufyan mengenai zuhud diringkas dalam satu kalimat yang bijak, dia berkata, “Zuhud bukanlah dengan makan yang kasar dan mengenakan pakaian yang kasar, namun dengan memendekkan angan-angan dan selalu mengingat kematian.” Sufyan juga berkata, “Zuhud itu ada dua jenis: zuhud wajib dan zuhud sunah. Zuhud wajib adalah meninggalkan kesombongan, keangkuhan, keinginan untuk unggul, riya, ketenaran, dan berhias untuk manusia. Adapun zuhud sunah adalah meninggalkan apa yang Allah berikan dari yang halal. Jika kamu meninggalkan sesuatu dari itu, maka menjadi kewajiban bagimu untuk tidak meninggalkannya, kecuali karena Allah.” Suka menyendiri dan menjauhi ketenaran Abdullah bin Al-Mubarak berkata, Sufyan berkata kepadaku, “Jauhilah ketenaran, karena aku tidak mendatangi siapa pun, kecuali aku melarangnya dari ketenaran.” Dia juga berkata, “Terlalu banyak teman adalah tanda dangkalnya agama.” Sufyan juga mengatakan, “Kurangi mengenal orang lain, niscaya akan sedikit pula orang yang membicarakanmu.” Dan dia berkata, “Zuhud terhadap dunia adalah zuhud terhadap manusia, dan awal dari itu adalah zuhudmu terhadap dirimu sendiri.” Dia berkata, “Aku menemukan hatiku tenang di antara Makkah dan Madinah, bersama sekelompok orang asing yang memakai kain wol dan jubah kasar.” Guru-guru dan murid-muridnya Sufyan Ats-Tsauri bertemu dengan banyak sekali dari kalangan tabiin dan meriwayatkan dari mereka. Dalam biografinya, disebutkan bahwa ia memiliki sekitar tiga ratus guru, termasuk dari kalangan tabiin dan murid-murid tabiin. Di antara gurunya yang terkenal adalah Habib bin Abi Tsabit, Salamah bin Kuhail, Ziyad bin ‘Alaqah, Amr bin Murrah, Muhammad bin Al-Munkadir, dan lain-lain. Imam Adz-Dzahabi mengatakan bahwa jumlah gurunya mencapai enam ratus orang. Di antara guru-guru besarnya ada yang meriwayatkan dari Abu Hurairah, Jarir bin Abdullah, Ibnu Abbas, dan lainnya. Sufyan juga membaca seluruh Al-Qur’an sebanyak empat kali secara langsung kepada Hamzah Az-Zayyat. Banyak orang yang menimba ilmu darinya, termasuk beberapa tokoh besar yang meninggal sebelum dirinya, seperti Al-A’masy, Abu Hanifah, Al-Auza’i, Mas’ar, Syu’bah, dan lainnya. Abu Al-Faraj Ibnul Jauzi menyebutkan bahwa jumlah murid yang meriwayatkan darinya lebih dari dua puluh ribu orang. Namun, Imam Adz-Dzahabi membantah hal ini, dengan mengatakan bahwa jumlah tersebut berlebihan. Menurutnya, jika mencapai seribu saja, itu sudah sangat banyak. Ia juga menambahkan bahwa tidak ada seorang pun dari kalangan hafiz (penghafal hadis) yang memiliki jumlah perawi lebih banyak dari Malik, yang mencapai seribu empat ratus orang, termasuk perawi yang tidak dikenal dan para pendusta. Penyakit dan wafatnya Abdurrahman bin Mahdi berkata, “Sufyan menderita sakit perut, dan pada malam itu, ia berwudu sebanyak enam puluh kali. Ketika ia menyadari akhir hidupnya telah dekat, ia turun dari tempat tidurnya, meletakkan pipinya di tanah, dan berkata, ‘Wahai Abdurrahman! Betapa beratnya kematian ini.’ Ketika ia wafat, aku yang menutup matanya, dan para penduduk datang di tengah malam, setelah mereka mengetahui hal itu.” Abdurrahman berkata, “Sufyan sering berharap untuk meninggal agar ia selamat dari gangguan para penguasa (maksudnya adalah para pemimpin saat itu). Namun, ketika ia sakit, ia justru merasa takut. Ia berkata kepadaku, ‘Bacakan surat Yasin, karena dikatakan bahwa bacaan tersebut meringankan penderitaan orang yang sakit.’ Aku pun membacakan, dan sebelum selesai, ia telah wafat.” Dikatakan bahwa jenazahnya dibawa keluar di tengah-tengah masyarakat Basrah secara tiba-tiba, dan banyak orang yang menghadirinya. Salat jenazahnya diimami oleh Abdurrahman bin Abdul Malik bin Abjar Al-Kufi, atas wasiat dari Sufyan, karena kesalehannya. Ibnu Al-Madini mengatakan bahwa Sufyan hidup dalam persembunyiannya selama sekitar satu tahun. Ia wafat pada bulan Sya’ban tahun 161 Hijriyah. Sebagai penutup, disebutkan bahwa Ahmad bin Yunus berkata, “Aku mendengar Sufyan sering kali berdoa dengan kata-kata yang tak terhitung banyaknya, ‘Ya Allah, selamatkan kami, selamatkan kami. Ya Allah, berikan kami keselamatan dan kesehatan di dunia dan akhirat.'” Baca juga: Biografi Jabir bin Abdillah *** Penulis: Gazzeta Raka Putra Setyawan Artikel: Muslim.or.id   Referensi: Diterjemahkan dan diringkas oleh penulis dari web: https://www.islamancient.com/الإمام-سفيان-الثوري/   Catatan kaki: [1] QS. Maryam: 12

Serial Fiqih Pendidikan Anak No: 201 – Mengajari Dengan Mencontohi

Serial Fiqih Pendidikan Anak No: 201 – Mengajari Dengan Mencontohi Posted on November 12, 2024December 30, 2024by Serial Fiqih Pendidikan Anak – No: 201MENGAJARI DENGAN MENCONTOHI Salah satu tugas orang tua adalah mengajari anaknya. Mengetahui kapan anak perlu dicontohkan langsung dan kapan cukup diberi instruksi adalah keterampilan penting dalam mendidik anak. Keputusan ini bergantung pada usia, tingkat perkembangan, kompleksitas tugas dan pengalaman anak. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sangat mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan anak dalam pendekatan mendidik. Simaklah hadits Abu Sa’id al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu berikut: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِغُلَامٍ يَسْلُخُ شَاةً، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «‌تَنَحَّ، ‌حَتَّى أُرِيَكَ» فَأَدْخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ بَيْنَ الْجِلْدِ وَاللَّحْمِ، فَدَحَسَ بِهَا، حَتَّى تَوَارَتْ إِلَى الْإِبِطِ وَقَالَ: «يَا غُلَامُ هَكَذَا فَاسْلُخْ» ثُمَّ مَضَى وَصَلَّى لِلنَّاسِ، وَلَمْ يَتَوَضَّأْ. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati seorang anak muda yang sedang menguliti kambing. Beliau berkata kepadanya, “Bergeserlah. Kutunjukkan caranya”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memasukkan tangannya di antara kulit dan daging, lalu menggerakkannya hingga tangan beliau sampai ke bawah lengan kambing. Lalu beliau bersabda, “Begitulah caranya Nak. Sekarang lakukanlah”. Kemudian beliau berlalu dan mengimami orang banyak, tanpa berwudhu lagi”. HR. Ibn Majah (no. 3179) dan dinilai sahih oleh Ibn Hibban serta al-Albaniy. Berikut beberapa kesimpulan yang bisa diambil dari hadits di atas: 1. Mengajarkan dengan Tindakan, Bukan Hanya Kata-kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak hanya menyuruh anak itu memperbaiki caranya, tetapi memberikan contoh langsung. Hal ini membantu anak untuk melihat detail dan langkah-langkah yang mungkin sulit dimengerti dengan instruksi verbal. Suatu tugas atau keterampilan baru kerap membutuhkan tahapan yang jelas. Seperti cara bersikap dalam situasi tertentu atau keterampilan teknis seperti menulis, memasak atau cara beribadah. Dalam hal-hal itu, memberikan contoh akan memperlihatkan detail dan urutan yang benar. 2. Membimbing dengan Kasih Sayang dan Kesabaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan lembut meminta anak itu untuk memperhatikan, tanpa kritik kasar atau nada merendahkan. Beliau bahkan berkata, “Kutunjukkan caranya”. Ketika seorang anak merasa didukung; dia akan lebih percaya diri dan terdorong untuk mencoba kembali tanpa takut salah. Kesabaran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik bisa disimpulkan dari perhatian yang diberikannya saat itu. Di mana beliau sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju ke masjid untuk mengimami jama’ah. Yang tentunya beliau sudah mengenakan pakaian terbaik. Pun demikian beliau tetap meluangkan waktu untuk mengajari dan membimbing anak itu. 3. Memberi Kesempatan untuk Melakukan Sendiri dengan Bimbingan Setelah menunjukkan caranya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mempersilakan anak itu untuk mencoba sendiri dengan berkata, “Begitulah caranya Nak. Sekarang lakukanlah”. Ini memberikan ruang bagi anak untuk belajar mandiri, tetapi tetap dengan arahan yang jelas. Mengajari dengan memberi contoh sambil membiarkan anak melakukan sendiri; memungkinkan mereka untuk mempraktikkan keterampilan tersebut dan membangun rasa percaya diri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membuat anak itu merasa dilibatkan dan dihargai. Ini merupakan kunci penting dalam pembelajaran efektif. Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, Senin, 9 Jumadal Ula 1446 / 11 Nopember 2024 No comments yet Leave a Reply Cancel reply Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment. Post navigation Serial Fiqih Pendidikan Anak No: 200 – Bijak Meluruskan Kekeliruan AnakKAPOLRES PURBALINGGA SOSIALISASIKAN KAMTIBMAS DI TUNAS ILMU SearchSearchRecent PostsKhutbah Jum’at: PUASA HP Penerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M – Gelombang 2 Pengumuman Kelulusan Calon Santri Baru – Angkatan 15 Gel. 1 Buku 14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 216 – Doa Masuk Masjid Bagian-1 Recent CommentsNo comments to show.Archives March 2025 January 2025 December 2024 November 2024 October 2024 September 2024 March 2024 January 2024 November 2022 October 2022 August 2022 July 2022 June 2022 May 2022 April 2022 March 2022 February 2022 January 2022 December 2021 July 2021 June 2021 April 2021 March 2021 December 2020 October 2020 August 2020 June 2020 May 2020 April 2020 March 2020 January 2020 December 2019 November 2019 October 2019 September 2019 August 2019 July 2019 June 2019 May 2019 April 2019 March 2019 February 2019 January 2019 December 2018 November 2018 October 2018 September 2018 August 2018 May 2018 April 2018 March 2018 February 2018 January 2018 December 2017 November 2017 October 2017 September 2017 August 2017 June 2017 November 2016 September 2016 July 2016 April 2016 January 2016 December 2015 October 2015 August 2015 July 2015 June 2015 May 2015 April 2015 March 2015 February 2015 January 2015 December 2014 November 2014 October 2014 December 2013 November 2013 September 2013 August 2013 July 2013 June 2013 May 2013 April 2013 March 2013 February 2013 January 2013 August 2012 July 2012 June 2011 CategoriesNo categories

Serial Fiqih Pendidikan Anak No: 201 – Mengajari Dengan Mencontohi

Serial Fiqih Pendidikan Anak No: 201 – Mengajari Dengan Mencontohi Posted on November 12, 2024December 30, 2024by Serial Fiqih Pendidikan Anak – No: 201MENGAJARI DENGAN MENCONTOHI Salah satu tugas orang tua adalah mengajari anaknya. Mengetahui kapan anak perlu dicontohkan langsung dan kapan cukup diberi instruksi adalah keterampilan penting dalam mendidik anak. Keputusan ini bergantung pada usia, tingkat perkembangan, kompleksitas tugas dan pengalaman anak. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sangat mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan anak dalam pendekatan mendidik. Simaklah hadits Abu Sa’id al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu berikut: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِغُلَامٍ يَسْلُخُ شَاةً، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «‌تَنَحَّ، ‌حَتَّى أُرِيَكَ» فَأَدْخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ بَيْنَ الْجِلْدِ وَاللَّحْمِ، فَدَحَسَ بِهَا، حَتَّى تَوَارَتْ إِلَى الْإِبِطِ وَقَالَ: «يَا غُلَامُ هَكَذَا فَاسْلُخْ» ثُمَّ مَضَى وَصَلَّى لِلنَّاسِ، وَلَمْ يَتَوَضَّأْ. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati seorang anak muda yang sedang menguliti kambing. Beliau berkata kepadanya, “Bergeserlah. Kutunjukkan caranya”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memasukkan tangannya di antara kulit dan daging, lalu menggerakkannya hingga tangan beliau sampai ke bawah lengan kambing. Lalu beliau bersabda, “Begitulah caranya Nak. Sekarang lakukanlah”. Kemudian beliau berlalu dan mengimami orang banyak, tanpa berwudhu lagi”. HR. Ibn Majah (no. 3179) dan dinilai sahih oleh Ibn Hibban serta al-Albaniy. Berikut beberapa kesimpulan yang bisa diambil dari hadits di atas: 1. Mengajarkan dengan Tindakan, Bukan Hanya Kata-kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak hanya menyuruh anak itu memperbaiki caranya, tetapi memberikan contoh langsung. Hal ini membantu anak untuk melihat detail dan langkah-langkah yang mungkin sulit dimengerti dengan instruksi verbal. Suatu tugas atau keterampilan baru kerap membutuhkan tahapan yang jelas. Seperti cara bersikap dalam situasi tertentu atau keterampilan teknis seperti menulis, memasak atau cara beribadah. Dalam hal-hal itu, memberikan contoh akan memperlihatkan detail dan urutan yang benar. 2. Membimbing dengan Kasih Sayang dan Kesabaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan lembut meminta anak itu untuk memperhatikan, tanpa kritik kasar atau nada merendahkan. Beliau bahkan berkata, “Kutunjukkan caranya”. Ketika seorang anak merasa didukung; dia akan lebih percaya diri dan terdorong untuk mencoba kembali tanpa takut salah. Kesabaran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik bisa disimpulkan dari perhatian yang diberikannya saat itu. Di mana beliau sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju ke masjid untuk mengimami jama’ah. Yang tentunya beliau sudah mengenakan pakaian terbaik. Pun demikian beliau tetap meluangkan waktu untuk mengajari dan membimbing anak itu. 3. Memberi Kesempatan untuk Melakukan Sendiri dengan Bimbingan Setelah menunjukkan caranya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mempersilakan anak itu untuk mencoba sendiri dengan berkata, “Begitulah caranya Nak. Sekarang lakukanlah”. Ini memberikan ruang bagi anak untuk belajar mandiri, tetapi tetap dengan arahan yang jelas. Mengajari dengan memberi contoh sambil membiarkan anak melakukan sendiri; memungkinkan mereka untuk mempraktikkan keterampilan tersebut dan membangun rasa percaya diri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membuat anak itu merasa dilibatkan dan dihargai. Ini merupakan kunci penting dalam pembelajaran efektif. Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, Senin, 9 Jumadal Ula 1446 / 11 Nopember 2024 No comments yet Leave a Reply Cancel reply Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment. Post navigation Serial Fiqih Pendidikan Anak No: 200 – Bijak Meluruskan Kekeliruan AnakKAPOLRES PURBALINGGA SOSIALISASIKAN KAMTIBMAS DI TUNAS ILMU SearchSearchRecent PostsKhutbah Jum’at: PUASA HP Penerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M – Gelombang 2 Pengumuman Kelulusan Calon Santri Baru – Angkatan 15 Gel. 1 Buku 14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 216 – Doa Masuk Masjid Bagian-1 Recent CommentsNo comments to show.Archives March 2025 January 2025 December 2024 November 2024 October 2024 September 2024 March 2024 January 2024 November 2022 October 2022 August 2022 July 2022 June 2022 May 2022 April 2022 March 2022 February 2022 January 2022 December 2021 July 2021 June 2021 April 2021 March 2021 December 2020 October 2020 August 2020 June 2020 May 2020 April 2020 March 2020 January 2020 December 2019 November 2019 October 2019 September 2019 August 2019 July 2019 June 2019 May 2019 April 2019 March 2019 February 2019 January 2019 December 2018 November 2018 October 2018 September 2018 August 2018 May 2018 April 2018 March 2018 February 2018 January 2018 December 2017 November 2017 October 2017 September 2017 August 2017 June 2017 November 2016 September 2016 July 2016 April 2016 January 2016 December 2015 October 2015 August 2015 July 2015 June 2015 May 2015 April 2015 March 2015 February 2015 January 2015 December 2014 November 2014 October 2014 December 2013 November 2013 September 2013 August 2013 July 2013 June 2013 May 2013 April 2013 March 2013 February 2013 January 2013 August 2012 July 2012 June 2011 CategoriesNo categories
Serial Fiqih Pendidikan Anak No: 201 – Mengajari Dengan Mencontohi Posted on November 12, 2024December 30, 2024by Serial Fiqih Pendidikan Anak – No: 201MENGAJARI DENGAN MENCONTOHI Salah satu tugas orang tua adalah mengajari anaknya. Mengetahui kapan anak perlu dicontohkan langsung dan kapan cukup diberi instruksi adalah keterampilan penting dalam mendidik anak. Keputusan ini bergantung pada usia, tingkat perkembangan, kompleksitas tugas dan pengalaman anak. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sangat mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan anak dalam pendekatan mendidik. Simaklah hadits Abu Sa’id al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu berikut: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِغُلَامٍ يَسْلُخُ شَاةً، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «‌تَنَحَّ، ‌حَتَّى أُرِيَكَ» فَأَدْخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ بَيْنَ الْجِلْدِ وَاللَّحْمِ، فَدَحَسَ بِهَا، حَتَّى تَوَارَتْ إِلَى الْإِبِطِ وَقَالَ: «يَا غُلَامُ هَكَذَا فَاسْلُخْ» ثُمَّ مَضَى وَصَلَّى لِلنَّاسِ، وَلَمْ يَتَوَضَّأْ. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati seorang anak muda yang sedang menguliti kambing. Beliau berkata kepadanya, “Bergeserlah. Kutunjukkan caranya”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memasukkan tangannya di antara kulit dan daging, lalu menggerakkannya hingga tangan beliau sampai ke bawah lengan kambing. Lalu beliau bersabda, “Begitulah caranya Nak. Sekarang lakukanlah”. Kemudian beliau berlalu dan mengimami orang banyak, tanpa berwudhu lagi”. HR. Ibn Majah (no. 3179) dan dinilai sahih oleh Ibn Hibban serta al-Albaniy. Berikut beberapa kesimpulan yang bisa diambil dari hadits di atas: 1. Mengajarkan dengan Tindakan, Bukan Hanya Kata-kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak hanya menyuruh anak itu memperbaiki caranya, tetapi memberikan contoh langsung. Hal ini membantu anak untuk melihat detail dan langkah-langkah yang mungkin sulit dimengerti dengan instruksi verbal. Suatu tugas atau keterampilan baru kerap membutuhkan tahapan yang jelas. Seperti cara bersikap dalam situasi tertentu atau keterampilan teknis seperti menulis, memasak atau cara beribadah. Dalam hal-hal itu, memberikan contoh akan memperlihatkan detail dan urutan yang benar. 2. Membimbing dengan Kasih Sayang dan Kesabaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan lembut meminta anak itu untuk memperhatikan, tanpa kritik kasar atau nada merendahkan. Beliau bahkan berkata, “Kutunjukkan caranya”. Ketika seorang anak merasa didukung; dia akan lebih percaya diri dan terdorong untuk mencoba kembali tanpa takut salah. Kesabaran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik bisa disimpulkan dari perhatian yang diberikannya saat itu. Di mana beliau sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju ke masjid untuk mengimami jama’ah. Yang tentunya beliau sudah mengenakan pakaian terbaik. Pun demikian beliau tetap meluangkan waktu untuk mengajari dan membimbing anak itu. 3. Memberi Kesempatan untuk Melakukan Sendiri dengan Bimbingan Setelah menunjukkan caranya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mempersilakan anak itu untuk mencoba sendiri dengan berkata, “Begitulah caranya Nak. Sekarang lakukanlah”. Ini memberikan ruang bagi anak untuk belajar mandiri, tetapi tetap dengan arahan yang jelas. Mengajari dengan memberi contoh sambil membiarkan anak melakukan sendiri; memungkinkan mereka untuk mempraktikkan keterampilan tersebut dan membangun rasa percaya diri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membuat anak itu merasa dilibatkan dan dihargai. Ini merupakan kunci penting dalam pembelajaran efektif. Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, Senin, 9 Jumadal Ula 1446 / 11 Nopember 2024 No comments yet Leave a Reply Cancel reply Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment. Post navigation Serial Fiqih Pendidikan Anak No: 200 – Bijak Meluruskan Kekeliruan AnakKAPOLRES PURBALINGGA SOSIALISASIKAN KAMTIBMAS DI TUNAS ILMU SearchSearchRecent PostsKhutbah Jum’at: PUASA HP Penerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M – Gelombang 2 Pengumuman Kelulusan Calon Santri Baru – Angkatan 15 Gel. 1 Buku 14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 216 – Doa Masuk Masjid Bagian-1 Recent CommentsNo comments to show.Archives March 2025 January 2025 December 2024 November 2024 October 2024 September 2024 March 2024 January 2024 November 2022 October 2022 August 2022 July 2022 June 2022 May 2022 April 2022 March 2022 February 2022 January 2022 December 2021 July 2021 June 2021 April 2021 March 2021 December 2020 October 2020 August 2020 June 2020 May 2020 April 2020 March 2020 January 2020 December 2019 November 2019 October 2019 September 2019 August 2019 July 2019 June 2019 May 2019 April 2019 March 2019 February 2019 January 2019 December 2018 November 2018 October 2018 September 2018 August 2018 May 2018 April 2018 March 2018 February 2018 January 2018 December 2017 November 2017 October 2017 September 2017 August 2017 June 2017 November 2016 September 2016 July 2016 April 2016 January 2016 December 2015 October 2015 August 2015 July 2015 June 2015 May 2015 April 2015 March 2015 February 2015 January 2015 December 2014 November 2014 October 2014 December 2013 November 2013 September 2013 August 2013 July 2013 June 2013 May 2013 April 2013 March 2013 February 2013 January 2013 August 2012 July 2012 June 2011 CategoriesNo categories


Serial Fiqih Pendidikan Anak No: 201 – Mengajari Dengan Mencontohi Posted on November 12, 2024December 30, 2024by Serial Fiqih Pendidikan Anak – No: 201MENGAJARI DENGAN MENCONTOHI Salah satu tugas orang tua adalah mengajari anaknya. Mengetahui kapan anak perlu dicontohkan langsung dan kapan cukup diberi instruksi adalah keterampilan penting dalam mendidik anak. Keputusan ini bergantung pada usia, tingkat perkembangan, kompleksitas tugas dan pengalaman anak. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sangat mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan anak dalam pendekatan mendidik. Simaklah hadits Abu Sa’id al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu berikut: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِغُلَامٍ يَسْلُخُ شَاةً، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «‌تَنَحَّ، ‌حَتَّى أُرِيَكَ» فَأَدْخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ بَيْنَ الْجِلْدِ وَاللَّحْمِ، فَدَحَسَ بِهَا، حَتَّى تَوَارَتْ إِلَى الْإِبِطِ وَقَالَ: «يَا غُلَامُ هَكَذَا فَاسْلُخْ» ثُمَّ مَضَى وَصَلَّى لِلنَّاسِ، وَلَمْ يَتَوَضَّأْ. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati seorang anak muda yang sedang menguliti kambing. Beliau berkata kepadanya, “Bergeserlah. Kutunjukkan caranya”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memasukkan tangannya di antara kulit dan daging, lalu menggerakkannya hingga tangan beliau sampai ke bawah lengan kambing. Lalu beliau bersabda, “Begitulah caranya Nak. Sekarang lakukanlah”. Kemudian beliau berlalu dan mengimami orang banyak, tanpa berwudhu lagi”. HR. Ibn Majah (no. 3179) dan dinilai sahih oleh Ibn Hibban serta al-Albaniy. Berikut beberapa kesimpulan yang bisa diambil dari hadits di atas: 1. Mengajarkan dengan Tindakan, Bukan Hanya Kata-kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak hanya menyuruh anak itu memperbaiki caranya, tetapi memberikan contoh langsung. Hal ini membantu anak untuk melihat detail dan langkah-langkah yang mungkin sulit dimengerti dengan instruksi verbal. Suatu tugas atau keterampilan baru kerap membutuhkan tahapan yang jelas. Seperti cara bersikap dalam situasi tertentu atau keterampilan teknis seperti menulis, memasak atau cara beribadah. Dalam hal-hal itu, memberikan contoh akan memperlihatkan detail dan urutan yang benar. 2. Membimbing dengan Kasih Sayang dan Kesabaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan lembut meminta anak itu untuk memperhatikan, tanpa kritik kasar atau nada merendahkan. Beliau bahkan berkata, “Kutunjukkan caranya”. Ketika seorang anak merasa didukung; dia akan lebih percaya diri dan terdorong untuk mencoba kembali tanpa takut salah. Kesabaran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik bisa disimpulkan dari perhatian yang diberikannya saat itu. Di mana beliau sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju ke masjid untuk mengimami jama’ah. Yang tentunya beliau sudah mengenakan pakaian terbaik. Pun demikian beliau tetap meluangkan waktu untuk mengajari dan membimbing anak itu. 3. Memberi Kesempatan untuk Melakukan Sendiri dengan Bimbingan Setelah menunjukkan caranya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mempersilakan anak itu untuk mencoba sendiri dengan berkata, “Begitulah caranya Nak. Sekarang lakukanlah”. Ini memberikan ruang bagi anak untuk belajar mandiri, tetapi tetap dengan arahan yang jelas. Mengajari dengan memberi contoh sambil membiarkan anak melakukan sendiri; memungkinkan mereka untuk mempraktikkan keterampilan tersebut dan membangun rasa percaya diri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membuat anak itu merasa dilibatkan dan dihargai. Ini merupakan kunci penting dalam pembelajaran efektif. Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, Senin, 9 Jumadal Ula 1446 / 11 Nopember 2024 No comments yet Leave a Reply Cancel reply Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment. Post navigation Serial Fiqih Pendidikan Anak No: 200 – Bijak Meluruskan Kekeliruan AnakKAPOLRES PURBALINGGA SOSIALISASIKAN KAMTIBMAS DI TUNAS ILMU SearchSearchRecent PostsKhutbah Jum’at: PUASA HP Penerimaan Santri Baru Angkatan Kelima Belas Program Pengkaderan Da’I Dan Tahfidz Plus “Bersanad” Tahun Akademik: 1447 H / 2025-2026 M – Gelombang 2 Pengumuman Kelulusan Calon Santri Baru – Angkatan 15 Gel. 1 Buku 14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah Serial Fiqih Doa dan Dzikir No: 216 – Doa Masuk Masjid Bagian-1 Recent CommentsNo comments to show.Archives March 2025 January 2025 December 2024 November 2024 October 2024 September 2024 March 2024 January 2024 November 2022 October 2022 August 2022 July 2022 June 2022 May 2022 April 2022 March 2022 February 2022 January 2022 December 2021 July 2021 June 2021 April 2021 March 2021 December 2020 October 2020 August 2020 June 2020 May 2020 April 2020 March 2020 January 2020 December 2019 November 2019 October 2019 September 2019 August 2019 July 2019 June 2019 May 2019 April 2019 March 2019 February 2019 January 2019 December 2018 November 2018 October 2018 September 2018 August 2018 May 2018 April 2018 March 2018 February 2018 January 2018 December 2017 November 2017 October 2017 September 2017 August 2017 June 2017 November 2016 September 2016 July 2016 April 2016 January 2016 December 2015 October 2015 August 2015 July 2015 June 2015 May 2015 April 2015 March 2015 February 2015 January 2015 December 2014 November 2014 October 2014 December 2013 November 2013 September 2013 August 2013 July 2013 June 2013 May 2013 April 2013 March 2013 February 2013 January 2013 August 2012 July 2012 June 2011 CategoriesNo categories

7 Ayat Ruqyah untuk Obat Orang yang Terkena Sihir – Syaikh Abdullah al-Ma’yuf #NasehatUlama

Diriwayatkan dari beberapa ulama salaf ruqyah menggunakan hal-hal tertentu. Diriwayatkan dari al-Laits bin Abi Sulaim, sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Abi Hatim rahimahullah, bahwa ia berkata, “Ada kabar yang sampai kepadaku bahwa tujuh ayat berikut ini merupakan sebab penyembuh dari sihir, dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla. Dibacakan pada air, yakni pada wadah yang berisi air. Lalu disiramkan ke kepala orang yang terkena sihir. Jumlahnya ada tujuh ayat. Satu ayat dalam surah Thaha, yaitu firman Allah ‘Azza wa Jalla: “Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka) Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.” (QS. Thaha: 69). Dan dua ayat dalam surah Yunus “Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: ‘Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenarannya. Sungguh Allah tidak akan membiarkan pekerjaan orang yang membuat kerusakan.’ Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).” (QS. Yunus: 81 – 82). Dan empat ayat dalam surah al-A’raf “Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan.” (QS. al-A’raf: 118). “Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata: ‘Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, (yaitu) Tuhan Musa dan Harun.’” (QS. al-A’raf: 120 – 122). Tujuh ayat ini, al-Laits bin Abi Sulaim rahimahullah berkata tentangnya bahwa ada riwayat yang sampai kepadanya bahwa tujuh ayat itu adalah penyembuh dari sihir, dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla. Tempatkan air dalam wadah, lalu bacakan ayat-ayat ini padanya. Kemudian air tersebut disiramkan ke kepala orang yang terkena sihir. ==== قَدْ وَرَدَ عَنْ بَعْضِ السَّلَفِ الرُّقْيَةُ بِأَشْيَاءَ فَعَنْ اللَّيْثِ بْنِ أَبِي سُلَيْمٍ كَمَا رَوَى ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ رَحِمَهُ اللَّهُ أَنَّهُ قَالَ بَلَغَنِي أَنَّ هَذِهِ الْآيَاتِ شِفَاءٌ مِنَ السِّحْرِ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ تُقْرَأُ فِي مَاءٍ فِي إِنَاءٍ فِيهِ مَاءٌ ثُمَّ يُصَبُّ عَلَى رَأْسِ الْمَسْحُورِ وَهِيَ سَبْعُ آيَاتٍ آيَةٌ وَاحِدَةٌ فِي طَهَ وَهِيَ قَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى وَآيَتَانِ فِي يُونُسَ فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئْتُم بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ وَأَرْبَعُ آيَاتٍ فِي الْأَعْرَافِ فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ رَبِّ مُوسَىٰ وَهَارُونَ هَذِهِ الْآيَاتُ السَّبْعُ يَقُولُ اللَّيْثُ بْنُ أَبِي سُلَيْمٍ رَحِمَهُ اللَّهُ بَلَغَهُ أَنَّهَا شِفَاءٌ مِنَ السِّحْرِ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُوْضَعُ مَاءٌ فِي إِنَاءٍ وَيَنْفُثُ فِيهِ هَذِهِ الْآيَاتِ ثُمَّ يُصَبُّ عَلَى رَأْسِ الْمَسْحُوْرِ

7 Ayat Ruqyah untuk Obat Orang yang Terkena Sihir – Syaikh Abdullah al-Ma’yuf #NasehatUlama

Diriwayatkan dari beberapa ulama salaf ruqyah menggunakan hal-hal tertentu. Diriwayatkan dari al-Laits bin Abi Sulaim, sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Abi Hatim rahimahullah, bahwa ia berkata, “Ada kabar yang sampai kepadaku bahwa tujuh ayat berikut ini merupakan sebab penyembuh dari sihir, dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla. Dibacakan pada air, yakni pada wadah yang berisi air. Lalu disiramkan ke kepala orang yang terkena sihir. Jumlahnya ada tujuh ayat. Satu ayat dalam surah Thaha, yaitu firman Allah ‘Azza wa Jalla: “Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka) Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.” (QS. Thaha: 69). Dan dua ayat dalam surah Yunus “Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: ‘Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenarannya. Sungguh Allah tidak akan membiarkan pekerjaan orang yang membuat kerusakan.’ Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).” (QS. Yunus: 81 – 82). Dan empat ayat dalam surah al-A’raf “Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan.” (QS. al-A’raf: 118). “Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata: ‘Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, (yaitu) Tuhan Musa dan Harun.’” (QS. al-A’raf: 120 – 122). Tujuh ayat ini, al-Laits bin Abi Sulaim rahimahullah berkata tentangnya bahwa ada riwayat yang sampai kepadanya bahwa tujuh ayat itu adalah penyembuh dari sihir, dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla. Tempatkan air dalam wadah, lalu bacakan ayat-ayat ini padanya. Kemudian air tersebut disiramkan ke kepala orang yang terkena sihir. ==== قَدْ وَرَدَ عَنْ بَعْضِ السَّلَفِ الرُّقْيَةُ بِأَشْيَاءَ فَعَنْ اللَّيْثِ بْنِ أَبِي سُلَيْمٍ كَمَا رَوَى ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ رَحِمَهُ اللَّهُ أَنَّهُ قَالَ بَلَغَنِي أَنَّ هَذِهِ الْآيَاتِ شِفَاءٌ مِنَ السِّحْرِ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ تُقْرَأُ فِي مَاءٍ فِي إِنَاءٍ فِيهِ مَاءٌ ثُمَّ يُصَبُّ عَلَى رَأْسِ الْمَسْحُورِ وَهِيَ سَبْعُ آيَاتٍ آيَةٌ وَاحِدَةٌ فِي طَهَ وَهِيَ قَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى وَآيَتَانِ فِي يُونُسَ فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئْتُم بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ وَأَرْبَعُ آيَاتٍ فِي الْأَعْرَافِ فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ رَبِّ مُوسَىٰ وَهَارُونَ هَذِهِ الْآيَاتُ السَّبْعُ يَقُولُ اللَّيْثُ بْنُ أَبِي سُلَيْمٍ رَحِمَهُ اللَّهُ بَلَغَهُ أَنَّهَا شِفَاءٌ مِنَ السِّحْرِ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُوْضَعُ مَاءٌ فِي إِنَاءٍ وَيَنْفُثُ فِيهِ هَذِهِ الْآيَاتِ ثُمَّ يُصَبُّ عَلَى رَأْسِ الْمَسْحُوْرِ
Diriwayatkan dari beberapa ulama salaf ruqyah menggunakan hal-hal tertentu. Diriwayatkan dari al-Laits bin Abi Sulaim, sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Abi Hatim rahimahullah, bahwa ia berkata, “Ada kabar yang sampai kepadaku bahwa tujuh ayat berikut ini merupakan sebab penyembuh dari sihir, dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla. Dibacakan pada air, yakni pada wadah yang berisi air. Lalu disiramkan ke kepala orang yang terkena sihir. Jumlahnya ada tujuh ayat. Satu ayat dalam surah Thaha, yaitu firman Allah ‘Azza wa Jalla: “Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka) Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.” (QS. Thaha: 69). Dan dua ayat dalam surah Yunus “Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: ‘Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenarannya. Sungguh Allah tidak akan membiarkan pekerjaan orang yang membuat kerusakan.’ Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).” (QS. Yunus: 81 – 82). Dan empat ayat dalam surah al-A’raf “Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan.” (QS. al-A’raf: 118). “Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata: ‘Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, (yaitu) Tuhan Musa dan Harun.’” (QS. al-A’raf: 120 – 122). Tujuh ayat ini, al-Laits bin Abi Sulaim rahimahullah berkata tentangnya bahwa ada riwayat yang sampai kepadanya bahwa tujuh ayat itu adalah penyembuh dari sihir, dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla. Tempatkan air dalam wadah, lalu bacakan ayat-ayat ini padanya. Kemudian air tersebut disiramkan ke kepala orang yang terkena sihir. ==== قَدْ وَرَدَ عَنْ بَعْضِ السَّلَفِ الرُّقْيَةُ بِأَشْيَاءَ فَعَنْ اللَّيْثِ بْنِ أَبِي سُلَيْمٍ كَمَا رَوَى ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ رَحِمَهُ اللَّهُ أَنَّهُ قَالَ بَلَغَنِي أَنَّ هَذِهِ الْآيَاتِ شِفَاءٌ مِنَ السِّحْرِ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ تُقْرَأُ فِي مَاءٍ فِي إِنَاءٍ فِيهِ مَاءٌ ثُمَّ يُصَبُّ عَلَى رَأْسِ الْمَسْحُورِ وَهِيَ سَبْعُ آيَاتٍ آيَةٌ وَاحِدَةٌ فِي طَهَ وَهِيَ قَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى وَآيَتَانِ فِي يُونُسَ فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئْتُم بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ وَأَرْبَعُ آيَاتٍ فِي الْأَعْرَافِ فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ رَبِّ مُوسَىٰ وَهَارُونَ هَذِهِ الْآيَاتُ السَّبْعُ يَقُولُ اللَّيْثُ بْنُ أَبِي سُلَيْمٍ رَحِمَهُ اللَّهُ بَلَغَهُ أَنَّهَا شِفَاءٌ مِنَ السِّحْرِ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُوْضَعُ مَاءٌ فِي إِنَاءٍ وَيَنْفُثُ فِيهِ هَذِهِ الْآيَاتِ ثُمَّ يُصَبُّ عَلَى رَأْسِ الْمَسْحُوْرِ


Diriwayatkan dari beberapa ulama salaf ruqyah menggunakan hal-hal tertentu. Diriwayatkan dari al-Laits bin Abi Sulaim, sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Abi Hatim rahimahullah, bahwa ia berkata, “Ada kabar yang sampai kepadaku bahwa tujuh ayat berikut ini merupakan sebab penyembuh dari sihir, dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla. Dibacakan pada air, yakni pada wadah yang berisi air. Lalu disiramkan ke kepala orang yang terkena sihir. Jumlahnya ada tujuh ayat. Satu ayat dalam surah Thaha, yaitu firman Allah ‘Azza wa Jalla: “Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka) Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.” (QS. Thaha: 69). Dan dua ayat dalam surah Yunus “Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: ‘Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenarannya. Sungguh Allah tidak akan membiarkan pekerjaan orang yang membuat kerusakan.’ Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).” (QS. Yunus: 81 – 82). Dan empat ayat dalam surah al-A’raf “Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan.” (QS. al-A’raf: 118). “Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata: ‘Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, (yaitu) Tuhan Musa dan Harun.’” (QS. al-A’raf: 120 – 122). Tujuh ayat ini, al-Laits bin Abi Sulaim rahimahullah berkata tentangnya bahwa ada riwayat yang sampai kepadanya bahwa tujuh ayat itu adalah penyembuh dari sihir, dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla. Tempatkan air dalam wadah, lalu bacakan ayat-ayat ini padanya. Kemudian air tersebut disiramkan ke kepala orang yang terkena sihir. ==== قَدْ وَرَدَ عَنْ بَعْضِ السَّلَفِ الرُّقْيَةُ بِأَشْيَاءَ فَعَنْ اللَّيْثِ بْنِ أَبِي سُلَيْمٍ كَمَا رَوَى ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ رَحِمَهُ اللَّهُ أَنَّهُ قَالَ بَلَغَنِي أَنَّ هَذِهِ الْآيَاتِ شِفَاءٌ مِنَ السِّحْرِ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ تُقْرَأُ فِي مَاءٍ فِي إِنَاءٍ فِيهِ مَاءٌ ثُمَّ يُصَبُّ عَلَى رَأْسِ الْمَسْحُورِ وَهِيَ سَبْعُ آيَاتٍ آيَةٌ وَاحِدَةٌ فِي طَهَ وَهِيَ قَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى وَآيَتَانِ فِي يُونُسَ فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئْتُم بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ وَأَرْبَعُ آيَاتٍ فِي الْأَعْرَافِ فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ رَبِّ مُوسَىٰ وَهَارُونَ هَذِهِ الْآيَاتُ السَّبْعُ يَقُولُ اللَّيْثُ بْنُ أَبِي سُلَيْمٍ رَحِمَهُ اللَّهُ بَلَغَهُ أَنَّهَا شِفَاءٌ مِنَ السِّحْرِ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُوْضَعُ مَاءٌ فِي إِنَاءٍ وَيَنْفُثُ فِيهِ هَذِهِ الْآيَاتِ ثُمَّ يُصَبُّ عَلَى رَأْسِ الْمَسْحُوْرِ

Laporan Produksi Yufid Bulan Oktober 2024

Laporan Produksi Yufid Bulan Oktober 2024 Bismillahirrohmanirrohim … Yayasan Yufid Network telah berkontribusi selama 15 tahun dalam menyediakan konten pendidikan dan dakwah Islam secara gratis melalui berbagai platform, termasuk channel YouTube seperti Yufid.TV, Yufid EDU, dan Yufid Kids yang telah memproduksi 22.190 video dengan total 6.618.526 subscribers. Yufid juga mengelola situs website dan telah mempublikasikan 9.919 artikel yang tersebar di berbagai platform. Melalui laporan produktivitas ini, Yufid berusaha memberikan transparansi terhadap projek dan perkembangan tim, memperkuat keterlibatan pemirsa Yufid dan membangun wadah kreativitas bersama untuk penyebaran dakwah Islam. Yufid telah menjadi kekuatan signifikan dalam memberikan akses luas kepada pengetahuan dan informasi dakwah Islam, mencapai lebih dari 870.914.457 penayangan di platform YouTube. Dengan komitmen pada misi non-profit kami, Yufid terus memberikan dampak positif dan berusaha untuk terus berkembang sembari mempertahankan transparansi dan keterlibatan pemirsa yang kuat. Channel YouTube YUFID.TV Total Video Yufid.TV: 18.568 video Total Subscribers: 4.086.419 subscribers Total Tayangan Video: 700.371.691 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 113 video Produksi Video Oktober 2024: 268 video Tayangan Video Oktober 2024: 3.654.806 views Waktu Tayang Video Oktober 2024: 372.269 jam Penambahan Subscribers Oktober 2024: +11.805 Channel YouTube YUFID EDU Total Video Yufid Edu: 2.651 video Total Subscribers: 315.319 Total Tayangan Video: 21.195.610 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 20 video Produksi Video Oktober 2024: 45 video Tayangan Video Oktober 2024: 189.553 views Waktu Tayang Video Oktober 2024: 10.493 jam Penambahan Subscribers Oktober 2024: +1.913 Channel YouTube YUFID KIDS Total Video Yufid Kids: 87 video Total Subscribers: 485.022 Total Tayangan Video: 145.772.410 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 1 video Produksi Video Oktober 2024: 0 video Tayangan Video Oktober 2024: 2.192.943 views Waktu Tayang Video Oktober 2024: 116.401 jam Penambahan Subscribers Oktober 2024: +5.395 Untuk memproduksi video Yufid Kids membutuhkan waktu yang lebih panjang dan pekerjaan yang lebih kompleks, namun sejak awal produksi hingga video dipublikasikan tim tetap bekerja setiap harinya. Channel YouTube Dunia Mengaji  Channel Dunia Mengaji adalah untuk menampung video-video yang secara kualitas pengambilan gambar dan kualitas gambar jauh di bawah standar Yufid.TV, agar konten dakwah tetap bisa dinikmati oleh pemirsa. Total Video: 272 Total Subscribers: 4.903 Total Tayangan Video: 473.496 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 3 video Tayangan Video Oktober 2024: 2.124 views Jam Tayang Video Oktober 2024: 480 Jam Penambahan Subscribers Oktober 2024: +31 Channel YouTube العلم نور  Channel “Al-’Ilmu Nuurun” ini merupakan wadah yang berisi ceramah singkat maupun kajian-kajian panjang dari Masyayikh dari Timur Tengah seperti Syaikh Sulaiman Ar-Ruhayli, Syaikh Utsman Al-Khomis, Syaikh Abdurrazaq bin Abdulmuhsin Al Badr hafidzahumullah dan masih banyak yang lainnya yang full menggunakan bahasa Arab. Cocok disimak para pemirsa Yufid.TV yang sudah menguasai bahasa Arab serta ingin belajar bersama guru-guru kita para alim ulama dari Saudi dan sekitarnya.  Total Video: 612 Total Subscribers: 54.000 Total Tayangan Video: 3.101.250 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 8 video Produksi Video Oktober 2024: 0 video Tayangan Video Oktober 2024: 30.815 views Penambahan Subscribers Oktober 2024: +400 Instagram Yufid TV & Instagram Yufid Network Instagram Yufid.TV Total Konten: 4.041 Postingan Total Pengikut: 1.167.517 followers Konten Bulan Oktober 2024: 44 Rata-Rata Produksi: 46 konten/bulan Penambahan Followers Oktober 2024: +9.059 Instagram Yufid Network Total Konten: 3.953 Postingan Total Pengikut: 505.346 Konten Bulan Oktober 2024: 44 Rata-Rata Produksi: 46 konten/bulan Penambahan Followers Oktober 2024: +3.939 Pertama kali Yufid memanfaatkan media instagram memiliki nama Yufid Network yaitu sejak tahun 2013, sebelum akhirnya di buatlah akun Yufid.TV pada tahun 2015 agar lebih dikenal seiring dengan berkembangnya channel YouTube Yufid.TV. Mulai tahun 2022, instagram Yufid.TV dan Yufid Network insya Allah akan memposting konten setiap hari minimal 2 postingan, jadi rata-rata dari kedua akun tersebut dapat memproduksi yaitu 60 konten per bulannya. Video Nasehat Ulama Salah satu project yang dikerjakan oleh tim Yufid.TV yaitu video Nasehat Ulama. Video pendek namun penuh dengan faedah berisi penggalan-penggalan nasehat serta jawaban dari pertanyaan kaum muslimin yang disampaikan ulama-ulama terkemuka. Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, konten Nasehat Ulama di channel YouTube Yufid.TV telah mempublikasikan 11 video. Nasehat Ulama juga membuat konten baru dengan konsep berbeda dengan tetap mengambil penggalan-penggalan nasehat para masyaikh berbahasa Arab dalam bentuk shorts YouTube dan reels Instagram. Video Motion Graphic & Yufid Kids Project unggulan lainnya dari Yufid.TV yaitu pembuatan video animasi motion graphic dan video Yufid Kids. Project motion graphic Yufid.TV memproduksi video-video berkualitas yang memadukan antara pemilihan tema yang tepat berupa potongan-potongan nasehat dari para ustadz atau ceramah-ceramah pendek yang diilustrasikan dalam bentuk animasi yang menarik. Sedangkan video Yufid Kids mengemas materi-materi pendidikan untuk anak yang disajikan dengan gambar animasi anak sehingga membuat anak-anak kita lebih bersemangat dalam mempelajarinya. Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, konten Motion Graphics di channel YouTube Yufid.TV telah mempublikasikan 6 video. Untuk memproduksi video Motion Graphic dan Yufid Kids membutuhkan waktu yang lebih panjang dan pekerjaan yang lebih kompleks, namun sejak awal produksi hingga video dipublikasikan tim tetap bekerja setiap harinya.  Website KonsultasiSyariah.com KonsultasiSyariah.com merupakan sebuah website yang menyajikan berbagai tanya jawab seputar permasalahan agama dalam kehidupan sehari-hari. Pembahasan kasus dan jawaban dipaparkan secara jelas dan ilmiah, berdasarkan dalil Al-Quran dan As-Sunnah serta keterangan para ulama. Hingga saat ini, website tersebut telah menuliskan 5.058 artikel yang berisi materi-materi permasalahan agama yang telah dijawab oleh para asatidz. Artikel dalam website KonsultasiSyariah.com juga kami tuangkan ke dalam bentuk audio visual dengan teknik typography dan dibantu oleh pengisi suara (voice over) yang telah memproduksi 2.025 audio dan rata-rata menghasilkan 23 audio per bulan yang siap dimasukkan ke dalam project video Poster Dakwah Yufid.TV.  Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, website KonsultasiSyariah.com telah mempublikasikan 5 artikel.  Website KisahMuslim.com KisahMuslim.com berisi kumpulan kisah para Nabi dan Rasul, kisah para sahabat Nabi, kisah orang-orang shalih terdahulu, biografi ulama, dan berbagai kisah yang penuh hikmah. Dalam website tersebut sudah ada 1.101 artikel yang banyak kita ambil pelajarannya.  Artikel dalam website KisahMuslim.com juga kami tuangkan ke dalam bentuk Audio Visual dengan teknik typography serta ilustrasi yang menarik dengan dibantu oleh pengisi suara (voice over) yang telah memproduksi 510 audio dan rata-rata menghasilkan 16 audio per bulan yang siap dimasukkan ke dalam project video Kisah Muslim Yufid.TV. Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, website KisahMuslim.com telah mempublikasikan 1 artikel.  Website KhotbahJumat.com KhotbahJumat.com berisi materi-materi khutbah yang bisa kita gunakan untuk mengisi khotbah pada ibadah shalat Jumat, terdapat 1.269 artikel hingga saat ini, yang sangat bermanfaat untuk para khatib dan da’i yang mengisi khutbah jumat. Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, website KhotbahJumat.com telah mempublikasikan 4 artikel.  Website PengusahaMuslim.com PengusahaMuslim.com merupakan sebuah website yang mengupas seluk beluk dunia usaha dan bisnis guna membantu terbentuknya pengusaha muslim baik secara ekonomi maupun agamanya, yang pada akhirnya menjadi kesatuan kuat dalam memperjuangkan kemaslahatan umat Islam dan memajukan perekonomian Indonesia. Terdapat 2.494 artikel dalam website tersebut yang dapat membantu Anda menjadi seorang pengusaha yang sukses, tidak hanya di dunia, namun kesuksesan tersebut abadi hingga ke negeri akhirat. *Tim artikel Yufid yang terdiri dari penulis, penerjemah, editor, dan admin website menyiapkan konten untuk seluruh website yang dikelola oleh Yufid secara bergantian.  Website Kajian.net Kajian.net adalah situs koleksi audio ceramah berbahasa Indonesia terlengkap dari ustadz-ustadz Ahlussunnah wal Jamaah, audio bacaan doa dan hadits berformat mp3, serta software islami dan e-Book kitab-kitab para ulama besar.  Total audio yang tersedia dalam website kajian.net yaitu 29.149 file mp3 dengan total ukuran 391 Gb dan pada bulan Oktober 2024 ini telah mempublikasikan 187 file mp3.  Website Kajian.net bercita-cita sebagai gudang podcast kumpulan audio MP3 ceramah terlengkap yang dapat di download secara gratis dengan harapan dapat memudahkan Anda belajar hukum agama Islam dan aqidah Islam yang benar berdasarkan Al-Quran dan Sunnah yang sesuai dengan pemahaman salafush sholeh. Kami juga rutin mengupload audio MP3 seluruh kajian Yufid ke platform SoundCloud, Anda dapat mengaksesnya melalui https://soundcloud.com/kajiannet, yang pada bulan Oktober 2024 ini saja telah didengarkan 29.569 kali dan telah di download sebanyak 291 file audio.  Project Terjemahan Project ini bertujuan menerjemahkan konten dakwah, baik itu artikel, buku, dan ceramah para ulama. Konten dakwah yang aslinya berbahasa Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kemudian, konten yang sudah diterjemahkan tersebut diolah kembali menjadi konten video, mp3, e-book, dan artikel di website. Sejak memulai project ini pada tahun 2018, tim penerjemah Yufid telah menerjemahkan 3.825.075 kata dengan rata-rata produksi per bulan 52.398 kata. Dalam 1 bulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, project terjemahan ini telah menerjemahkan 68.132 kata.  Perekaman Artikel Menjadi Audio Program ini adalah merekam seluruh artikel yang dipublikasikan di website-website Yufid seperti KonsultasiSyariah.com, PengusahaMuslim.com dan KisahMuslim.com ke dalam bentuk audio. Program ini bertujuan untuk memudahkan kaum muslimin mengakses konten dakwah dalam bentuk audio, terutama bagi mereka yang sibuk sehingga tidak ada kesempatan untuk membaca artikel. Mereka dapat mendengarkan audio yang sudah Yufid rekam sambil mereka beraktivitas, semisal di kendaraan, sambil bekerja, berolahraga, dan lain-lain. Total artikel yang sudah direkam dalam format audio sejak pertama dimulai program ini tahun 2017 yaitu 2.547 artikel dengan total durasi audio 229 jam dengan rata-rata perekaman 29 artikel per bulan. Dalam 1 bulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, perekaman audio yang telah diproduksi yaitu 13 artikel.  Pengelolaan Server Yufid mengelola tujuh server yang di dalamnya berisi website-website dakwah, ada server khusus untuk website Yufid, website yang telah dijelaskan pada point-point diatas hanya sebagian kecil dari website yang kami kelola, yaitu bertotal 29 website dalam satu server tersebut. Selain itu terdapat juga website para ulama yang diletakkan di server yang berbeda dari server Yufid, ada pula website-website dakwah, streaming radio dll. Dari ketujuh server yang Yufid kelola kurang lebih terdapat 107 website yang masih aktif hingga saat ini. Demikian telah kami sampaikan laporan produksi Yufid Network pada bulan Oktober 2024. Wallahu a’lam… Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’in, walhamdulillahi rabbil ‘alamin. 🔍 Jelaskan Pengertian Ibadah, Makna Hu Allah, Waktu Yang Baik Untuk Bersetubuh, Dzikir Sesuai Tuntunan Rasulullah, Asbahan Visited 76 times, 1 visit(s) today Post Views: 777 QRIS donasi Yufid

Laporan Produksi Yufid Bulan Oktober 2024

Laporan Produksi Yufid Bulan Oktober 2024 Bismillahirrohmanirrohim … Yayasan Yufid Network telah berkontribusi selama 15 tahun dalam menyediakan konten pendidikan dan dakwah Islam secara gratis melalui berbagai platform, termasuk channel YouTube seperti Yufid.TV, Yufid EDU, dan Yufid Kids yang telah memproduksi 22.190 video dengan total 6.618.526 subscribers. Yufid juga mengelola situs website dan telah mempublikasikan 9.919 artikel yang tersebar di berbagai platform. Melalui laporan produktivitas ini, Yufid berusaha memberikan transparansi terhadap projek dan perkembangan tim, memperkuat keterlibatan pemirsa Yufid dan membangun wadah kreativitas bersama untuk penyebaran dakwah Islam. Yufid telah menjadi kekuatan signifikan dalam memberikan akses luas kepada pengetahuan dan informasi dakwah Islam, mencapai lebih dari 870.914.457 penayangan di platform YouTube. Dengan komitmen pada misi non-profit kami, Yufid terus memberikan dampak positif dan berusaha untuk terus berkembang sembari mempertahankan transparansi dan keterlibatan pemirsa yang kuat. Channel YouTube YUFID.TV Total Video Yufid.TV: 18.568 video Total Subscribers: 4.086.419 subscribers Total Tayangan Video: 700.371.691 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 113 video Produksi Video Oktober 2024: 268 video Tayangan Video Oktober 2024: 3.654.806 views Waktu Tayang Video Oktober 2024: 372.269 jam Penambahan Subscribers Oktober 2024: +11.805 Channel YouTube YUFID EDU Total Video Yufid Edu: 2.651 video Total Subscribers: 315.319 Total Tayangan Video: 21.195.610 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 20 video Produksi Video Oktober 2024: 45 video Tayangan Video Oktober 2024: 189.553 views Waktu Tayang Video Oktober 2024: 10.493 jam Penambahan Subscribers Oktober 2024: +1.913 Channel YouTube YUFID KIDS Total Video Yufid Kids: 87 video Total Subscribers: 485.022 Total Tayangan Video: 145.772.410 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 1 video Produksi Video Oktober 2024: 0 video Tayangan Video Oktober 2024: 2.192.943 views Waktu Tayang Video Oktober 2024: 116.401 jam Penambahan Subscribers Oktober 2024: +5.395 Untuk memproduksi video Yufid Kids membutuhkan waktu yang lebih panjang dan pekerjaan yang lebih kompleks, namun sejak awal produksi hingga video dipublikasikan tim tetap bekerja setiap harinya. Channel YouTube Dunia Mengaji  Channel Dunia Mengaji adalah untuk menampung video-video yang secara kualitas pengambilan gambar dan kualitas gambar jauh di bawah standar Yufid.TV, agar konten dakwah tetap bisa dinikmati oleh pemirsa. Total Video: 272 Total Subscribers: 4.903 Total Tayangan Video: 473.496 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 3 video Tayangan Video Oktober 2024: 2.124 views Jam Tayang Video Oktober 2024: 480 Jam Penambahan Subscribers Oktober 2024: +31 Channel YouTube العلم نور  Channel “Al-’Ilmu Nuurun” ini merupakan wadah yang berisi ceramah singkat maupun kajian-kajian panjang dari Masyayikh dari Timur Tengah seperti Syaikh Sulaiman Ar-Ruhayli, Syaikh Utsman Al-Khomis, Syaikh Abdurrazaq bin Abdulmuhsin Al Badr hafidzahumullah dan masih banyak yang lainnya yang full menggunakan bahasa Arab. Cocok disimak para pemirsa Yufid.TV yang sudah menguasai bahasa Arab serta ingin belajar bersama guru-guru kita para alim ulama dari Saudi dan sekitarnya.  Total Video: 612 Total Subscribers: 54.000 Total Tayangan Video: 3.101.250 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 8 video Produksi Video Oktober 2024: 0 video Tayangan Video Oktober 2024: 30.815 views Penambahan Subscribers Oktober 2024: +400 Instagram Yufid TV & Instagram Yufid Network Instagram Yufid.TV Total Konten: 4.041 Postingan Total Pengikut: 1.167.517 followers Konten Bulan Oktober 2024: 44 Rata-Rata Produksi: 46 konten/bulan Penambahan Followers Oktober 2024: +9.059 Instagram Yufid Network Total Konten: 3.953 Postingan Total Pengikut: 505.346 Konten Bulan Oktober 2024: 44 Rata-Rata Produksi: 46 konten/bulan Penambahan Followers Oktober 2024: +3.939 Pertama kali Yufid memanfaatkan media instagram memiliki nama Yufid Network yaitu sejak tahun 2013, sebelum akhirnya di buatlah akun Yufid.TV pada tahun 2015 agar lebih dikenal seiring dengan berkembangnya channel YouTube Yufid.TV. Mulai tahun 2022, instagram Yufid.TV dan Yufid Network insya Allah akan memposting konten setiap hari minimal 2 postingan, jadi rata-rata dari kedua akun tersebut dapat memproduksi yaitu 60 konten per bulannya. Video Nasehat Ulama Salah satu project yang dikerjakan oleh tim Yufid.TV yaitu video Nasehat Ulama. Video pendek namun penuh dengan faedah berisi penggalan-penggalan nasehat serta jawaban dari pertanyaan kaum muslimin yang disampaikan ulama-ulama terkemuka. Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, konten Nasehat Ulama di channel YouTube Yufid.TV telah mempublikasikan 11 video. Nasehat Ulama juga membuat konten baru dengan konsep berbeda dengan tetap mengambil penggalan-penggalan nasehat para masyaikh berbahasa Arab dalam bentuk shorts YouTube dan reels Instagram. Video Motion Graphic & Yufid Kids Project unggulan lainnya dari Yufid.TV yaitu pembuatan video animasi motion graphic dan video Yufid Kids. Project motion graphic Yufid.TV memproduksi video-video berkualitas yang memadukan antara pemilihan tema yang tepat berupa potongan-potongan nasehat dari para ustadz atau ceramah-ceramah pendek yang diilustrasikan dalam bentuk animasi yang menarik. Sedangkan video Yufid Kids mengemas materi-materi pendidikan untuk anak yang disajikan dengan gambar animasi anak sehingga membuat anak-anak kita lebih bersemangat dalam mempelajarinya. Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, konten Motion Graphics di channel YouTube Yufid.TV telah mempublikasikan 6 video. Untuk memproduksi video Motion Graphic dan Yufid Kids membutuhkan waktu yang lebih panjang dan pekerjaan yang lebih kompleks, namun sejak awal produksi hingga video dipublikasikan tim tetap bekerja setiap harinya.  Website KonsultasiSyariah.com KonsultasiSyariah.com merupakan sebuah website yang menyajikan berbagai tanya jawab seputar permasalahan agama dalam kehidupan sehari-hari. Pembahasan kasus dan jawaban dipaparkan secara jelas dan ilmiah, berdasarkan dalil Al-Quran dan As-Sunnah serta keterangan para ulama. Hingga saat ini, website tersebut telah menuliskan 5.058 artikel yang berisi materi-materi permasalahan agama yang telah dijawab oleh para asatidz. Artikel dalam website KonsultasiSyariah.com juga kami tuangkan ke dalam bentuk audio visual dengan teknik typography dan dibantu oleh pengisi suara (voice over) yang telah memproduksi 2.025 audio dan rata-rata menghasilkan 23 audio per bulan yang siap dimasukkan ke dalam project video Poster Dakwah Yufid.TV.  Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, website KonsultasiSyariah.com telah mempublikasikan 5 artikel.  Website KisahMuslim.com KisahMuslim.com berisi kumpulan kisah para Nabi dan Rasul, kisah para sahabat Nabi, kisah orang-orang shalih terdahulu, biografi ulama, dan berbagai kisah yang penuh hikmah. Dalam website tersebut sudah ada 1.101 artikel yang banyak kita ambil pelajarannya.  Artikel dalam website KisahMuslim.com juga kami tuangkan ke dalam bentuk Audio Visual dengan teknik typography serta ilustrasi yang menarik dengan dibantu oleh pengisi suara (voice over) yang telah memproduksi 510 audio dan rata-rata menghasilkan 16 audio per bulan yang siap dimasukkan ke dalam project video Kisah Muslim Yufid.TV. Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, website KisahMuslim.com telah mempublikasikan 1 artikel.  Website KhotbahJumat.com KhotbahJumat.com berisi materi-materi khutbah yang bisa kita gunakan untuk mengisi khotbah pada ibadah shalat Jumat, terdapat 1.269 artikel hingga saat ini, yang sangat bermanfaat untuk para khatib dan da’i yang mengisi khutbah jumat. Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, website KhotbahJumat.com telah mempublikasikan 4 artikel.  Website PengusahaMuslim.com PengusahaMuslim.com merupakan sebuah website yang mengupas seluk beluk dunia usaha dan bisnis guna membantu terbentuknya pengusaha muslim baik secara ekonomi maupun agamanya, yang pada akhirnya menjadi kesatuan kuat dalam memperjuangkan kemaslahatan umat Islam dan memajukan perekonomian Indonesia. Terdapat 2.494 artikel dalam website tersebut yang dapat membantu Anda menjadi seorang pengusaha yang sukses, tidak hanya di dunia, namun kesuksesan tersebut abadi hingga ke negeri akhirat. *Tim artikel Yufid yang terdiri dari penulis, penerjemah, editor, dan admin website menyiapkan konten untuk seluruh website yang dikelola oleh Yufid secara bergantian.  Website Kajian.net Kajian.net adalah situs koleksi audio ceramah berbahasa Indonesia terlengkap dari ustadz-ustadz Ahlussunnah wal Jamaah, audio bacaan doa dan hadits berformat mp3, serta software islami dan e-Book kitab-kitab para ulama besar.  Total audio yang tersedia dalam website kajian.net yaitu 29.149 file mp3 dengan total ukuran 391 Gb dan pada bulan Oktober 2024 ini telah mempublikasikan 187 file mp3.  Website Kajian.net bercita-cita sebagai gudang podcast kumpulan audio MP3 ceramah terlengkap yang dapat di download secara gratis dengan harapan dapat memudahkan Anda belajar hukum agama Islam dan aqidah Islam yang benar berdasarkan Al-Quran dan Sunnah yang sesuai dengan pemahaman salafush sholeh. Kami juga rutin mengupload audio MP3 seluruh kajian Yufid ke platform SoundCloud, Anda dapat mengaksesnya melalui https://soundcloud.com/kajiannet, yang pada bulan Oktober 2024 ini saja telah didengarkan 29.569 kali dan telah di download sebanyak 291 file audio.  Project Terjemahan Project ini bertujuan menerjemahkan konten dakwah, baik itu artikel, buku, dan ceramah para ulama. Konten dakwah yang aslinya berbahasa Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kemudian, konten yang sudah diterjemahkan tersebut diolah kembali menjadi konten video, mp3, e-book, dan artikel di website. Sejak memulai project ini pada tahun 2018, tim penerjemah Yufid telah menerjemahkan 3.825.075 kata dengan rata-rata produksi per bulan 52.398 kata. Dalam 1 bulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, project terjemahan ini telah menerjemahkan 68.132 kata.  Perekaman Artikel Menjadi Audio Program ini adalah merekam seluruh artikel yang dipublikasikan di website-website Yufid seperti KonsultasiSyariah.com, PengusahaMuslim.com dan KisahMuslim.com ke dalam bentuk audio. Program ini bertujuan untuk memudahkan kaum muslimin mengakses konten dakwah dalam bentuk audio, terutama bagi mereka yang sibuk sehingga tidak ada kesempatan untuk membaca artikel. Mereka dapat mendengarkan audio yang sudah Yufid rekam sambil mereka beraktivitas, semisal di kendaraan, sambil bekerja, berolahraga, dan lain-lain. Total artikel yang sudah direkam dalam format audio sejak pertama dimulai program ini tahun 2017 yaitu 2.547 artikel dengan total durasi audio 229 jam dengan rata-rata perekaman 29 artikel per bulan. Dalam 1 bulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, perekaman audio yang telah diproduksi yaitu 13 artikel.  Pengelolaan Server Yufid mengelola tujuh server yang di dalamnya berisi website-website dakwah, ada server khusus untuk website Yufid, website yang telah dijelaskan pada point-point diatas hanya sebagian kecil dari website yang kami kelola, yaitu bertotal 29 website dalam satu server tersebut. Selain itu terdapat juga website para ulama yang diletakkan di server yang berbeda dari server Yufid, ada pula website-website dakwah, streaming radio dll. Dari ketujuh server yang Yufid kelola kurang lebih terdapat 107 website yang masih aktif hingga saat ini. Demikian telah kami sampaikan laporan produksi Yufid Network pada bulan Oktober 2024. Wallahu a’lam… Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’in, walhamdulillahi rabbil ‘alamin. 🔍 Jelaskan Pengertian Ibadah, Makna Hu Allah, Waktu Yang Baik Untuk Bersetubuh, Dzikir Sesuai Tuntunan Rasulullah, Asbahan Visited 76 times, 1 visit(s) today Post Views: 777 QRIS donasi Yufid
Laporan Produksi Yufid Bulan Oktober 2024 Bismillahirrohmanirrohim … Yayasan Yufid Network telah berkontribusi selama 15 tahun dalam menyediakan konten pendidikan dan dakwah Islam secara gratis melalui berbagai platform, termasuk channel YouTube seperti Yufid.TV, Yufid EDU, dan Yufid Kids yang telah memproduksi 22.190 video dengan total 6.618.526 subscribers. Yufid juga mengelola situs website dan telah mempublikasikan 9.919 artikel yang tersebar di berbagai platform. Melalui laporan produktivitas ini, Yufid berusaha memberikan transparansi terhadap projek dan perkembangan tim, memperkuat keterlibatan pemirsa Yufid dan membangun wadah kreativitas bersama untuk penyebaran dakwah Islam. Yufid telah menjadi kekuatan signifikan dalam memberikan akses luas kepada pengetahuan dan informasi dakwah Islam, mencapai lebih dari 870.914.457 penayangan di platform YouTube. Dengan komitmen pada misi non-profit kami, Yufid terus memberikan dampak positif dan berusaha untuk terus berkembang sembari mempertahankan transparansi dan keterlibatan pemirsa yang kuat. Channel YouTube YUFID.TV Total Video Yufid.TV: 18.568 video Total Subscribers: 4.086.419 subscribers Total Tayangan Video: 700.371.691 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 113 video Produksi Video Oktober 2024: 268 video Tayangan Video Oktober 2024: 3.654.806 views Waktu Tayang Video Oktober 2024: 372.269 jam Penambahan Subscribers Oktober 2024: +11.805 Channel YouTube YUFID EDU Total Video Yufid Edu: 2.651 video Total Subscribers: 315.319 Total Tayangan Video: 21.195.610 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 20 video Produksi Video Oktober 2024: 45 video Tayangan Video Oktober 2024: 189.553 views Waktu Tayang Video Oktober 2024: 10.493 jam Penambahan Subscribers Oktober 2024: +1.913 Channel YouTube YUFID KIDS Total Video Yufid Kids: 87 video Total Subscribers: 485.022 Total Tayangan Video: 145.772.410 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 1 video Produksi Video Oktober 2024: 0 video Tayangan Video Oktober 2024: 2.192.943 views Waktu Tayang Video Oktober 2024: 116.401 jam Penambahan Subscribers Oktober 2024: +5.395 Untuk memproduksi video Yufid Kids membutuhkan waktu yang lebih panjang dan pekerjaan yang lebih kompleks, namun sejak awal produksi hingga video dipublikasikan tim tetap bekerja setiap harinya. Channel YouTube Dunia Mengaji  Channel Dunia Mengaji adalah untuk menampung video-video yang secara kualitas pengambilan gambar dan kualitas gambar jauh di bawah standar Yufid.TV, agar konten dakwah tetap bisa dinikmati oleh pemirsa. Total Video: 272 Total Subscribers: 4.903 Total Tayangan Video: 473.496 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 3 video Tayangan Video Oktober 2024: 2.124 views Jam Tayang Video Oktober 2024: 480 Jam Penambahan Subscribers Oktober 2024: +31 Channel YouTube العلم نور  Channel “Al-’Ilmu Nuurun” ini merupakan wadah yang berisi ceramah singkat maupun kajian-kajian panjang dari Masyayikh dari Timur Tengah seperti Syaikh Sulaiman Ar-Ruhayli, Syaikh Utsman Al-Khomis, Syaikh Abdurrazaq bin Abdulmuhsin Al Badr hafidzahumullah dan masih banyak yang lainnya yang full menggunakan bahasa Arab. Cocok disimak para pemirsa Yufid.TV yang sudah menguasai bahasa Arab serta ingin belajar bersama guru-guru kita para alim ulama dari Saudi dan sekitarnya.  Total Video: 612 Total Subscribers: 54.000 Total Tayangan Video: 3.101.250 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 8 video Produksi Video Oktober 2024: 0 video Tayangan Video Oktober 2024: 30.815 views Penambahan Subscribers Oktober 2024: +400 Instagram Yufid TV & Instagram Yufid Network Instagram Yufid.TV Total Konten: 4.041 Postingan Total Pengikut: 1.167.517 followers Konten Bulan Oktober 2024: 44 Rata-Rata Produksi: 46 konten/bulan Penambahan Followers Oktober 2024: +9.059 Instagram Yufid Network Total Konten: 3.953 Postingan Total Pengikut: 505.346 Konten Bulan Oktober 2024: 44 Rata-Rata Produksi: 46 konten/bulan Penambahan Followers Oktober 2024: +3.939 Pertama kali Yufid memanfaatkan media instagram memiliki nama Yufid Network yaitu sejak tahun 2013, sebelum akhirnya di buatlah akun Yufid.TV pada tahun 2015 agar lebih dikenal seiring dengan berkembangnya channel YouTube Yufid.TV. Mulai tahun 2022, instagram Yufid.TV dan Yufid Network insya Allah akan memposting konten setiap hari minimal 2 postingan, jadi rata-rata dari kedua akun tersebut dapat memproduksi yaitu 60 konten per bulannya. Video Nasehat Ulama Salah satu project yang dikerjakan oleh tim Yufid.TV yaitu video Nasehat Ulama. Video pendek namun penuh dengan faedah berisi penggalan-penggalan nasehat serta jawaban dari pertanyaan kaum muslimin yang disampaikan ulama-ulama terkemuka. Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, konten Nasehat Ulama di channel YouTube Yufid.TV telah mempublikasikan 11 video. Nasehat Ulama juga membuat konten baru dengan konsep berbeda dengan tetap mengambil penggalan-penggalan nasehat para masyaikh berbahasa Arab dalam bentuk shorts YouTube dan reels Instagram. Video Motion Graphic & Yufid Kids Project unggulan lainnya dari Yufid.TV yaitu pembuatan video animasi motion graphic dan video Yufid Kids. Project motion graphic Yufid.TV memproduksi video-video berkualitas yang memadukan antara pemilihan tema yang tepat berupa potongan-potongan nasehat dari para ustadz atau ceramah-ceramah pendek yang diilustrasikan dalam bentuk animasi yang menarik. Sedangkan video Yufid Kids mengemas materi-materi pendidikan untuk anak yang disajikan dengan gambar animasi anak sehingga membuat anak-anak kita lebih bersemangat dalam mempelajarinya. Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, konten Motion Graphics di channel YouTube Yufid.TV telah mempublikasikan 6 video. Untuk memproduksi video Motion Graphic dan Yufid Kids membutuhkan waktu yang lebih panjang dan pekerjaan yang lebih kompleks, namun sejak awal produksi hingga video dipublikasikan tim tetap bekerja setiap harinya.  Website KonsultasiSyariah.com KonsultasiSyariah.com merupakan sebuah website yang menyajikan berbagai tanya jawab seputar permasalahan agama dalam kehidupan sehari-hari. Pembahasan kasus dan jawaban dipaparkan secara jelas dan ilmiah, berdasarkan dalil Al-Quran dan As-Sunnah serta keterangan para ulama. Hingga saat ini, website tersebut telah menuliskan 5.058 artikel yang berisi materi-materi permasalahan agama yang telah dijawab oleh para asatidz. Artikel dalam website KonsultasiSyariah.com juga kami tuangkan ke dalam bentuk audio visual dengan teknik typography dan dibantu oleh pengisi suara (voice over) yang telah memproduksi 2.025 audio dan rata-rata menghasilkan 23 audio per bulan yang siap dimasukkan ke dalam project video Poster Dakwah Yufid.TV.  Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, website KonsultasiSyariah.com telah mempublikasikan 5 artikel.  Website KisahMuslim.com KisahMuslim.com berisi kumpulan kisah para Nabi dan Rasul, kisah para sahabat Nabi, kisah orang-orang shalih terdahulu, biografi ulama, dan berbagai kisah yang penuh hikmah. Dalam website tersebut sudah ada 1.101 artikel yang banyak kita ambil pelajarannya.  Artikel dalam website KisahMuslim.com juga kami tuangkan ke dalam bentuk Audio Visual dengan teknik typography serta ilustrasi yang menarik dengan dibantu oleh pengisi suara (voice over) yang telah memproduksi 510 audio dan rata-rata menghasilkan 16 audio per bulan yang siap dimasukkan ke dalam project video Kisah Muslim Yufid.TV. Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, website KisahMuslim.com telah mempublikasikan 1 artikel.  Website KhotbahJumat.com KhotbahJumat.com berisi materi-materi khutbah yang bisa kita gunakan untuk mengisi khotbah pada ibadah shalat Jumat, terdapat 1.269 artikel hingga saat ini, yang sangat bermanfaat untuk para khatib dan da’i yang mengisi khutbah jumat. Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, website KhotbahJumat.com telah mempublikasikan 4 artikel.  Website PengusahaMuslim.com PengusahaMuslim.com merupakan sebuah website yang mengupas seluk beluk dunia usaha dan bisnis guna membantu terbentuknya pengusaha muslim baik secara ekonomi maupun agamanya, yang pada akhirnya menjadi kesatuan kuat dalam memperjuangkan kemaslahatan umat Islam dan memajukan perekonomian Indonesia. Terdapat 2.494 artikel dalam website tersebut yang dapat membantu Anda menjadi seorang pengusaha yang sukses, tidak hanya di dunia, namun kesuksesan tersebut abadi hingga ke negeri akhirat. *Tim artikel Yufid yang terdiri dari penulis, penerjemah, editor, dan admin website menyiapkan konten untuk seluruh website yang dikelola oleh Yufid secara bergantian.  Website Kajian.net Kajian.net adalah situs koleksi audio ceramah berbahasa Indonesia terlengkap dari ustadz-ustadz Ahlussunnah wal Jamaah, audio bacaan doa dan hadits berformat mp3, serta software islami dan e-Book kitab-kitab para ulama besar.  Total audio yang tersedia dalam website kajian.net yaitu 29.149 file mp3 dengan total ukuran 391 Gb dan pada bulan Oktober 2024 ini telah mempublikasikan 187 file mp3.  Website Kajian.net bercita-cita sebagai gudang podcast kumpulan audio MP3 ceramah terlengkap yang dapat di download secara gratis dengan harapan dapat memudahkan Anda belajar hukum agama Islam dan aqidah Islam yang benar berdasarkan Al-Quran dan Sunnah yang sesuai dengan pemahaman salafush sholeh. Kami juga rutin mengupload audio MP3 seluruh kajian Yufid ke platform SoundCloud, Anda dapat mengaksesnya melalui https://soundcloud.com/kajiannet, yang pada bulan Oktober 2024 ini saja telah didengarkan 29.569 kali dan telah di download sebanyak 291 file audio.  Project Terjemahan Project ini bertujuan menerjemahkan konten dakwah, baik itu artikel, buku, dan ceramah para ulama. Konten dakwah yang aslinya berbahasa Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kemudian, konten yang sudah diterjemahkan tersebut diolah kembali menjadi konten video, mp3, e-book, dan artikel di website. Sejak memulai project ini pada tahun 2018, tim penerjemah Yufid telah menerjemahkan 3.825.075 kata dengan rata-rata produksi per bulan 52.398 kata. Dalam 1 bulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, project terjemahan ini telah menerjemahkan 68.132 kata.  Perekaman Artikel Menjadi Audio Program ini adalah merekam seluruh artikel yang dipublikasikan di website-website Yufid seperti KonsultasiSyariah.com, PengusahaMuslim.com dan KisahMuslim.com ke dalam bentuk audio. Program ini bertujuan untuk memudahkan kaum muslimin mengakses konten dakwah dalam bentuk audio, terutama bagi mereka yang sibuk sehingga tidak ada kesempatan untuk membaca artikel. Mereka dapat mendengarkan audio yang sudah Yufid rekam sambil mereka beraktivitas, semisal di kendaraan, sambil bekerja, berolahraga, dan lain-lain. Total artikel yang sudah direkam dalam format audio sejak pertama dimulai program ini tahun 2017 yaitu 2.547 artikel dengan total durasi audio 229 jam dengan rata-rata perekaman 29 artikel per bulan. Dalam 1 bulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, perekaman audio yang telah diproduksi yaitu 13 artikel.  Pengelolaan Server Yufid mengelola tujuh server yang di dalamnya berisi website-website dakwah, ada server khusus untuk website Yufid, website yang telah dijelaskan pada point-point diatas hanya sebagian kecil dari website yang kami kelola, yaitu bertotal 29 website dalam satu server tersebut. Selain itu terdapat juga website para ulama yang diletakkan di server yang berbeda dari server Yufid, ada pula website-website dakwah, streaming radio dll. Dari ketujuh server yang Yufid kelola kurang lebih terdapat 107 website yang masih aktif hingga saat ini. Demikian telah kami sampaikan laporan produksi Yufid Network pada bulan Oktober 2024. Wallahu a’lam… Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’in, walhamdulillahi rabbil ‘alamin. 🔍 Jelaskan Pengertian Ibadah, Makna Hu Allah, Waktu Yang Baik Untuk Bersetubuh, Dzikir Sesuai Tuntunan Rasulullah, Asbahan Visited 76 times, 1 visit(s) today Post Views: 777 QRIS donasi Yufid


Laporan Produksi Yufid Bulan Oktober 2024 Bismillahirrohmanirrohim … Yayasan Yufid Network telah berkontribusi selama 15 tahun dalam menyediakan konten pendidikan dan dakwah Islam secara gratis melalui berbagai platform, termasuk channel YouTube seperti Yufid.TV, Yufid EDU, dan Yufid Kids yang telah memproduksi 22.190 video dengan total 6.618.526 subscribers. Yufid juga mengelola situs website dan telah mempublikasikan 9.919 artikel yang tersebar di berbagai platform. Melalui laporan produktivitas ini, Yufid berusaha memberikan transparansi terhadap projek dan perkembangan tim, memperkuat keterlibatan pemirsa Yufid dan membangun wadah kreativitas bersama untuk penyebaran dakwah Islam. Yufid telah menjadi kekuatan signifikan dalam memberikan akses luas kepada pengetahuan dan informasi dakwah Islam, mencapai lebih dari 870.914.457 penayangan di platform YouTube. Dengan komitmen pada misi non-profit kami, Yufid terus memberikan dampak positif dan berusaha untuk terus berkembang sembari mempertahankan transparansi dan keterlibatan pemirsa yang kuat. Channel YouTube YUFID.TV <img decoding="async" src="https://yufid.org/wp-content/uploads/2024/11/image.png" alt="" class="wp-image-379" width="512" height="384"/> Total Video Yufid.TV: 18.568 video Total Subscribers: 4.086.419 subscribers Total Tayangan Video: 700.371.691 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 113 video Produksi Video Oktober 2024: 268 video Tayangan Video Oktober 2024: 3.654.806 views Waktu Tayang Video Oktober 2024: 372.269 jam Penambahan Subscribers Oktober 2024: +11.805 Channel YouTube YUFID EDU <img decoding="async" src="https://yufid.org/wp-content/uploads/2024/11/image-3.png" alt="" class="wp-image-382" width="512" height="384"/> Total Video Yufid Edu: 2.651 video Total Subscribers: 315.319 Total Tayangan Video: 21.195.610 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 20 video Produksi Video Oktober 2024: 45 video Tayangan Video Oktober 2024: 189.553 views Waktu Tayang Video Oktober 2024: 10.493 jam Penambahan Subscribers Oktober 2024: +1.913 Channel YouTube YUFID KIDS <img decoding="async" src="https://yufid.org/wp-content/uploads/2024/11/image-4.png" alt="" class="wp-image-384" width="512" height="384"/> Total Video Yufid Kids: 87 video Total Subscribers: 485.022 Total Tayangan Video: 145.772.410 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 1 video Produksi Video Oktober 2024: 0 video Tayangan Video Oktober 2024: 2.192.943 views Waktu Tayang Video Oktober 2024: 116.401 jam Penambahan Subscribers Oktober 2024: +5.395 Untuk memproduksi video Yufid Kids membutuhkan waktu yang lebih panjang dan pekerjaan yang lebih kompleks, namun sejak awal produksi hingga video dipublikasikan tim tetap bekerja setiap harinya. Channel YouTube Dunia Mengaji  Channel Dunia Mengaji adalah untuk menampung video-video yang secara kualitas pengambilan gambar dan kualitas gambar jauh di bawah standar Yufid.TV, agar konten dakwah tetap bisa dinikmati oleh pemirsa. Total Video: 272 Total Subscribers: 4.903 Total Tayangan Video: 473.496 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 3 video Tayangan Video Oktober 2024: 2.124 views Jam Tayang Video Oktober 2024: 480 Jam Penambahan Subscribers Oktober 2024: +31 Channel YouTube العلم نور  Channel “Al-’Ilmu Nuurun” ini merupakan wadah yang berisi ceramah singkat maupun kajian-kajian panjang dari Masyayikh dari Timur Tengah seperti Syaikh Sulaiman Ar-Ruhayli, Syaikh Utsman Al-Khomis, Syaikh Abdurrazaq bin Abdulmuhsin Al Badr hafidzahumullah dan masih banyak yang lainnya yang full menggunakan bahasa Arab. Cocok disimak para pemirsa Yufid.TV yang sudah menguasai bahasa Arab serta ingin belajar bersama guru-guru kita para alim ulama dari Saudi dan sekitarnya.  Total Video: 612 Total Subscribers: 54.000 Total Tayangan Video: 3.101.250 views Rata-rata Produksi Per Bulan: 8 video Produksi Video Oktober 2024: 0 video Tayangan Video Oktober 2024: 30.815 views Penambahan Subscribers Oktober 2024: +400 Instagram Yufid TV & Instagram Yufid Network <img decoding="async" src="https://yufid.org/wp-content/uploads/2024/11/image-1.png" alt="" class="wp-image-380" width="512" height="384"/> Instagram Yufid.TV Total Konten: 4.041 Postingan Total Pengikut: 1.167.517 followers Konten Bulan Oktober 2024: 44 Rata-Rata Produksi: 46 konten/bulan Penambahan Followers Oktober 2024: +9.059 Instagram Yufid Network Total Konten: 3.953 Postingan Total Pengikut: 505.346 Konten Bulan Oktober 2024: 44 Rata-Rata Produksi: 46 konten/bulan Penambahan Followers Oktober 2024: +3.939 Pertama kali Yufid memanfaatkan media instagram memiliki nama Yufid Network yaitu sejak tahun 2013, sebelum akhirnya di buatlah akun Yufid.TV pada tahun 2015 agar lebih dikenal seiring dengan berkembangnya channel YouTube Yufid.TV. Mulai tahun 2022, instagram Yufid.TV dan Yufid Network insya Allah akan memposting konten setiap hari minimal 2 postingan, jadi rata-rata dari kedua akun tersebut dapat memproduksi yaitu 60 konten per bulannya. Video Nasehat Ulama Salah satu project yang dikerjakan oleh tim Yufid.TV yaitu video Nasehat Ulama. Video pendek namun penuh dengan faedah berisi penggalan-penggalan nasehat serta jawaban dari pertanyaan kaum muslimin yang disampaikan ulama-ulama terkemuka. <img decoding="async" src="https://yufid.org/wp-content/uploads/2024/11/image-5.png" alt="" class="wp-image-383"/>Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, konten Nasehat Ulama di channel YouTube Yufid.TV telah mempublikasikan 11 video. Nasehat Ulama juga membuat konten baru dengan konsep berbeda dengan tetap mengambil penggalan-penggalan nasehat para masyaikh berbahasa Arab dalam bentuk shorts YouTube dan reels Instagram. Video Motion Graphic & Yufid Kids Project unggulan lainnya dari Yufid.TV yaitu pembuatan video animasi motion graphic dan video Yufid Kids. Project motion graphic Yufid.TV memproduksi video-video berkualitas yang memadukan antara pemilihan tema yang tepat berupa potongan-potongan nasehat dari para ustadz atau ceramah-ceramah pendek yang diilustrasikan dalam bentuk animasi yang menarik. Sedangkan video Yufid Kids mengemas materi-materi pendidikan untuk anak yang disajikan dengan gambar animasi anak sehingga membuat anak-anak kita lebih bersemangat dalam mempelajarinya. <img decoding="async" src="https://yufid.org/wp-content/uploads/2024/11/image-2.png" alt="" class="wp-image-381"/>Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, konten Motion Graphics di channel YouTube Yufid.TV telah mempublikasikan 6 video. Untuk memproduksi video Motion Graphic dan Yufid Kids membutuhkan waktu yang lebih panjang dan pekerjaan yang lebih kompleks, namun sejak awal produksi hingga video dipublikasikan tim tetap bekerja setiap harinya.  Website KonsultasiSyariah.com KonsultasiSyariah.com merupakan sebuah website yang menyajikan berbagai tanya jawab seputar permasalahan agama dalam kehidupan sehari-hari. Pembahasan kasus dan jawaban dipaparkan secara jelas dan ilmiah, berdasarkan dalil Al-Quran dan As-Sunnah serta keterangan para ulama. Hingga saat ini, website tersebut telah menuliskan 5.058 artikel yang berisi materi-materi permasalahan agama yang telah dijawab oleh para asatidz. Artikel dalam website KonsultasiSyariah.com juga kami tuangkan ke dalam bentuk audio visual dengan teknik typography dan dibantu oleh pengisi suara (voice over) yang telah memproduksi 2.025 audio dan rata-rata menghasilkan 23 audio per bulan yang siap dimasukkan ke dalam project video Poster Dakwah Yufid.TV.  Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, website KonsultasiSyariah.com telah mempublikasikan 5 artikel.  Website KisahMuslim.com KisahMuslim.com berisi kumpulan kisah para Nabi dan Rasul, kisah para sahabat Nabi, kisah orang-orang shalih terdahulu, biografi ulama, dan berbagai kisah yang penuh hikmah. Dalam website tersebut sudah ada 1.101 artikel yang banyak kita ambil pelajarannya.  Artikel dalam website KisahMuslim.com juga kami tuangkan ke dalam bentuk Audio Visual dengan teknik typography serta ilustrasi yang menarik dengan dibantu oleh pengisi suara (voice over) yang telah memproduksi 510 audio dan rata-rata menghasilkan 16 audio per bulan yang siap dimasukkan ke dalam project video Kisah Muslim Yufid.TV. Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, website KisahMuslim.com telah mempublikasikan 1 artikel.  Website KhotbahJumat.com KhotbahJumat.com berisi materi-materi khutbah yang bisa kita gunakan untuk mengisi khotbah pada ibadah shalat Jumat, terdapat 1.269 artikel hingga saat ini, yang sangat bermanfaat untuk para khatib dan da’i yang mengisi khutbah jumat. Dalam sebulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, website KhotbahJumat.com telah mempublikasikan 4 artikel.  Website PengusahaMuslim.com PengusahaMuslim.com merupakan sebuah website yang mengupas seluk beluk dunia usaha dan bisnis guna membantu terbentuknya pengusaha muslim baik secara ekonomi maupun agamanya, yang pada akhirnya menjadi kesatuan kuat dalam memperjuangkan kemaslahatan umat Islam dan memajukan perekonomian Indonesia. Terdapat 2.494 artikel dalam website tersebut yang dapat membantu Anda menjadi seorang pengusaha yang sukses, tidak hanya di dunia, namun kesuksesan tersebut abadi hingga ke negeri akhirat. *Tim artikel Yufid yang terdiri dari penulis, penerjemah, editor, dan admin website menyiapkan konten untuk seluruh website yang dikelola oleh Yufid secara bergantian.  Website Kajian.net Kajian.net adalah situs koleksi audio ceramah berbahasa Indonesia terlengkap dari ustadz-ustadz Ahlussunnah wal Jamaah, audio bacaan doa dan hadits berformat mp3, serta software islami dan e-Book kitab-kitab para ulama besar.  Total audio yang tersedia dalam website kajian.net yaitu 29.149 file mp3 dengan total ukuran 391 Gb dan pada bulan Oktober 2024 ini telah mempublikasikan 187 file mp3.  Website Kajian.net bercita-cita sebagai gudang podcast kumpulan audio MP3 ceramah terlengkap yang dapat di download secara gratis dengan harapan dapat memudahkan Anda belajar hukum agama Islam dan aqidah Islam yang benar berdasarkan Al-Quran dan Sunnah yang sesuai dengan pemahaman salafush sholeh. Kami juga rutin mengupload audio MP3 seluruh kajian Yufid ke platform SoundCloud, Anda dapat mengaksesnya melalui https://soundcloud.com/kajiannet, yang pada bulan Oktober 2024 ini saja telah didengarkan 29.569 kali dan telah di download sebanyak 291 file audio.  Project Terjemahan Project ini bertujuan menerjemahkan konten dakwah, baik itu artikel, buku, dan ceramah para ulama. Konten dakwah yang aslinya berbahasa Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kemudian, konten yang sudah diterjemahkan tersebut diolah kembali menjadi konten video, mp3, e-book, dan artikel di website. Sejak memulai project ini pada tahun 2018, tim penerjemah Yufid telah menerjemahkan 3.825.075 kata dengan rata-rata produksi per bulan 52.398 kata. Dalam 1 bulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, project terjemahan ini telah menerjemahkan 68.132 kata.  Perekaman Artikel Menjadi Audio Program ini adalah merekam seluruh artikel yang dipublikasikan di website-website Yufid seperti KonsultasiSyariah.com, PengusahaMuslim.com dan KisahMuslim.com ke dalam bentuk audio. Program ini bertujuan untuk memudahkan kaum muslimin mengakses konten dakwah dalam bentuk audio, terutama bagi mereka yang sibuk sehingga tidak ada kesempatan untuk membaca artikel. Mereka dapat mendengarkan audio yang sudah Yufid rekam sambil mereka beraktivitas, semisal di kendaraan, sambil bekerja, berolahraga, dan lain-lain. Total artikel yang sudah direkam dalam format audio sejak pertama dimulai program ini tahun 2017 yaitu 2.547 artikel dengan total durasi audio 229 jam dengan rata-rata perekaman 29 artikel per bulan. Dalam 1 bulan terakhir yaitu bulan Oktober 2024, perekaman audio yang telah diproduksi yaitu 13 artikel.  Pengelolaan Server Yufid mengelola tujuh server yang di dalamnya berisi website-website dakwah, ada server khusus untuk website Yufid, website yang telah dijelaskan pada point-point diatas hanya sebagian kecil dari website yang kami kelola, yaitu bertotal 29 website dalam satu server tersebut. Selain itu terdapat juga website para ulama yang diletakkan di server yang berbeda dari server Yufid, ada pula website-website dakwah, streaming radio dll. Dari ketujuh server yang Yufid kelola kurang lebih terdapat 107 website yang masih aktif hingga saat ini. Demikian telah kami sampaikan laporan produksi Yufid Network pada bulan Oktober 2024. Wallahu a’lam… Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’in, walhamdulillahi rabbil ‘alamin. 🔍 Jelaskan Pengertian Ibadah, Makna Hu Allah, Waktu Yang Baik Untuk Bersetubuh, Dzikir Sesuai Tuntunan Rasulullah, Asbahan Visited 76 times, 1 visit(s) today Post Views: 777 <img class="aligncenter wp-image-43307" src="https://i0.wp.com/konsultasisyariah.com/wp-content/uploads/2023/10/qris-donasi-yufid-resized.jpeg" alt="QRIS donasi Yufid" width="741" height="1024" />

Hal yang Membantu agar Mudah Melaksanakan Shalat Malam

من الأسباب المعينة على قيام الليل Oleh: Dr. Muhammad Sulaiman Hamudah النظر في حال السابقين من المؤمنين الصالحين في قيام الليل ومدى لزومهم له فقد كان السلف الصالح رضوان الله تعالى عليهم يتلذذون بقيام الليل، ويفرحون به أشد الفرح، ويجدون راحتهم، بل يجدون أنفسهم في قيام الليل، وإليك بعض أقوالهم: • قال عبدالله بن وهب: كل ملذوذ إنما له لذة واحدة، إلا العبادة، فإن لها ثلاث لذات: إذا كنت فيها، وإذا تذكرتها، وإذا أعطيت ثوابها. • وقال محمد بن المنكدر: ما بقي من لذت الدنيا إلا ثلاث: قيام الليل، ولقاء الإخوان، والصلاة في جماعة. • وقال ثابت البناني: ما شيء أجده في قلبي ألذ عندي من قيام الليل. • وقال يزيد الرقاشي: بطول التهجد تقر عيون العابدين، وبطول الظمأ تفرح قلوبهم عند لقاء الله. Di antara caranya adalah dengan mencermati keadaan orang-orang beriman dan shaleh dalam melaksanakan Shalat Malam, dan tingkat konsistensi mereka di dalamnya. Dulu para Salafus Shaleh radhiyallahu ‘anhum sangat menikmati Shalat Malam, sangat bahagia saat melaksanakannya, dan mendapatkan kedamaian mereka di dalamnya. Bahkan mereka dapat menemukan jati diri mereka di dalamnya. Berikut adalah beberapa ucapan mereka: Abdullah bin Wahb berkata, “Semua kenikmatan hanya memiliki satu rasa, kecuali ibadah, karena ia memiliki tiga rasa kenikmatan; (1) ketika kamu melaksanakannya, (2) ketika kamu mengingatnya, (3) dan ketika kamu dibalas dengan pahalanya.” Muhammad bin al-Munkadir berkata, “Tidak tersisa dari kenikmatan dunia kecuali tiga; (1) Shalat Malam, (2) perjumpaan dengan saudara-saudara seiman, (3) dan shalat berjamaah.” Tsabit al-Bunani berkata, “Tidak ada apapun yang saya rasakan dalam hatiku yang lebih nikmat daripada Shalat Malam.” Yazid ar-Raqqasyi berkata, “Dengan panjangnya Shalat Tahajjud, mata para ahli ibadah menjadi teduh; dan dengan panjangnya rasa haus (puasa), hati mereka menjadi bahagia saat berjumpa dengan Allah.” • ومن أحوالهم قال مخلد بن حسين: ما انتبهت من الليل إلا أصبت إبراهيم بن أدهم يذكر الله ويصلي، فأغتم لذلك، ثم أتعزى بهذه الآية ﴿ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ ﴾. • وقال أبو عاصم النبيل: كان أبو حنيفة يسمى الوتد لكثرة صلاته. وعن القاسم بن معين قال: قام أبو حنيفة ليلة بهذه الآية ﴿ بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ ﴾ يرددها ويبكي، ويتضرع حتى طلع الصبح. • وقال إبراهيم بن شماس: كنت أرى أحمد بن حنبل يحيي الليل وهو غلام. • وقال أبو بكر المروذي: كنت مع الإمام أحمد نحوًا من أربعة أشهر بالعسكر ولا يدع قيام الليل وقرآن النهار، فما علمت بختمة ختمها، وكان يسر ذلك. • وكان الإمام البخاري رحمه الله: يقوم فيتهجد من الليل عند السحر فيقرأ ما بين النصف إلى الثلث من القرآن، فيختم عند السحر في كل ثلاث ليال. • وقال العلامة ابن عبدالهادي يصف قيام شيخ الإسلام ابن تيمية وكان في ليله منفردًا عن الناس كلهم خاليًا بربه، ضارعًا مواظبًا على تلاوة القرآن، مكررًا لأنواع التعبدات الليلية والنهارية، وكان إذا دخل في الصلاة ترتعد فرائصه وأعضاؤه حتى يميل يمنه ويسرة. • وقال ابن رجب في شيخه الإمام ابن القيم: وكان ذا عبادة وتهجد وطول صلاة إلى الغاية القصوى، ولم أشاهد مثله في عبادته وعلمه بالقرآن والحديث وحقائق الإيمان. • وقال الحافظ ابن حجر يصف شيخه الحافظ العراقي: وقد لازمته، فلم أره ترك قيام الليل بل صار له كالمألوف. ترى لماذا كان هؤلاء الأفاضل كذلك؟!!! الجواب معروف وهو معرفتهم بالله، وحبهم له سبحانه وتعالى فأرادوا الأنس به. Makhlad bin Husain pernah menceritakan keadaan mereka, “Tidaklah malam berlalu kecuali aku menemukan Ibrahim bin Adham sedang berzikir kepada Allah dan mendirikan shalat; sehingga itu membuatku bersedih hati (karena tidak dapat beramal sepertinya – pen). Lalu aku menghibur diri dengan ayat, “Demikianlah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki; dan Allah memiliki karunia yang besar.” (QS. Al-Jumuah: 4). Abu ‘Ashim an-Nabil berkata, “Dulu Abu Hanifah memiliki sebutan (الوَتَدُ) “Pasak” karena banyaknya shalat yang beliau kerjakan. Diriwayatkan dari al-Qasim bin Ma’in bahwa ia menceritakan, ‘Abu Hanifah pernah membaca satu ayat ini (بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَىٰ وَأَمَرُّ) “Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.” (QS. Al-Qamar: 46). Dan beliau mengulang-ulangnya sambil menangis dan merendahkan diri hingga waktu subuh. Ibrahim bin Syammas berkata, “Dulu aku melihat Ahmad bin Hambal mengisi malamnya dengan ibadah, dan ketika itu dia masih kecil.” Abu Bakar al-Marwazi berkata, “Dulu aku bersama Imam Ahmad sekitar 4 bulan di perkemahan, dan beliau tidak pernah meninggalkan Shalat Malam dan membaca al-Quran. Aku tidak mengetahui berapa kali beliau khatam, karena beliau merahasiakannya.” Dulu Imam al-Bukhari rahimahullah mendirikan Shalat Tahajud pada waktu sahur. Beliau membaca sekitar setengah atau sepertiga al-Quran, sehingga beliau mengkhatamkan al-Quran pada waktu sahur setiap tiga hari sekali. Ibnu Abdul Hadi menceritakan bagaimana Shalat Malam Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah bahwa pada malam hari, beliau mengasingkan diri dari semua manusia dan menyendiri dengan Tuhannya serta bersimpuh kepada-Nya. Beliau senantiasa membaca al-Quran, mengulang-ulang berbagai ibadah yang dilaksanakan pada siang dan malam hari. Apabila beliau memulai shalat, beliau gemetar hingga badannya terhuyung ke kanan dan kiri. Ibnu Rajab menceritakan tentang gurunya, Imam Ibnu al-Qayyim, “Dulu beliau melaksanakan ibadah, tahajud, dan shalat yang panjang sekali. Aku belum pernah menyaksikan orang yang seperti beliau dalam ibadahnya dan ilmunya tentang al-Quran, hadits, dan hakikat-hakikat keimanan.” Al-Hafizh Ibnu Hajar menceritakan tentang gurunya, al-Hafizh al-Iraqi, “Aku selalu membersamai beliau; tapi aku tidak pernah melihat beliau meninggalkan Shalat Malam. Justru Shalat Malam sudah menjadi kebiasaan beliau.” Menurutmu, mengapa orang-orang mulia ini dapat melakukan itu? Jawabannya sudah diketahui, yaitu karena mereka telah mengenal dan mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga mereka ingin bercengkrama dengan-Nya. النوم على الجانب الأيمن: وهو من السنة الثابتة الصحيحة فقد كان سيدنا محمد رسول الله – صلى الله عليه وسلم – يرشد أمته إلى النوم على الجانب الأيمن، كما جاء في حديث أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: “إذا أوى أحدكم إلى فراشه فلينفضه بداخلة إزاره، فإنه لا يدري ما خلفه عليه، ثم ليضطجع على شقه الأيمن، ثم ليقل باسمك ربي وضعت جنبي وبك أرفعه إن أمسكت نفسي فارحمها وإن أرسلتها فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصالحين”. متفق عليه وعن البراء بن عازب رضي الله عنهما أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: “إذا أتيت مضجعك فتوضأ وضوءك للصلاة، ثم اضطجع على شقك الأيمن”. متفق عليه وعن أم المؤمنين حفصة رضي الله عنها قالت: “كان النبي – صلى الله عليه وسلم – إذا أخذ مضجعه جعل يده اليمني تحت خده الأيمن”. رواه الطبراني، صحيح الجامع 4523. Tidur Miring ke Kanan Ini adalah salah satu sunnah yang shahih. Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menganjurkan umatnya untuk tidur miring ke kanan; sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ ثُمَّ يَقُولُ بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ “Apabila salah seorang dari kalian hendak tidur, hendaklah dia mengibaskan tempat tidurnya dengan kain sarungnya, karena dia tidak tahu apa yang ada di atas kasurnya saat dia pergi. Lalu hendaklah dia mengucapkan doa (BISMIKA ROBBI WADHO’TU JANBII WA BIKA ARFA-’UHU, IN AMSAKTA NAFSII FARHAMHAA WA IN ARSALTAHAA FAHFAZH-HAA BIMAA TAHFAZHU BIHI ‘IBAADAKASH SHOOLIHIIN) ‘Dengan menyebut nama-Mu, wahai Tuhanku! Aku membaringkan sisi badanku dan dengan nama-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan jiwaku, maka rahmatilah ia; dan jika Engkau melepasnya kembali, maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang shaleh’.” (Muttafaq ‘alaih). Diriwayatkan juga dari al-Barra bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ “Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat. Lalu berbaringlah dengan miring ke kanan.” (Muttafaq ‘alaih). Diriwayatkan dari Ummul Mukminin, Hafshah radhiyallahu ‘anha bahwa ia berkata, “Dulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila hendak tidur, beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanan.” (HR. ath-Thabrani dalam “Shahih al-Jami” no. 4523). فائدة: قال الإمام ابن القيم رحمه الله: وفي اضطجاعه – صلى الله عليه وسلم – على شقه الأيمن سر، وهو أن القلب معلق في الجانب الأيسر، فإذا نام على شقه الأيسر استثقل نومًا، لأنه يكون في دعة واستراحة فيثقل نومه، فإذا نام على شقه الأيمن فإنه يقلق ولا يستغرق في النوم لقلق القلب وطلبه مستقره وميله إليه. Faedah: Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah berkata, “Cara berbaring Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan memiringkan badan ke kanan ini mengandung rahasia; yaitu karena jantung tergantung di sisi kiri dada, sehingga jika beliau tidur dengan memiringkan badan ke kiri, tidur beliau akan pulas, karena jantung menjadi tenang dan rileks, sehingga tidurnya menjadi pulas. Namun, jika beliau tidur dengan memiringkan badan ke kanan, maka beliau tidak nyaman dan tidak pulas dalam tidurnya, karena jantung dalam keadaan tidak nyaman dan tetap mengharap kenyamanan. Sumber:https://www.alukah.net/social/0/56797/من-الأسباب-المعينة-على-قيام-الليل-..-النظر-في-حال-السابقين-الصالحين-في-قيام-الليل/ PDF Sumber Artikel. 🔍 Jelaskan Pengertian Ibadah, Makna Hu Allah, Waktu Yang Baik Untuk Bersetubuh, Dzikir Sesuai Tuntunan Rasulullah, Asbahan Visited 977 times, 1 visit(s) today Post Views: 862 QRIS donasi Yufid

Hal yang Membantu agar Mudah Melaksanakan Shalat Malam

من الأسباب المعينة على قيام الليل Oleh: Dr. Muhammad Sulaiman Hamudah النظر في حال السابقين من المؤمنين الصالحين في قيام الليل ومدى لزومهم له فقد كان السلف الصالح رضوان الله تعالى عليهم يتلذذون بقيام الليل، ويفرحون به أشد الفرح، ويجدون راحتهم، بل يجدون أنفسهم في قيام الليل، وإليك بعض أقوالهم: • قال عبدالله بن وهب: كل ملذوذ إنما له لذة واحدة، إلا العبادة، فإن لها ثلاث لذات: إذا كنت فيها، وإذا تذكرتها، وإذا أعطيت ثوابها. • وقال محمد بن المنكدر: ما بقي من لذت الدنيا إلا ثلاث: قيام الليل، ولقاء الإخوان، والصلاة في جماعة. • وقال ثابت البناني: ما شيء أجده في قلبي ألذ عندي من قيام الليل. • وقال يزيد الرقاشي: بطول التهجد تقر عيون العابدين، وبطول الظمأ تفرح قلوبهم عند لقاء الله. Di antara caranya adalah dengan mencermati keadaan orang-orang beriman dan shaleh dalam melaksanakan Shalat Malam, dan tingkat konsistensi mereka di dalamnya. Dulu para Salafus Shaleh radhiyallahu ‘anhum sangat menikmati Shalat Malam, sangat bahagia saat melaksanakannya, dan mendapatkan kedamaian mereka di dalamnya. Bahkan mereka dapat menemukan jati diri mereka di dalamnya. Berikut adalah beberapa ucapan mereka: Abdullah bin Wahb berkata, “Semua kenikmatan hanya memiliki satu rasa, kecuali ibadah, karena ia memiliki tiga rasa kenikmatan; (1) ketika kamu melaksanakannya, (2) ketika kamu mengingatnya, (3) dan ketika kamu dibalas dengan pahalanya.” Muhammad bin al-Munkadir berkata, “Tidak tersisa dari kenikmatan dunia kecuali tiga; (1) Shalat Malam, (2) perjumpaan dengan saudara-saudara seiman, (3) dan shalat berjamaah.” Tsabit al-Bunani berkata, “Tidak ada apapun yang saya rasakan dalam hatiku yang lebih nikmat daripada Shalat Malam.” Yazid ar-Raqqasyi berkata, “Dengan panjangnya Shalat Tahajjud, mata para ahli ibadah menjadi teduh; dan dengan panjangnya rasa haus (puasa), hati mereka menjadi bahagia saat berjumpa dengan Allah.” • ومن أحوالهم قال مخلد بن حسين: ما انتبهت من الليل إلا أصبت إبراهيم بن أدهم يذكر الله ويصلي، فأغتم لذلك، ثم أتعزى بهذه الآية ﴿ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ ﴾. • وقال أبو عاصم النبيل: كان أبو حنيفة يسمى الوتد لكثرة صلاته. وعن القاسم بن معين قال: قام أبو حنيفة ليلة بهذه الآية ﴿ بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ ﴾ يرددها ويبكي، ويتضرع حتى طلع الصبح. • وقال إبراهيم بن شماس: كنت أرى أحمد بن حنبل يحيي الليل وهو غلام. • وقال أبو بكر المروذي: كنت مع الإمام أحمد نحوًا من أربعة أشهر بالعسكر ولا يدع قيام الليل وقرآن النهار، فما علمت بختمة ختمها، وكان يسر ذلك. • وكان الإمام البخاري رحمه الله: يقوم فيتهجد من الليل عند السحر فيقرأ ما بين النصف إلى الثلث من القرآن، فيختم عند السحر في كل ثلاث ليال. • وقال العلامة ابن عبدالهادي يصف قيام شيخ الإسلام ابن تيمية وكان في ليله منفردًا عن الناس كلهم خاليًا بربه، ضارعًا مواظبًا على تلاوة القرآن، مكررًا لأنواع التعبدات الليلية والنهارية، وكان إذا دخل في الصلاة ترتعد فرائصه وأعضاؤه حتى يميل يمنه ويسرة. • وقال ابن رجب في شيخه الإمام ابن القيم: وكان ذا عبادة وتهجد وطول صلاة إلى الغاية القصوى، ولم أشاهد مثله في عبادته وعلمه بالقرآن والحديث وحقائق الإيمان. • وقال الحافظ ابن حجر يصف شيخه الحافظ العراقي: وقد لازمته، فلم أره ترك قيام الليل بل صار له كالمألوف. ترى لماذا كان هؤلاء الأفاضل كذلك؟!!! الجواب معروف وهو معرفتهم بالله، وحبهم له سبحانه وتعالى فأرادوا الأنس به. Makhlad bin Husain pernah menceritakan keadaan mereka, “Tidaklah malam berlalu kecuali aku menemukan Ibrahim bin Adham sedang berzikir kepada Allah dan mendirikan shalat; sehingga itu membuatku bersedih hati (karena tidak dapat beramal sepertinya – pen). Lalu aku menghibur diri dengan ayat, “Demikianlah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki; dan Allah memiliki karunia yang besar.” (QS. Al-Jumuah: 4). Abu ‘Ashim an-Nabil berkata, “Dulu Abu Hanifah memiliki sebutan (الوَتَدُ) “Pasak” karena banyaknya shalat yang beliau kerjakan. Diriwayatkan dari al-Qasim bin Ma’in bahwa ia menceritakan, ‘Abu Hanifah pernah membaca satu ayat ini (بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَىٰ وَأَمَرُّ) “Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.” (QS. Al-Qamar: 46). Dan beliau mengulang-ulangnya sambil menangis dan merendahkan diri hingga waktu subuh. Ibrahim bin Syammas berkata, “Dulu aku melihat Ahmad bin Hambal mengisi malamnya dengan ibadah, dan ketika itu dia masih kecil.” Abu Bakar al-Marwazi berkata, “Dulu aku bersama Imam Ahmad sekitar 4 bulan di perkemahan, dan beliau tidak pernah meninggalkan Shalat Malam dan membaca al-Quran. Aku tidak mengetahui berapa kali beliau khatam, karena beliau merahasiakannya.” Dulu Imam al-Bukhari rahimahullah mendirikan Shalat Tahajud pada waktu sahur. Beliau membaca sekitar setengah atau sepertiga al-Quran, sehingga beliau mengkhatamkan al-Quran pada waktu sahur setiap tiga hari sekali. Ibnu Abdul Hadi menceritakan bagaimana Shalat Malam Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah bahwa pada malam hari, beliau mengasingkan diri dari semua manusia dan menyendiri dengan Tuhannya serta bersimpuh kepada-Nya. Beliau senantiasa membaca al-Quran, mengulang-ulang berbagai ibadah yang dilaksanakan pada siang dan malam hari. Apabila beliau memulai shalat, beliau gemetar hingga badannya terhuyung ke kanan dan kiri. Ibnu Rajab menceritakan tentang gurunya, Imam Ibnu al-Qayyim, “Dulu beliau melaksanakan ibadah, tahajud, dan shalat yang panjang sekali. Aku belum pernah menyaksikan orang yang seperti beliau dalam ibadahnya dan ilmunya tentang al-Quran, hadits, dan hakikat-hakikat keimanan.” Al-Hafizh Ibnu Hajar menceritakan tentang gurunya, al-Hafizh al-Iraqi, “Aku selalu membersamai beliau; tapi aku tidak pernah melihat beliau meninggalkan Shalat Malam. Justru Shalat Malam sudah menjadi kebiasaan beliau.” Menurutmu, mengapa orang-orang mulia ini dapat melakukan itu? Jawabannya sudah diketahui, yaitu karena mereka telah mengenal dan mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga mereka ingin bercengkrama dengan-Nya. النوم على الجانب الأيمن: وهو من السنة الثابتة الصحيحة فقد كان سيدنا محمد رسول الله – صلى الله عليه وسلم – يرشد أمته إلى النوم على الجانب الأيمن، كما جاء في حديث أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: “إذا أوى أحدكم إلى فراشه فلينفضه بداخلة إزاره، فإنه لا يدري ما خلفه عليه، ثم ليضطجع على شقه الأيمن، ثم ليقل باسمك ربي وضعت جنبي وبك أرفعه إن أمسكت نفسي فارحمها وإن أرسلتها فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصالحين”. متفق عليه وعن البراء بن عازب رضي الله عنهما أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: “إذا أتيت مضجعك فتوضأ وضوءك للصلاة، ثم اضطجع على شقك الأيمن”. متفق عليه وعن أم المؤمنين حفصة رضي الله عنها قالت: “كان النبي – صلى الله عليه وسلم – إذا أخذ مضجعه جعل يده اليمني تحت خده الأيمن”. رواه الطبراني، صحيح الجامع 4523. Tidur Miring ke Kanan Ini adalah salah satu sunnah yang shahih. Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menganjurkan umatnya untuk tidur miring ke kanan; sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ ثُمَّ يَقُولُ بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ “Apabila salah seorang dari kalian hendak tidur, hendaklah dia mengibaskan tempat tidurnya dengan kain sarungnya, karena dia tidak tahu apa yang ada di atas kasurnya saat dia pergi. Lalu hendaklah dia mengucapkan doa (BISMIKA ROBBI WADHO’TU JANBII WA BIKA ARFA-’UHU, IN AMSAKTA NAFSII FARHAMHAA WA IN ARSALTAHAA FAHFAZH-HAA BIMAA TAHFAZHU BIHI ‘IBAADAKASH SHOOLIHIIN) ‘Dengan menyebut nama-Mu, wahai Tuhanku! Aku membaringkan sisi badanku dan dengan nama-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan jiwaku, maka rahmatilah ia; dan jika Engkau melepasnya kembali, maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang shaleh’.” (Muttafaq ‘alaih). Diriwayatkan juga dari al-Barra bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ “Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat. Lalu berbaringlah dengan miring ke kanan.” (Muttafaq ‘alaih). Diriwayatkan dari Ummul Mukminin, Hafshah radhiyallahu ‘anha bahwa ia berkata, “Dulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila hendak tidur, beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanan.” (HR. ath-Thabrani dalam “Shahih al-Jami” no. 4523). فائدة: قال الإمام ابن القيم رحمه الله: وفي اضطجاعه – صلى الله عليه وسلم – على شقه الأيمن سر، وهو أن القلب معلق في الجانب الأيسر، فإذا نام على شقه الأيسر استثقل نومًا، لأنه يكون في دعة واستراحة فيثقل نومه، فإذا نام على شقه الأيمن فإنه يقلق ولا يستغرق في النوم لقلق القلب وطلبه مستقره وميله إليه. Faedah: Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah berkata, “Cara berbaring Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan memiringkan badan ke kanan ini mengandung rahasia; yaitu karena jantung tergantung di sisi kiri dada, sehingga jika beliau tidur dengan memiringkan badan ke kiri, tidur beliau akan pulas, karena jantung menjadi tenang dan rileks, sehingga tidurnya menjadi pulas. Namun, jika beliau tidur dengan memiringkan badan ke kanan, maka beliau tidak nyaman dan tidak pulas dalam tidurnya, karena jantung dalam keadaan tidak nyaman dan tetap mengharap kenyamanan. Sumber:https://www.alukah.net/social/0/56797/من-الأسباب-المعينة-على-قيام-الليل-..-النظر-في-حال-السابقين-الصالحين-في-قيام-الليل/ PDF Sumber Artikel. 🔍 Jelaskan Pengertian Ibadah, Makna Hu Allah, Waktu Yang Baik Untuk Bersetubuh, Dzikir Sesuai Tuntunan Rasulullah, Asbahan Visited 977 times, 1 visit(s) today Post Views: 862 QRIS donasi Yufid
من الأسباب المعينة على قيام الليل Oleh: Dr. Muhammad Sulaiman Hamudah النظر في حال السابقين من المؤمنين الصالحين في قيام الليل ومدى لزومهم له فقد كان السلف الصالح رضوان الله تعالى عليهم يتلذذون بقيام الليل، ويفرحون به أشد الفرح، ويجدون راحتهم، بل يجدون أنفسهم في قيام الليل، وإليك بعض أقوالهم: • قال عبدالله بن وهب: كل ملذوذ إنما له لذة واحدة، إلا العبادة، فإن لها ثلاث لذات: إذا كنت فيها، وإذا تذكرتها، وإذا أعطيت ثوابها. • وقال محمد بن المنكدر: ما بقي من لذت الدنيا إلا ثلاث: قيام الليل، ولقاء الإخوان، والصلاة في جماعة. • وقال ثابت البناني: ما شيء أجده في قلبي ألذ عندي من قيام الليل. • وقال يزيد الرقاشي: بطول التهجد تقر عيون العابدين، وبطول الظمأ تفرح قلوبهم عند لقاء الله. Di antara caranya adalah dengan mencermati keadaan orang-orang beriman dan shaleh dalam melaksanakan Shalat Malam, dan tingkat konsistensi mereka di dalamnya. Dulu para Salafus Shaleh radhiyallahu ‘anhum sangat menikmati Shalat Malam, sangat bahagia saat melaksanakannya, dan mendapatkan kedamaian mereka di dalamnya. Bahkan mereka dapat menemukan jati diri mereka di dalamnya. Berikut adalah beberapa ucapan mereka: Abdullah bin Wahb berkata, “Semua kenikmatan hanya memiliki satu rasa, kecuali ibadah, karena ia memiliki tiga rasa kenikmatan; (1) ketika kamu melaksanakannya, (2) ketika kamu mengingatnya, (3) dan ketika kamu dibalas dengan pahalanya.” Muhammad bin al-Munkadir berkata, “Tidak tersisa dari kenikmatan dunia kecuali tiga; (1) Shalat Malam, (2) perjumpaan dengan saudara-saudara seiman, (3) dan shalat berjamaah.” Tsabit al-Bunani berkata, “Tidak ada apapun yang saya rasakan dalam hatiku yang lebih nikmat daripada Shalat Malam.” Yazid ar-Raqqasyi berkata, “Dengan panjangnya Shalat Tahajjud, mata para ahli ibadah menjadi teduh; dan dengan panjangnya rasa haus (puasa), hati mereka menjadi bahagia saat berjumpa dengan Allah.” • ومن أحوالهم قال مخلد بن حسين: ما انتبهت من الليل إلا أصبت إبراهيم بن أدهم يذكر الله ويصلي، فأغتم لذلك، ثم أتعزى بهذه الآية ﴿ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ ﴾. • وقال أبو عاصم النبيل: كان أبو حنيفة يسمى الوتد لكثرة صلاته. وعن القاسم بن معين قال: قام أبو حنيفة ليلة بهذه الآية ﴿ بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ ﴾ يرددها ويبكي، ويتضرع حتى طلع الصبح. • وقال إبراهيم بن شماس: كنت أرى أحمد بن حنبل يحيي الليل وهو غلام. • وقال أبو بكر المروذي: كنت مع الإمام أحمد نحوًا من أربعة أشهر بالعسكر ولا يدع قيام الليل وقرآن النهار، فما علمت بختمة ختمها، وكان يسر ذلك. • وكان الإمام البخاري رحمه الله: يقوم فيتهجد من الليل عند السحر فيقرأ ما بين النصف إلى الثلث من القرآن، فيختم عند السحر في كل ثلاث ليال. • وقال العلامة ابن عبدالهادي يصف قيام شيخ الإسلام ابن تيمية وكان في ليله منفردًا عن الناس كلهم خاليًا بربه، ضارعًا مواظبًا على تلاوة القرآن، مكررًا لأنواع التعبدات الليلية والنهارية، وكان إذا دخل في الصلاة ترتعد فرائصه وأعضاؤه حتى يميل يمنه ويسرة. • وقال ابن رجب في شيخه الإمام ابن القيم: وكان ذا عبادة وتهجد وطول صلاة إلى الغاية القصوى، ولم أشاهد مثله في عبادته وعلمه بالقرآن والحديث وحقائق الإيمان. • وقال الحافظ ابن حجر يصف شيخه الحافظ العراقي: وقد لازمته، فلم أره ترك قيام الليل بل صار له كالمألوف. ترى لماذا كان هؤلاء الأفاضل كذلك؟!!! الجواب معروف وهو معرفتهم بالله، وحبهم له سبحانه وتعالى فأرادوا الأنس به. Makhlad bin Husain pernah menceritakan keadaan mereka, “Tidaklah malam berlalu kecuali aku menemukan Ibrahim bin Adham sedang berzikir kepada Allah dan mendirikan shalat; sehingga itu membuatku bersedih hati (karena tidak dapat beramal sepertinya – pen). Lalu aku menghibur diri dengan ayat, “Demikianlah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki; dan Allah memiliki karunia yang besar.” (QS. Al-Jumuah: 4). Abu ‘Ashim an-Nabil berkata, “Dulu Abu Hanifah memiliki sebutan (الوَتَدُ) “Pasak” karena banyaknya shalat yang beliau kerjakan. Diriwayatkan dari al-Qasim bin Ma’in bahwa ia menceritakan, ‘Abu Hanifah pernah membaca satu ayat ini (بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَىٰ وَأَمَرُّ) “Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.” (QS. Al-Qamar: 46). Dan beliau mengulang-ulangnya sambil menangis dan merendahkan diri hingga waktu subuh. Ibrahim bin Syammas berkata, “Dulu aku melihat Ahmad bin Hambal mengisi malamnya dengan ibadah, dan ketika itu dia masih kecil.” Abu Bakar al-Marwazi berkata, “Dulu aku bersama Imam Ahmad sekitar 4 bulan di perkemahan, dan beliau tidak pernah meninggalkan Shalat Malam dan membaca al-Quran. Aku tidak mengetahui berapa kali beliau khatam, karena beliau merahasiakannya.” Dulu Imam al-Bukhari rahimahullah mendirikan Shalat Tahajud pada waktu sahur. Beliau membaca sekitar setengah atau sepertiga al-Quran, sehingga beliau mengkhatamkan al-Quran pada waktu sahur setiap tiga hari sekali. Ibnu Abdul Hadi menceritakan bagaimana Shalat Malam Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah bahwa pada malam hari, beliau mengasingkan diri dari semua manusia dan menyendiri dengan Tuhannya serta bersimpuh kepada-Nya. Beliau senantiasa membaca al-Quran, mengulang-ulang berbagai ibadah yang dilaksanakan pada siang dan malam hari. Apabila beliau memulai shalat, beliau gemetar hingga badannya terhuyung ke kanan dan kiri. Ibnu Rajab menceritakan tentang gurunya, Imam Ibnu al-Qayyim, “Dulu beliau melaksanakan ibadah, tahajud, dan shalat yang panjang sekali. Aku belum pernah menyaksikan orang yang seperti beliau dalam ibadahnya dan ilmunya tentang al-Quran, hadits, dan hakikat-hakikat keimanan.” Al-Hafizh Ibnu Hajar menceritakan tentang gurunya, al-Hafizh al-Iraqi, “Aku selalu membersamai beliau; tapi aku tidak pernah melihat beliau meninggalkan Shalat Malam. Justru Shalat Malam sudah menjadi kebiasaan beliau.” Menurutmu, mengapa orang-orang mulia ini dapat melakukan itu? Jawabannya sudah diketahui, yaitu karena mereka telah mengenal dan mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga mereka ingin bercengkrama dengan-Nya. النوم على الجانب الأيمن: وهو من السنة الثابتة الصحيحة فقد كان سيدنا محمد رسول الله – صلى الله عليه وسلم – يرشد أمته إلى النوم على الجانب الأيمن، كما جاء في حديث أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: “إذا أوى أحدكم إلى فراشه فلينفضه بداخلة إزاره، فإنه لا يدري ما خلفه عليه، ثم ليضطجع على شقه الأيمن، ثم ليقل باسمك ربي وضعت جنبي وبك أرفعه إن أمسكت نفسي فارحمها وإن أرسلتها فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصالحين”. متفق عليه وعن البراء بن عازب رضي الله عنهما أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: “إذا أتيت مضجعك فتوضأ وضوءك للصلاة، ثم اضطجع على شقك الأيمن”. متفق عليه وعن أم المؤمنين حفصة رضي الله عنها قالت: “كان النبي – صلى الله عليه وسلم – إذا أخذ مضجعه جعل يده اليمني تحت خده الأيمن”. رواه الطبراني، صحيح الجامع 4523. Tidur Miring ke Kanan Ini adalah salah satu sunnah yang shahih. Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menganjurkan umatnya untuk tidur miring ke kanan; sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ ثُمَّ يَقُولُ بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ “Apabila salah seorang dari kalian hendak tidur, hendaklah dia mengibaskan tempat tidurnya dengan kain sarungnya, karena dia tidak tahu apa yang ada di atas kasurnya saat dia pergi. Lalu hendaklah dia mengucapkan doa (BISMIKA ROBBI WADHO’TU JANBII WA BIKA ARFA-’UHU, IN AMSAKTA NAFSII FARHAMHAA WA IN ARSALTAHAA FAHFAZH-HAA BIMAA TAHFAZHU BIHI ‘IBAADAKASH SHOOLIHIIN) ‘Dengan menyebut nama-Mu, wahai Tuhanku! Aku membaringkan sisi badanku dan dengan nama-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan jiwaku, maka rahmatilah ia; dan jika Engkau melepasnya kembali, maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang shaleh’.” (Muttafaq ‘alaih). Diriwayatkan juga dari al-Barra bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ “Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat. Lalu berbaringlah dengan miring ke kanan.” (Muttafaq ‘alaih). Diriwayatkan dari Ummul Mukminin, Hafshah radhiyallahu ‘anha bahwa ia berkata, “Dulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila hendak tidur, beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanan.” (HR. ath-Thabrani dalam “Shahih al-Jami” no. 4523). فائدة: قال الإمام ابن القيم رحمه الله: وفي اضطجاعه – صلى الله عليه وسلم – على شقه الأيمن سر، وهو أن القلب معلق في الجانب الأيسر، فإذا نام على شقه الأيسر استثقل نومًا، لأنه يكون في دعة واستراحة فيثقل نومه، فإذا نام على شقه الأيمن فإنه يقلق ولا يستغرق في النوم لقلق القلب وطلبه مستقره وميله إليه. Faedah: Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah berkata, “Cara berbaring Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan memiringkan badan ke kanan ini mengandung rahasia; yaitu karena jantung tergantung di sisi kiri dada, sehingga jika beliau tidur dengan memiringkan badan ke kiri, tidur beliau akan pulas, karena jantung menjadi tenang dan rileks, sehingga tidurnya menjadi pulas. Namun, jika beliau tidur dengan memiringkan badan ke kanan, maka beliau tidak nyaman dan tidak pulas dalam tidurnya, karena jantung dalam keadaan tidak nyaman dan tetap mengharap kenyamanan. Sumber:https://www.alukah.net/social/0/56797/من-الأسباب-المعينة-على-قيام-الليل-..-النظر-في-حال-السابقين-الصالحين-في-قيام-الليل/ PDF Sumber Artikel. 🔍 Jelaskan Pengertian Ibadah, Makna Hu Allah, Waktu Yang Baik Untuk Bersetubuh, Dzikir Sesuai Tuntunan Rasulullah, Asbahan Visited 977 times, 1 visit(s) today Post Views: 862 QRIS donasi Yufid


من الأسباب المعينة على قيام الليل Oleh: Dr. Muhammad Sulaiman Hamudah النظر في حال السابقين من المؤمنين الصالحين في قيام الليل ومدى لزومهم له فقد كان السلف الصالح رضوان الله تعالى عليهم يتلذذون بقيام الليل، ويفرحون به أشد الفرح، ويجدون راحتهم، بل يجدون أنفسهم في قيام الليل، وإليك بعض أقوالهم: • قال عبدالله بن وهب: كل ملذوذ إنما له لذة واحدة، إلا العبادة، فإن لها ثلاث لذات: إذا كنت فيها، وإذا تذكرتها، وإذا أعطيت ثوابها. • وقال محمد بن المنكدر: ما بقي من لذت الدنيا إلا ثلاث: قيام الليل، ولقاء الإخوان، والصلاة في جماعة. • وقال ثابت البناني: ما شيء أجده في قلبي ألذ عندي من قيام الليل. • وقال يزيد الرقاشي: بطول التهجد تقر عيون العابدين، وبطول الظمأ تفرح قلوبهم عند لقاء الله. Di antara caranya adalah dengan mencermati keadaan orang-orang beriman dan shaleh dalam melaksanakan Shalat Malam, dan tingkat konsistensi mereka di dalamnya. Dulu para Salafus Shaleh radhiyallahu ‘anhum sangat menikmati Shalat Malam, sangat bahagia saat melaksanakannya, dan mendapatkan kedamaian mereka di dalamnya. Bahkan mereka dapat menemukan jati diri mereka di dalamnya. Berikut adalah beberapa ucapan mereka: Abdullah bin Wahb berkata, “Semua kenikmatan hanya memiliki satu rasa, kecuali ibadah, karena ia memiliki tiga rasa kenikmatan; (1) ketika kamu melaksanakannya, (2) ketika kamu mengingatnya, (3) dan ketika kamu dibalas dengan pahalanya.” Muhammad bin al-Munkadir berkata, “Tidak tersisa dari kenikmatan dunia kecuali tiga; (1) Shalat Malam, (2) perjumpaan dengan saudara-saudara seiman, (3) dan shalat berjamaah.” Tsabit al-Bunani berkata, “Tidak ada apapun yang saya rasakan dalam hatiku yang lebih nikmat daripada Shalat Malam.” Yazid ar-Raqqasyi berkata, “Dengan panjangnya Shalat Tahajjud, mata para ahli ibadah menjadi teduh; dan dengan panjangnya rasa haus (puasa), hati mereka menjadi bahagia saat berjumpa dengan Allah.” • ومن أحوالهم قال مخلد بن حسين: ما انتبهت من الليل إلا أصبت إبراهيم بن أدهم يذكر الله ويصلي، فأغتم لذلك، ثم أتعزى بهذه الآية ﴿ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ ﴾. • وقال أبو عاصم النبيل: كان أبو حنيفة يسمى الوتد لكثرة صلاته. وعن القاسم بن معين قال: قام أبو حنيفة ليلة بهذه الآية ﴿ بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ ﴾ يرددها ويبكي، ويتضرع حتى طلع الصبح. • وقال إبراهيم بن شماس: كنت أرى أحمد بن حنبل يحيي الليل وهو غلام. • وقال أبو بكر المروذي: كنت مع الإمام أحمد نحوًا من أربعة أشهر بالعسكر ولا يدع قيام الليل وقرآن النهار، فما علمت بختمة ختمها، وكان يسر ذلك. • وكان الإمام البخاري رحمه الله: يقوم فيتهجد من الليل عند السحر فيقرأ ما بين النصف إلى الثلث من القرآن، فيختم عند السحر في كل ثلاث ليال. • وقال العلامة ابن عبدالهادي يصف قيام شيخ الإسلام ابن تيمية وكان في ليله منفردًا عن الناس كلهم خاليًا بربه، ضارعًا مواظبًا على تلاوة القرآن، مكررًا لأنواع التعبدات الليلية والنهارية، وكان إذا دخل في الصلاة ترتعد فرائصه وأعضاؤه حتى يميل يمنه ويسرة. • وقال ابن رجب في شيخه الإمام ابن القيم: وكان ذا عبادة وتهجد وطول صلاة إلى الغاية القصوى، ولم أشاهد مثله في عبادته وعلمه بالقرآن والحديث وحقائق الإيمان. • وقال الحافظ ابن حجر يصف شيخه الحافظ العراقي: وقد لازمته، فلم أره ترك قيام الليل بل صار له كالمألوف. ترى لماذا كان هؤلاء الأفاضل كذلك؟!!! الجواب معروف وهو معرفتهم بالله، وحبهم له سبحانه وتعالى فأرادوا الأنس به. Makhlad bin Husain pernah menceritakan keadaan mereka, “Tidaklah malam berlalu kecuali aku menemukan Ibrahim bin Adham sedang berzikir kepada Allah dan mendirikan shalat; sehingga itu membuatku bersedih hati (karena tidak dapat beramal sepertinya – pen). Lalu aku menghibur diri dengan ayat, “Demikianlah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki; dan Allah memiliki karunia yang besar.” (QS. Al-Jumuah: 4). Abu ‘Ashim an-Nabil berkata, “Dulu Abu Hanifah memiliki sebutan (الوَتَدُ) “Pasak” karena banyaknya shalat yang beliau kerjakan. Diriwayatkan dari al-Qasim bin Ma’in bahwa ia menceritakan, ‘Abu Hanifah pernah membaca satu ayat ini (بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَىٰ وَأَمَرُّ) “Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.” (QS. Al-Qamar: 46). Dan beliau mengulang-ulangnya sambil menangis dan merendahkan diri hingga waktu subuh. Ibrahim bin Syammas berkata, “Dulu aku melihat Ahmad bin Hambal mengisi malamnya dengan ibadah, dan ketika itu dia masih kecil.” Abu Bakar al-Marwazi berkata, “Dulu aku bersama Imam Ahmad sekitar 4 bulan di perkemahan, dan beliau tidak pernah meninggalkan Shalat Malam dan membaca al-Quran. Aku tidak mengetahui berapa kali beliau khatam, karena beliau merahasiakannya.” Dulu Imam al-Bukhari rahimahullah mendirikan Shalat Tahajud pada waktu sahur. Beliau membaca sekitar setengah atau sepertiga al-Quran, sehingga beliau mengkhatamkan al-Quran pada waktu sahur setiap tiga hari sekali. Ibnu Abdul Hadi menceritakan bagaimana Shalat Malam Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah bahwa pada malam hari, beliau mengasingkan diri dari semua manusia dan menyendiri dengan Tuhannya serta bersimpuh kepada-Nya. Beliau senantiasa membaca al-Quran, mengulang-ulang berbagai ibadah yang dilaksanakan pada siang dan malam hari. Apabila beliau memulai shalat, beliau gemetar hingga badannya terhuyung ke kanan dan kiri. Ibnu Rajab menceritakan tentang gurunya, Imam Ibnu al-Qayyim, “Dulu beliau melaksanakan ibadah, tahajud, dan shalat yang panjang sekali. Aku belum pernah menyaksikan orang yang seperti beliau dalam ibadahnya dan ilmunya tentang al-Quran, hadits, dan hakikat-hakikat keimanan.” Al-Hafizh Ibnu Hajar menceritakan tentang gurunya, al-Hafizh al-Iraqi, “Aku selalu membersamai beliau; tapi aku tidak pernah melihat beliau meninggalkan Shalat Malam. Justru Shalat Malam sudah menjadi kebiasaan beliau.” Menurutmu, mengapa orang-orang mulia ini dapat melakukan itu? Jawabannya sudah diketahui, yaitu karena mereka telah mengenal dan mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga mereka ingin bercengkrama dengan-Nya. النوم على الجانب الأيمن: وهو من السنة الثابتة الصحيحة فقد كان سيدنا محمد رسول الله – صلى الله عليه وسلم – يرشد أمته إلى النوم على الجانب الأيمن، كما جاء في حديث أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: “إذا أوى أحدكم إلى فراشه فلينفضه بداخلة إزاره، فإنه لا يدري ما خلفه عليه، ثم ليضطجع على شقه الأيمن، ثم ليقل باسمك ربي وضعت جنبي وبك أرفعه إن أمسكت نفسي فارحمها وإن أرسلتها فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصالحين”. متفق عليه وعن البراء بن عازب رضي الله عنهما أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: “إذا أتيت مضجعك فتوضأ وضوءك للصلاة، ثم اضطجع على شقك الأيمن”. متفق عليه وعن أم المؤمنين حفصة رضي الله عنها قالت: “كان النبي – صلى الله عليه وسلم – إذا أخذ مضجعه جعل يده اليمني تحت خده الأيمن”. رواه الطبراني، صحيح الجامع 4523. Tidur Miring ke Kanan Ini adalah salah satu sunnah yang shahih. Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menganjurkan umatnya untuk tidur miring ke kanan; sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ ثُمَّ يَقُولُ بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ “Apabila salah seorang dari kalian hendak tidur, hendaklah dia mengibaskan tempat tidurnya dengan kain sarungnya, karena dia tidak tahu apa yang ada di atas kasurnya saat dia pergi. Lalu hendaklah dia mengucapkan doa (BISMIKA ROBBI WADHO’TU JANBII WA BIKA ARFA-’UHU, IN AMSAKTA NAFSII FARHAMHAA WA IN ARSALTAHAA FAHFAZH-HAA BIMAA TAHFAZHU BIHI ‘IBAADAKASH SHOOLIHIIN) ‘Dengan menyebut nama-Mu, wahai Tuhanku! Aku membaringkan sisi badanku dan dengan nama-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan jiwaku, maka rahmatilah ia; dan jika Engkau melepasnya kembali, maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang shaleh’.” (Muttafaq ‘alaih). Diriwayatkan juga dari al-Barra bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ “Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat. Lalu berbaringlah dengan miring ke kanan.” (Muttafaq ‘alaih). Diriwayatkan dari Ummul Mukminin, Hafshah radhiyallahu ‘anha bahwa ia berkata, “Dulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila hendak tidur, beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanan.” (HR. ath-Thabrani dalam “Shahih al-Jami” no. 4523). فائدة: قال الإمام ابن القيم رحمه الله: وفي اضطجاعه – صلى الله عليه وسلم – على شقه الأيمن سر، وهو أن القلب معلق في الجانب الأيسر، فإذا نام على شقه الأيسر استثقل نومًا، لأنه يكون في دعة واستراحة فيثقل نومه، فإذا نام على شقه الأيمن فإنه يقلق ولا يستغرق في النوم لقلق القلب وطلبه مستقره وميله إليه. Faedah: Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah berkata, “Cara berbaring Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan memiringkan badan ke kanan ini mengandung rahasia; yaitu karena jantung tergantung di sisi kiri dada, sehingga jika beliau tidur dengan memiringkan badan ke kiri, tidur beliau akan pulas, karena jantung menjadi tenang dan rileks, sehingga tidurnya menjadi pulas. Namun, jika beliau tidur dengan memiringkan badan ke kanan, maka beliau tidak nyaman dan tidak pulas dalam tidurnya, karena jantung dalam keadaan tidak nyaman dan tetap mengharap kenyamanan. Sumber:https://www.alukah.net/social/0/56797/من-الأسباب-المعينة-على-قيام-الليل-..-النظر-في-حال-السابقين-الصالحين-في-قيام-الليل/ PDF Sumber Artikel. 🔍 Jelaskan Pengertian Ibadah, Makna Hu Allah, Waktu Yang Baik Untuk Bersetubuh, Dzikir Sesuai Tuntunan Rasulullah, Asbahan Visited 977 times, 1 visit(s) today Post Views: 862 <img class="aligncenter wp-image-43307" src="https://i0.wp.com/konsultasisyariah.com/wp-content/uploads/2023/10/qris-donasi-yufid-resized.jpeg" alt="QRIS donasi Yufid" width="741" height="1024" />

Mengapa Harus Sabar Kalau Bisa Marah?

Daftar Isi Toggle IntermesoSabar dalam Al-Qur’anHakikat keberadaan duniaPemberian terbaik dari AllahApa itu sabar dan kenapa harus sabar? Intermeso Media sosial di Indonesia beberapa bulan terakhir tak henti-hentinya geger. Pasalnya banyak rakyat yang tak puas dengan pemerintah yang sedang menjabat, mereka merasa ditipu, merasa dibodoh-bodohi, dan merasa dimanfaatkan. Bahkan, sampai pada suatu ketika lautan mahasiswa bergerak di hampir seluruh penjuru Indonesia melabrak Kantor Dewan. Kemarahan sudah tak terbendung, dan kericuhan pecah di mana-mana, meski syukurnya pada akhirnya, semua itu berhasil diredakan. Namun, kita tidak akan berbicara soal politik, demokrasi, korupsi, nepotisme, demonstrasi, dan isu-isu yang selalu hangat di Tanah Air tersebut. Sama sekali bukan tentang politik. Lantas apa? Kita akan berbicara tentang sikap. Sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslim, bahkan tanpa harus didikte untuk itu. Namun, semakin ke sini, semakin pudar juga sikap itu dalam realitas kehidupan umat Islam, terutamanya dalam bersosial. Apa itu? Ya, sabar. Miris rasanya melihat sikap sabar saat ini sudah dipandang sebagai sikap pesimisme dan pasrah. Miris rasanya melihat meluapkan amarah dianggap sebagai sikap yang mulia dan bermartabat. Pemerintah tak sesuai keinginannya, gelar aksi demonstrasi, bukan sabar. Sedikit saja harinya ada cobaan, mengumpat, di-upload di media sosial, bukan sabar. Hidup sudah terlalu pahit dan sulit, melarikan diri ke obat-obatan, bukan sabar. Atau juga malah memilih mati daripada harus menjalani hidup yang masih bisa dibangun untuk masa-masa cerahnya, bukan sabar. Semua itu, semua yang permasalahan yang ada di masyarakat kita, pada dasarnya adalah karena hilangnya kesabaran. Manifestasi dari kemarahan dan representasi dari nilai sabar yang luntur. Baiklah, mari kita buka pembahasan ini dengan sabda Nabi Agung, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan dari Sahabat Shuhaib radhiyallahu ‘anhu, عَجَبًا لأَمْرِ المُؤْمِنِ، إنَّ أمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وليسَ ذاكَ لأَحَدٍ إلّا لِلْمُؤْمِنِ، إنْ أصابَتْهُ سَرّاءُ شَكَرَ، فَكانَ خَيْرًا له، وإنْ أصابَتْهُ ضَرّاءُ، صَبَرَ فَكانَ خَيْرًا له “Sungguh, perkara orang mukmin itu sangat mengagumkan! Segala urusannya baik, dan hal yang seperti ini tidak terjadi, kecuali pada seorang mukmin. Ketika ia mendapat suatu nikmat, ia bersyukur, maka jadilah itu baik baginya. Dan bilamana ia ditimpa suatu musibah, ia bersabar, dan ini pula menjadi baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999) Hadis ini dengan jelas menunjukkan betapa sabar memiliki kedudukan sentral di dalam keimanan. Karena, dalam hadis ini, Rasulullah mengaitkan dan menyandingkan sabar dengan dua hal: iman dan kebaikan. Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan, “Sabar dalam keimanan itu ibarat kata sebuah badan dan kepala. Tidak ada keimanan bagi yang tidak bersabar.” Sabar dalam Al-Qur’an Sangking urgen dan sentralnya sabar, serta posisinya tinggi dalam keimanan, Allah menyebutkan sabar dalam banyak ayat di kitab-Nya. Imam Ahmad rahimahullah  mengatakan ada lebih dari 90 ayat di Al-Qur’an yang menyebutkan tentang sabar. Baik itu dalam bentuk perintah, keutamaan, janji pahala, dan sebagainya. Berikut beberapa contoh konteks sabar yang disebutkan dalam Al-Qur’an: Pertama: Allah mencintai dan membersamai orang yang sabar, Dia berfirman, وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلصَّـٰبِرِينَ “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 146) وَٱصْبِرُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ “… dan bersabarlah. Sungguh, Allah bersama orang-orang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46) Kedua: Ada kabar gembira ampunan, rahmat, serta titel “orang yang mendapat petunjuk” dari Allah bagi orang yang bersabar, sebagaimana firman-Nya yang artinya, وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِینَ ٱلَّذِینَ إِذَاۤ أَصَـٰبَتۡهُم مُّصِیبَةࣱ قَالُوۤا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّاۤ إِلَیۡهِ رَ ٰ⁠جِعُونَ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ عَلَیۡهِمۡ صَلَوَ ٰ⁠تࣱ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةࣱۖ وَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ “… dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157) Ketiga: Sabar juga adalah solusi yang terbaik, senada dengan ayat, وَلَئِن صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌۭ لِّلصَّـٰبِرِينَ “Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.” (QS. An-Nahl: 126) Ayat ini mengarahkan bahwa dalam suatu masalah yang melanda kita, atau musibah yang menimpa kita, sabarlah yang terbaik. Ketika kita sabar, itu lebih baik bagi kita dibandingkan kita berontak. Hakikat keberadaan dunia Dunia ini sejatinya adalah tempat kita diuji dan diberi cobaan. Allah Ta’ala berfirman, وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍۢ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.” (QS. Al-Baqarah: 155) وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةًۭ ۖ “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan.” (QS. Al-Anbiya: 35) Tidak ada seorang pun di dunia ini yang sama sekali tidak mendapat ujian, cobaan, ataupun musibah. Semua pasti diuji keimanannya dengan diberi cobaan juga musibah, yang dengan itu Allah melihat bagaimana reaksi hamba-Nya, sabarkah ia? Marahkah? Atau malah mengumpat, tidak terima dan tidak rida dengan takdir dari Allah? Adapun bentuk cobaan di dunia ini sebenarnya tidak selalu soal kesulitan dan kesusahan saja, sebagaimana yang mungkin disangkakan sebagian besar orang. Akan tetapi, terkadang cobaan itu berbentuk kesulitan, terkadang juga kelancaran hidup itu sendiri adalah cobaan. Sehat jasmani pun juga adalah cobaan, bukan hanya sakit. Bahkan, kekayaan juga pasti adalah cobaan dari Allah, pun dengan kebalikannya, kefakiran dan kemiskinan. Dunia ini sendiri memang adalah tempat kita, seluruh manusia, diberi cobaan dan ujian yang datang dalam dua bentuk: kesempitan dan kelapangan, seluruhnya adalah cobaan. Akan tetapi, seorang mukmin sejati berbeda, cobaan yang ia dapat selalu bernilai baik, bahkan segala urusan dan perkaranya. Kenapa? Karena ketika menghadapi cobaan ia bersabar. Baca juga: Makna Sabar Terletak di Awal Musibah Pemberian terbaik dari Allah Sabar adalah bentuk pemberian terbaik dari Allah. Dari sekian banyak hal yang Allah berikan kepada seluruh makhluknya, sabar adalah yang terbaik. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengabarkan dalam hadisnya, وما أُعطِىَ أحدٌ عطاءً خيرًا وأوسَعَ من الصبْرِ “Dan tidak ada seorang pun yang diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (Muttafaqun ‘alaih) Dalam hadis lain juga disebutkan, والصَّبْرُ ضِياءٌ “Sabar adalah sinar (cahaya).” (HR. Muslim) Kesabaran adalah bagaikan sinar, sinar bagi orang yang bersabar dan cahaya dalam kehidupannya. Yang dengannyalah, jalan-jalan yang benar dapat dibedakan dari jalan-jalan yang salah, membuat seseorang dapat melewati segala macam rintangan hidup. Dan selama ia masih memiliki sinar ini (sabar), jalan hidupnya akan terasa lebih mudah, lebih luwes, dan lebih bisa ia nikmati jika dibandingkan jika tanpa sinar sabar ini. Dengan sabar, ia diterangi, terbimbing langkah-langkahnya, terarah segala tindak-tanduknya, juga akan senantiasa berada di jalan yang benar. Kenapa sabar bisa disebut sebagai pemberian terbaik? Karena di dunia ini, segala sesuatunya butuh kesabaran. Dalam melaksanakan ibadah-ibadah yang Allah perintahkan, jika tanpa sabar, bisakah seseorang melaksanakannya dengan baik, dengan sempurna, dengan tetap sesuai syariat dan menghadirkan hati yang tulus? Soal keistikamahan di jalan yang lurus, dapatkah seseorang bertahan dan teguh di tengah huru-hara kesesatan yang dinormalisasi saat ini, jika tanpa sabar, mampukah? Dalam bersosial, bertemu banyak macam karakter manusia, dengan berbagai latar belakang dan situasi-kondisi mood setiap orang selalu berubah sepanjang waktu, tanpa sabar, bisakah seseorang berhadapan dengan puluhan, ratusan, ribuan manusia dengan segala macam permasalahan hariannya? Dalam dunia karier, jika tidak meniti dari bawah dan belajar banyak hal yang berat dan rumit, beban tanggung jawab seabrek, jika tanpa sabar, bisakah seseorang naik dan mendapatkan karier tingginya? Jika tanpa sabar, apakah seseorang bisa melawan dorongan buruk yang menjadi kecenderungan diri-diri manusia, terutamanya yang merusak tubuh, dunia, agama, dan masa depan? Bahkan, tanpa adanya kesabaran, bisakah seseorang melewati satu saja hari dalam kehidupannya? Maka, dapat kita katakan bahwa sabar punya peran penting dalam kehidupan, andil penjagaan, yaitu menjaga dua hal: Pertama: menjaga perkara dunia kita dengan sabar dalam menahan mengikuti segala hawa nafsu yang mendorong ke dalam berbagai hal buruk apa pun itu bentuknya, juga dalam melewati setiap hari-hari yang berat; dan Kedua: menjaga perkara agama kita dengan 3 macam sabarnya sebagaimana pembagian sabar oleh para ulama: sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah. Tentu hal ini berat dan butuh kesabaran. Buktinya tidak semua orang bisa istikamah dan benar dalam melaksanakan ketaatan, sabar dari bermaksiat kepada Allah, sangat berat karena melawan nafsu yang berasal dari diri kita sendiri dan sudah menjadi tabiat jiwa adalah menyuruh kepada keburukan, terlebih ketika diperkuat oleh dorongan setan, butuh kesabaran ekstra, dan sabar menghadapi takdir dan segala bentuk ketetapan Allah yang terjadi pada kita, terutamanya ketika itu adalah hal yang tidak kita sukai. Apa itu sabar dan kenapa harus sabar? Sabar tentunya bukanlah sebuah istilah ataupun sikap yang asing bagi semua orang, tetapi karena sesuatu yang sudah terlampau diketahui, terkadang kita malah jadi tidak mengetahui esensinya yang sebenarnya. Begitu pula dengan sabar ini, kita mungkin merasa sudah mengetahui artinya, tapi mungkin ternyata tidak benar, atau belum sepenuhnya. Pengertian sabar yang paling masyhur di kalangan para ulama, juga yang didefinisikan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah adalah menahan diri dari amarah kegelisahan, menjaga lisan dan ucapan dari mencela dan meratap tidak puas, serta menahan tubuh kita dari melampiaskan emosi yang impulsif dan destruktif. Beberapa ulama lain juga mengartikan sabar dengan menahan nafsu diri dari melakukan larangan-larangan Allah dan menekannya untuk melaksanakan kewajiban yang diperintahkan-Nya,serta, mengendalikannya dari rasa tidak puas dan berkeluh kesah atas takdir yang sudah ditetapkan oleh-Nya. Berdasarkan pengertian yang dibawakan oleh para ulama, bisa kita lihat kalau sabar bukanlah sikap lemah, pasrah, dan pesimistis seperti yang dipandang dan disangkakan oleh hampir sebagian besar masyarakat kita saat ini. Sabar bukanlah sikap pasif, bahkan justru sabar adalah sikap aktif, di mana seseorang mengatur dirinya untuk tidak berbuat gegabah dan mengikuti hawa nafsu sesaatnya. Bahkan, sabar itu sendiri adalah kekuatan. Seseorang yang sabar dapat memiliki kemampuan resiliensi pengendalian diri, serta bangkit dari kesedihan kegelisahan, kegalauan, pun dari kegagalan. Apakah sabar adalah sikap pasrah dan pesimistis? Sebaliknya, sabar justru adalah sikap optimistis yang sebenarnya. Karena apa? Bandingkan antara sikap berontak, apakah ada yang menjamin dan memastikan keadaan akan menjadi lebih baik dan berubah sesuai yang ia inginkan jika ia berontak marah dan tidak sabar? Tidak. Tetapi, berbanding terbalik dengan sabar yang sudah dilabeli dengan kebaikan, bahkan yang terbaik, juga janji dari Allah, bukankah itu semua adalah hasil pasti dan buah daripada sabar? Bukankah itu optimistis? Apakah sabar adalah tanda kelemahan? Sama sekali tidak, malah sabar itu sendiri adalah kekuatan. Tidak semua orang bisa bertahan pada suatu hal berat, dalam waktu yang lama, dan siklus yang tidak nyaman baginya, kalau bukan sabar, lalu apa? Orang yang tidak sabarlah justru yang lemah. Kalau ditanya kenapa kita harus sabar? Secara singkat semoga artikel ini sudah sedikit menjawabnya. Namun, kita sebagai muslim, tidakkah cukup bagi kita ayat-ayat dan hadis-hadis tentang sabar untuk membuat kita bisa bersabar? Jikalau kita perhatikan, semua konteks ayat tentang sabar di Al-Qur’an tidak ada satu pun sama sekali yang menegasikan esensi dan hakikat serta kebermanfaatan sabar, semuanya tentang hal positif dari sabar, buah manis dari sabar, janji indah dari Allah, ganjaran atas kesabaran. Maka, dari mana datangnya persepsi kalau sikap tidak sabar lebih baik? Meluapkan emosi dan membuat kekacauan, itukah yang disebut baik? Sepertinya tidak akan pernah sekalipun sikap seperti itu (luapan emosi karena tidak adanya kesabaran) dapat menggeser kedudukan sabar sebagai sikap terbaik. Keberlangsungan hidup jasmani dan rohani, bahkan bergantung pada sabar. Kenapa orang sulit sekali disuruh untuk bersabar? Padahal, sabar itu kau hanya perlu menahan, menahan emosi, menahan hawa nafsu, menahan dorongan-dorongan dan kecenderungan negatif. Kamu menahannya apakah lebih sulit daripada melakukannya yang justru memakan waktu dan tenaga? Orang-orang bebal mungkin akan berkelit dengan alibi “Sabar juga ada batasnya!” Oke, memang ada, sabar memang ada batasnya. Apa batas sabar? Batasnya adalah 950 tahun mengajak orang-orang sesat ke jalan yang benar dan hanya sedikit yang mempercayai, bahkan selalu didebat, dihina, dicaci, dan dimaki, padahal apa yang disampaikan tidak sedikit pun mengandung kesalahan. Apakah kita sudah sampai batas itu? Jika belum, maka masih harus sabarlah kita. Selama kita masih menginginkan keberuntungan, bersabarlah. Begitulah petuah Islami dari ayat, يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱصْبِرُوا۟ وَصَابِرُوا۟ وَرَابِطُوا۟ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200) Wallahu a’lam bishawab. Waffaqonallahu wa iyyakum. Baca juga: Realisasi Sifat Sabar di Era Media Sosial *** Penulis: Abdurrahman Waridi Sarpad Artikel: Muslim.or.id

Mengapa Harus Sabar Kalau Bisa Marah?

Daftar Isi Toggle IntermesoSabar dalam Al-Qur’anHakikat keberadaan duniaPemberian terbaik dari AllahApa itu sabar dan kenapa harus sabar? Intermeso Media sosial di Indonesia beberapa bulan terakhir tak henti-hentinya geger. Pasalnya banyak rakyat yang tak puas dengan pemerintah yang sedang menjabat, mereka merasa ditipu, merasa dibodoh-bodohi, dan merasa dimanfaatkan. Bahkan, sampai pada suatu ketika lautan mahasiswa bergerak di hampir seluruh penjuru Indonesia melabrak Kantor Dewan. Kemarahan sudah tak terbendung, dan kericuhan pecah di mana-mana, meski syukurnya pada akhirnya, semua itu berhasil diredakan. Namun, kita tidak akan berbicara soal politik, demokrasi, korupsi, nepotisme, demonstrasi, dan isu-isu yang selalu hangat di Tanah Air tersebut. Sama sekali bukan tentang politik. Lantas apa? Kita akan berbicara tentang sikap. Sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslim, bahkan tanpa harus didikte untuk itu. Namun, semakin ke sini, semakin pudar juga sikap itu dalam realitas kehidupan umat Islam, terutamanya dalam bersosial. Apa itu? Ya, sabar. Miris rasanya melihat sikap sabar saat ini sudah dipandang sebagai sikap pesimisme dan pasrah. Miris rasanya melihat meluapkan amarah dianggap sebagai sikap yang mulia dan bermartabat. Pemerintah tak sesuai keinginannya, gelar aksi demonstrasi, bukan sabar. Sedikit saja harinya ada cobaan, mengumpat, di-upload di media sosial, bukan sabar. Hidup sudah terlalu pahit dan sulit, melarikan diri ke obat-obatan, bukan sabar. Atau juga malah memilih mati daripada harus menjalani hidup yang masih bisa dibangun untuk masa-masa cerahnya, bukan sabar. Semua itu, semua yang permasalahan yang ada di masyarakat kita, pada dasarnya adalah karena hilangnya kesabaran. Manifestasi dari kemarahan dan representasi dari nilai sabar yang luntur. Baiklah, mari kita buka pembahasan ini dengan sabda Nabi Agung, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan dari Sahabat Shuhaib radhiyallahu ‘anhu, عَجَبًا لأَمْرِ المُؤْمِنِ، إنَّ أمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وليسَ ذاكَ لأَحَدٍ إلّا لِلْمُؤْمِنِ، إنْ أصابَتْهُ سَرّاءُ شَكَرَ، فَكانَ خَيْرًا له، وإنْ أصابَتْهُ ضَرّاءُ، صَبَرَ فَكانَ خَيْرًا له “Sungguh, perkara orang mukmin itu sangat mengagumkan! Segala urusannya baik, dan hal yang seperti ini tidak terjadi, kecuali pada seorang mukmin. Ketika ia mendapat suatu nikmat, ia bersyukur, maka jadilah itu baik baginya. Dan bilamana ia ditimpa suatu musibah, ia bersabar, dan ini pula menjadi baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999) Hadis ini dengan jelas menunjukkan betapa sabar memiliki kedudukan sentral di dalam keimanan. Karena, dalam hadis ini, Rasulullah mengaitkan dan menyandingkan sabar dengan dua hal: iman dan kebaikan. Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan, “Sabar dalam keimanan itu ibarat kata sebuah badan dan kepala. Tidak ada keimanan bagi yang tidak bersabar.” Sabar dalam Al-Qur’an Sangking urgen dan sentralnya sabar, serta posisinya tinggi dalam keimanan, Allah menyebutkan sabar dalam banyak ayat di kitab-Nya. Imam Ahmad rahimahullah  mengatakan ada lebih dari 90 ayat di Al-Qur’an yang menyebutkan tentang sabar. Baik itu dalam bentuk perintah, keutamaan, janji pahala, dan sebagainya. Berikut beberapa contoh konteks sabar yang disebutkan dalam Al-Qur’an: Pertama: Allah mencintai dan membersamai orang yang sabar, Dia berfirman, وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلصَّـٰبِرِينَ “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 146) وَٱصْبِرُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ “… dan bersabarlah. Sungguh, Allah bersama orang-orang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46) Kedua: Ada kabar gembira ampunan, rahmat, serta titel “orang yang mendapat petunjuk” dari Allah bagi orang yang bersabar, sebagaimana firman-Nya yang artinya, وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِینَ ٱلَّذِینَ إِذَاۤ أَصَـٰبَتۡهُم مُّصِیبَةࣱ قَالُوۤا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّاۤ إِلَیۡهِ رَ ٰ⁠جِعُونَ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ عَلَیۡهِمۡ صَلَوَ ٰ⁠تࣱ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةࣱۖ وَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ “… dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157) Ketiga: Sabar juga adalah solusi yang terbaik, senada dengan ayat, وَلَئِن صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌۭ لِّلصَّـٰبِرِينَ “Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.” (QS. An-Nahl: 126) Ayat ini mengarahkan bahwa dalam suatu masalah yang melanda kita, atau musibah yang menimpa kita, sabarlah yang terbaik. Ketika kita sabar, itu lebih baik bagi kita dibandingkan kita berontak. Hakikat keberadaan dunia Dunia ini sejatinya adalah tempat kita diuji dan diberi cobaan. Allah Ta’ala berfirman, وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍۢ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.” (QS. Al-Baqarah: 155) وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةًۭ ۖ “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan.” (QS. Al-Anbiya: 35) Tidak ada seorang pun di dunia ini yang sama sekali tidak mendapat ujian, cobaan, ataupun musibah. Semua pasti diuji keimanannya dengan diberi cobaan juga musibah, yang dengan itu Allah melihat bagaimana reaksi hamba-Nya, sabarkah ia? Marahkah? Atau malah mengumpat, tidak terima dan tidak rida dengan takdir dari Allah? Adapun bentuk cobaan di dunia ini sebenarnya tidak selalu soal kesulitan dan kesusahan saja, sebagaimana yang mungkin disangkakan sebagian besar orang. Akan tetapi, terkadang cobaan itu berbentuk kesulitan, terkadang juga kelancaran hidup itu sendiri adalah cobaan. Sehat jasmani pun juga adalah cobaan, bukan hanya sakit. Bahkan, kekayaan juga pasti adalah cobaan dari Allah, pun dengan kebalikannya, kefakiran dan kemiskinan. Dunia ini sendiri memang adalah tempat kita, seluruh manusia, diberi cobaan dan ujian yang datang dalam dua bentuk: kesempitan dan kelapangan, seluruhnya adalah cobaan. Akan tetapi, seorang mukmin sejati berbeda, cobaan yang ia dapat selalu bernilai baik, bahkan segala urusan dan perkaranya. Kenapa? Karena ketika menghadapi cobaan ia bersabar. Baca juga: Makna Sabar Terletak di Awal Musibah Pemberian terbaik dari Allah Sabar adalah bentuk pemberian terbaik dari Allah. Dari sekian banyak hal yang Allah berikan kepada seluruh makhluknya, sabar adalah yang terbaik. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengabarkan dalam hadisnya, وما أُعطِىَ أحدٌ عطاءً خيرًا وأوسَعَ من الصبْرِ “Dan tidak ada seorang pun yang diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (Muttafaqun ‘alaih) Dalam hadis lain juga disebutkan, والصَّبْرُ ضِياءٌ “Sabar adalah sinar (cahaya).” (HR. Muslim) Kesabaran adalah bagaikan sinar, sinar bagi orang yang bersabar dan cahaya dalam kehidupannya. Yang dengannyalah, jalan-jalan yang benar dapat dibedakan dari jalan-jalan yang salah, membuat seseorang dapat melewati segala macam rintangan hidup. Dan selama ia masih memiliki sinar ini (sabar), jalan hidupnya akan terasa lebih mudah, lebih luwes, dan lebih bisa ia nikmati jika dibandingkan jika tanpa sinar sabar ini. Dengan sabar, ia diterangi, terbimbing langkah-langkahnya, terarah segala tindak-tanduknya, juga akan senantiasa berada di jalan yang benar. Kenapa sabar bisa disebut sebagai pemberian terbaik? Karena di dunia ini, segala sesuatunya butuh kesabaran. Dalam melaksanakan ibadah-ibadah yang Allah perintahkan, jika tanpa sabar, bisakah seseorang melaksanakannya dengan baik, dengan sempurna, dengan tetap sesuai syariat dan menghadirkan hati yang tulus? Soal keistikamahan di jalan yang lurus, dapatkah seseorang bertahan dan teguh di tengah huru-hara kesesatan yang dinormalisasi saat ini, jika tanpa sabar, mampukah? Dalam bersosial, bertemu banyak macam karakter manusia, dengan berbagai latar belakang dan situasi-kondisi mood setiap orang selalu berubah sepanjang waktu, tanpa sabar, bisakah seseorang berhadapan dengan puluhan, ratusan, ribuan manusia dengan segala macam permasalahan hariannya? Dalam dunia karier, jika tidak meniti dari bawah dan belajar banyak hal yang berat dan rumit, beban tanggung jawab seabrek, jika tanpa sabar, bisakah seseorang naik dan mendapatkan karier tingginya? Jika tanpa sabar, apakah seseorang bisa melawan dorongan buruk yang menjadi kecenderungan diri-diri manusia, terutamanya yang merusak tubuh, dunia, agama, dan masa depan? Bahkan, tanpa adanya kesabaran, bisakah seseorang melewati satu saja hari dalam kehidupannya? Maka, dapat kita katakan bahwa sabar punya peran penting dalam kehidupan, andil penjagaan, yaitu menjaga dua hal: Pertama: menjaga perkara dunia kita dengan sabar dalam menahan mengikuti segala hawa nafsu yang mendorong ke dalam berbagai hal buruk apa pun itu bentuknya, juga dalam melewati setiap hari-hari yang berat; dan Kedua: menjaga perkara agama kita dengan 3 macam sabarnya sebagaimana pembagian sabar oleh para ulama: sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah. Tentu hal ini berat dan butuh kesabaran. Buktinya tidak semua orang bisa istikamah dan benar dalam melaksanakan ketaatan, sabar dari bermaksiat kepada Allah, sangat berat karena melawan nafsu yang berasal dari diri kita sendiri dan sudah menjadi tabiat jiwa adalah menyuruh kepada keburukan, terlebih ketika diperkuat oleh dorongan setan, butuh kesabaran ekstra, dan sabar menghadapi takdir dan segala bentuk ketetapan Allah yang terjadi pada kita, terutamanya ketika itu adalah hal yang tidak kita sukai. Apa itu sabar dan kenapa harus sabar? Sabar tentunya bukanlah sebuah istilah ataupun sikap yang asing bagi semua orang, tetapi karena sesuatu yang sudah terlampau diketahui, terkadang kita malah jadi tidak mengetahui esensinya yang sebenarnya. Begitu pula dengan sabar ini, kita mungkin merasa sudah mengetahui artinya, tapi mungkin ternyata tidak benar, atau belum sepenuhnya. Pengertian sabar yang paling masyhur di kalangan para ulama, juga yang didefinisikan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah adalah menahan diri dari amarah kegelisahan, menjaga lisan dan ucapan dari mencela dan meratap tidak puas, serta menahan tubuh kita dari melampiaskan emosi yang impulsif dan destruktif. Beberapa ulama lain juga mengartikan sabar dengan menahan nafsu diri dari melakukan larangan-larangan Allah dan menekannya untuk melaksanakan kewajiban yang diperintahkan-Nya,serta, mengendalikannya dari rasa tidak puas dan berkeluh kesah atas takdir yang sudah ditetapkan oleh-Nya. Berdasarkan pengertian yang dibawakan oleh para ulama, bisa kita lihat kalau sabar bukanlah sikap lemah, pasrah, dan pesimistis seperti yang dipandang dan disangkakan oleh hampir sebagian besar masyarakat kita saat ini. Sabar bukanlah sikap pasif, bahkan justru sabar adalah sikap aktif, di mana seseorang mengatur dirinya untuk tidak berbuat gegabah dan mengikuti hawa nafsu sesaatnya. Bahkan, sabar itu sendiri adalah kekuatan. Seseorang yang sabar dapat memiliki kemampuan resiliensi pengendalian diri, serta bangkit dari kesedihan kegelisahan, kegalauan, pun dari kegagalan. Apakah sabar adalah sikap pasrah dan pesimistis? Sebaliknya, sabar justru adalah sikap optimistis yang sebenarnya. Karena apa? Bandingkan antara sikap berontak, apakah ada yang menjamin dan memastikan keadaan akan menjadi lebih baik dan berubah sesuai yang ia inginkan jika ia berontak marah dan tidak sabar? Tidak. Tetapi, berbanding terbalik dengan sabar yang sudah dilabeli dengan kebaikan, bahkan yang terbaik, juga janji dari Allah, bukankah itu semua adalah hasil pasti dan buah daripada sabar? Bukankah itu optimistis? Apakah sabar adalah tanda kelemahan? Sama sekali tidak, malah sabar itu sendiri adalah kekuatan. Tidak semua orang bisa bertahan pada suatu hal berat, dalam waktu yang lama, dan siklus yang tidak nyaman baginya, kalau bukan sabar, lalu apa? Orang yang tidak sabarlah justru yang lemah. Kalau ditanya kenapa kita harus sabar? Secara singkat semoga artikel ini sudah sedikit menjawabnya. Namun, kita sebagai muslim, tidakkah cukup bagi kita ayat-ayat dan hadis-hadis tentang sabar untuk membuat kita bisa bersabar? Jikalau kita perhatikan, semua konteks ayat tentang sabar di Al-Qur’an tidak ada satu pun sama sekali yang menegasikan esensi dan hakikat serta kebermanfaatan sabar, semuanya tentang hal positif dari sabar, buah manis dari sabar, janji indah dari Allah, ganjaran atas kesabaran. Maka, dari mana datangnya persepsi kalau sikap tidak sabar lebih baik? Meluapkan emosi dan membuat kekacauan, itukah yang disebut baik? Sepertinya tidak akan pernah sekalipun sikap seperti itu (luapan emosi karena tidak adanya kesabaran) dapat menggeser kedudukan sabar sebagai sikap terbaik. Keberlangsungan hidup jasmani dan rohani, bahkan bergantung pada sabar. Kenapa orang sulit sekali disuruh untuk bersabar? Padahal, sabar itu kau hanya perlu menahan, menahan emosi, menahan hawa nafsu, menahan dorongan-dorongan dan kecenderungan negatif. Kamu menahannya apakah lebih sulit daripada melakukannya yang justru memakan waktu dan tenaga? Orang-orang bebal mungkin akan berkelit dengan alibi “Sabar juga ada batasnya!” Oke, memang ada, sabar memang ada batasnya. Apa batas sabar? Batasnya adalah 950 tahun mengajak orang-orang sesat ke jalan yang benar dan hanya sedikit yang mempercayai, bahkan selalu didebat, dihina, dicaci, dan dimaki, padahal apa yang disampaikan tidak sedikit pun mengandung kesalahan. Apakah kita sudah sampai batas itu? Jika belum, maka masih harus sabarlah kita. Selama kita masih menginginkan keberuntungan, bersabarlah. Begitulah petuah Islami dari ayat, يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱصْبِرُوا۟ وَصَابِرُوا۟ وَرَابِطُوا۟ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200) Wallahu a’lam bishawab. Waffaqonallahu wa iyyakum. Baca juga: Realisasi Sifat Sabar di Era Media Sosial *** Penulis: Abdurrahman Waridi Sarpad Artikel: Muslim.or.id
Daftar Isi Toggle IntermesoSabar dalam Al-Qur’anHakikat keberadaan duniaPemberian terbaik dari AllahApa itu sabar dan kenapa harus sabar? Intermeso Media sosial di Indonesia beberapa bulan terakhir tak henti-hentinya geger. Pasalnya banyak rakyat yang tak puas dengan pemerintah yang sedang menjabat, mereka merasa ditipu, merasa dibodoh-bodohi, dan merasa dimanfaatkan. Bahkan, sampai pada suatu ketika lautan mahasiswa bergerak di hampir seluruh penjuru Indonesia melabrak Kantor Dewan. Kemarahan sudah tak terbendung, dan kericuhan pecah di mana-mana, meski syukurnya pada akhirnya, semua itu berhasil diredakan. Namun, kita tidak akan berbicara soal politik, demokrasi, korupsi, nepotisme, demonstrasi, dan isu-isu yang selalu hangat di Tanah Air tersebut. Sama sekali bukan tentang politik. Lantas apa? Kita akan berbicara tentang sikap. Sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslim, bahkan tanpa harus didikte untuk itu. Namun, semakin ke sini, semakin pudar juga sikap itu dalam realitas kehidupan umat Islam, terutamanya dalam bersosial. Apa itu? Ya, sabar. Miris rasanya melihat sikap sabar saat ini sudah dipandang sebagai sikap pesimisme dan pasrah. Miris rasanya melihat meluapkan amarah dianggap sebagai sikap yang mulia dan bermartabat. Pemerintah tak sesuai keinginannya, gelar aksi demonstrasi, bukan sabar. Sedikit saja harinya ada cobaan, mengumpat, di-upload di media sosial, bukan sabar. Hidup sudah terlalu pahit dan sulit, melarikan diri ke obat-obatan, bukan sabar. Atau juga malah memilih mati daripada harus menjalani hidup yang masih bisa dibangun untuk masa-masa cerahnya, bukan sabar. Semua itu, semua yang permasalahan yang ada di masyarakat kita, pada dasarnya adalah karena hilangnya kesabaran. Manifestasi dari kemarahan dan representasi dari nilai sabar yang luntur. Baiklah, mari kita buka pembahasan ini dengan sabda Nabi Agung, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan dari Sahabat Shuhaib radhiyallahu ‘anhu, عَجَبًا لأَمْرِ المُؤْمِنِ، إنَّ أمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وليسَ ذاكَ لأَحَدٍ إلّا لِلْمُؤْمِنِ، إنْ أصابَتْهُ سَرّاءُ شَكَرَ، فَكانَ خَيْرًا له، وإنْ أصابَتْهُ ضَرّاءُ، صَبَرَ فَكانَ خَيْرًا له “Sungguh, perkara orang mukmin itu sangat mengagumkan! Segala urusannya baik, dan hal yang seperti ini tidak terjadi, kecuali pada seorang mukmin. Ketika ia mendapat suatu nikmat, ia bersyukur, maka jadilah itu baik baginya. Dan bilamana ia ditimpa suatu musibah, ia bersabar, dan ini pula menjadi baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999) Hadis ini dengan jelas menunjukkan betapa sabar memiliki kedudukan sentral di dalam keimanan. Karena, dalam hadis ini, Rasulullah mengaitkan dan menyandingkan sabar dengan dua hal: iman dan kebaikan. Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan, “Sabar dalam keimanan itu ibarat kata sebuah badan dan kepala. Tidak ada keimanan bagi yang tidak bersabar.” Sabar dalam Al-Qur’an Sangking urgen dan sentralnya sabar, serta posisinya tinggi dalam keimanan, Allah menyebutkan sabar dalam banyak ayat di kitab-Nya. Imam Ahmad rahimahullah  mengatakan ada lebih dari 90 ayat di Al-Qur’an yang menyebutkan tentang sabar. Baik itu dalam bentuk perintah, keutamaan, janji pahala, dan sebagainya. Berikut beberapa contoh konteks sabar yang disebutkan dalam Al-Qur’an: Pertama: Allah mencintai dan membersamai orang yang sabar, Dia berfirman, وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلصَّـٰبِرِينَ “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 146) وَٱصْبِرُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ “… dan bersabarlah. Sungguh, Allah bersama orang-orang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46) Kedua: Ada kabar gembira ampunan, rahmat, serta titel “orang yang mendapat petunjuk” dari Allah bagi orang yang bersabar, sebagaimana firman-Nya yang artinya, وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِینَ ٱلَّذِینَ إِذَاۤ أَصَـٰبَتۡهُم مُّصِیبَةࣱ قَالُوۤا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّاۤ إِلَیۡهِ رَ ٰ⁠جِعُونَ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ عَلَیۡهِمۡ صَلَوَ ٰ⁠تࣱ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةࣱۖ وَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ “… dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157) Ketiga: Sabar juga adalah solusi yang terbaik, senada dengan ayat, وَلَئِن صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌۭ لِّلصَّـٰبِرِينَ “Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.” (QS. An-Nahl: 126) Ayat ini mengarahkan bahwa dalam suatu masalah yang melanda kita, atau musibah yang menimpa kita, sabarlah yang terbaik. Ketika kita sabar, itu lebih baik bagi kita dibandingkan kita berontak. Hakikat keberadaan dunia Dunia ini sejatinya adalah tempat kita diuji dan diberi cobaan. Allah Ta’ala berfirman, وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍۢ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.” (QS. Al-Baqarah: 155) وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةًۭ ۖ “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan.” (QS. Al-Anbiya: 35) Tidak ada seorang pun di dunia ini yang sama sekali tidak mendapat ujian, cobaan, ataupun musibah. Semua pasti diuji keimanannya dengan diberi cobaan juga musibah, yang dengan itu Allah melihat bagaimana reaksi hamba-Nya, sabarkah ia? Marahkah? Atau malah mengumpat, tidak terima dan tidak rida dengan takdir dari Allah? Adapun bentuk cobaan di dunia ini sebenarnya tidak selalu soal kesulitan dan kesusahan saja, sebagaimana yang mungkin disangkakan sebagian besar orang. Akan tetapi, terkadang cobaan itu berbentuk kesulitan, terkadang juga kelancaran hidup itu sendiri adalah cobaan. Sehat jasmani pun juga adalah cobaan, bukan hanya sakit. Bahkan, kekayaan juga pasti adalah cobaan dari Allah, pun dengan kebalikannya, kefakiran dan kemiskinan. Dunia ini sendiri memang adalah tempat kita, seluruh manusia, diberi cobaan dan ujian yang datang dalam dua bentuk: kesempitan dan kelapangan, seluruhnya adalah cobaan. Akan tetapi, seorang mukmin sejati berbeda, cobaan yang ia dapat selalu bernilai baik, bahkan segala urusan dan perkaranya. Kenapa? Karena ketika menghadapi cobaan ia bersabar. Baca juga: Makna Sabar Terletak di Awal Musibah Pemberian terbaik dari Allah Sabar adalah bentuk pemberian terbaik dari Allah. Dari sekian banyak hal yang Allah berikan kepada seluruh makhluknya, sabar adalah yang terbaik. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengabarkan dalam hadisnya, وما أُعطِىَ أحدٌ عطاءً خيرًا وأوسَعَ من الصبْرِ “Dan tidak ada seorang pun yang diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (Muttafaqun ‘alaih) Dalam hadis lain juga disebutkan, والصَّبْرُ ضِياءٌ “Sabar adalah sinar (cahaya).” (HR. Muslim) Kesabaran adalah bagaikan sinar, sinar bagi orang yang bersabar dan cahaya dalam kehidupannya. Yang dengannyalah, jalan-jalan yang benar dapat dibedakan dari jalan-jalan yang salah, membuat seseorang dapat melewati segala macam rintangan hidup. Dan selama ia masih memiliki sinar ini (sabar), jalan hidupnya akan terasa lebih mudah, lebih luwes, dan lebih bisa ia nikmati jika dibandingkan jika tanpa sinar sabar ini. Dengan sabar, ia diterangi, terbimbing langkah-langkahnya, terarah segala tindak-tanduknya, juga akan senantiasa berada di jalan yang benar. Kenapa sabar bisa disebut sebagai pemberian terbaik? Karena di dunia ini, segala sesuatunya butuh kesabaran. Dalam melaksanakan ibadah-ibadah yang Allah perintahkan, jika tanpa sabar, bisakah seseorang melaksanakannya dengan baik, dengan sempurna, dengan tetap sesuai syariat dan menghadirkan hati yang tulus? Soal keistikamahan di jalan yang lurus, dapatkah seseorang bertahan dan teguh di tengah huru-hara kesesatan yang dinormalisasi saat ini, jika tanpa sabar, mampukah? Dalam bersosial, bertemu banyak macam karakter manusia, dengan berbagai latar belakang dan situasi-kondisi mood setiap orang selalu berubah sepanjang waktu, tanpa sabar, bisakah seseorang berhadapan dengan puluhan, ratusan, ribuan manusia dengan segala macam permasalahan hariannya? Dalam dunia karier, jika tidak meniti dari bawah dan belajar banyak hal yang berat dan rumit, beban tanggung jawab seabrek, jika tanpa sabar, bisakah seseorang naik dan mendapatkan karier tingginya? Jika tanpa sabar, apakah seseorang bisa melawan dorongan buruk yang menjadi kecenderungan diri-diri manusia, terutamanya yang merusak tubuh, dunia, agama, dan masa depan? Bahkan, tanpa adanya kesabaran, bisakah seseorang melewati satu saja hari dalam kehidupannya? Maka, dapat kita katakan bahwa sabar punya peran penting dalam kehidupan, andil penjagaan, yaitu menjaga dua hal: Pertama: menjaga perkara dunia kita dengan sabar dalam menahan mengikuti segala hawa nafsu yang mendorong ke dalam berbagai hal buruk apa pun itu bentuknya, juga dalam melewati setiap hari-hari yang berat; dan Kedua: menjaga perkara agama kita dengan 3 macam sabarnya sebagaimana pembagian sabar oleh para ulama: sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah. Tentu hal ini berat dan butuh kesabaran. Buktinya tidak semua orang bisa istikamah dan benar dalam melaksanakan ketaatan, sabar dari bermaksiat kepada Allah, sangat berat karena melawan nafsu yang berasal dari diri kita sendiri dan sudah menjadi tabiat jiwa adalah menyuruh kepada keburukan, terlebih ketika diperkuat oleh dorongan setan, butuh kesabaran ekstra, dan sabar menghadapi takdir dan segala bentuk ketetapan Allah yang terjadi pada kita, terutamanya ketika itu adalah hal yang tidak kita sukai. Apa itu sabar dan kenapa harus sabar? Sabar tentunya bukanlah sebuah istilah ataupun sikap yang asing bagi semua orang, tetapi karena sesuatu yang sudah terlampau diketahui, terkadang kita malah jadi tidak mengetahui esensinya yang sebenarnya. Begitu pula dengan sabar ini, kita mungkin merasa sudah mengetahui artinya, tapi mungkin ternyata tidak benar, atau belum sepenuhnya. Pengertian sabar yang paling masyhur di kalangan para ulama, juga yang didefinisikan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah adalah menahan diri dari amarah kegelisahan, menjaga lisan dan ucapan dari mencela dan meratap tidak puas, serta menahan tubuh kita dari melampiaskan emosi yang impulsif dan destruktif. Beberapa ulama lain juga mengartikan sabar dengan menahan nafsu diri dari melakukan larangan-larangan Allah dan menekannya untuk melaksanakan kewajiban yang diperintahkan-Nya,serta, mengendalikannya dari rasa tidak puas dan berkeluh kesah atas takdir yang sudah ditetapkan oleh-Nya. Berdasarkan pengertian yang dibawakan oleh para ulama, bisa kita lihat kalau sabar bukanlah sikap lemah, pasrah, dan pesimistis seperti yang dipandang dan disangkakan oleh hampir sebagian besar masyarakat kita saat ini. Sabar bukanlah sikap pasif, bahkan justru sabar adalah sikap aktif, di mana seseorang mengatur dirinya untuk tidak berbuat gegabah dan mengikuti hawa nafsu sesaatnya. Bahkan, sabar itu sendiri adalah kekuatan. Seseorang yang sabar dapat memiliki kemampuan resiliensi pengendalian diri, serta bangkit dari kesedihan kegelisahan, kegalauan, pun dari kegagalan. Apakah sabar adalah sikap pasrah dan pesimistis? Sebaliknya, sabar justru adalah sikap optimistis yang sebenarnya. Karena apa? Bandingkan antara sikap berontak, apakah ada yang menjamin dan memastikan keadaan akan menjadi lebih baik dan berubah sesuai yang ia inginkan jika ia berontak marah dan tidak sabar? Tidak. Tetapi, berbanding terbalik dengan sabar yang sudah dilabeli dengan kebaikan, bahkan yang terbaik, juga janji dari Allah, bukankah itu semua adalah hasil pasti dan buah daripada sabar? Bukankah itu optimistis? Apakah sabar adalah tanda kelemahan? Sama sekali tidak, malah sabar itu sendiri adalah kekuatan. Tidak semua orang bisa bertahan pada suatu hal berat, dalam waktu yang lama, dan siklus yang tidak nyaman baginya, kalau bukan sabar, lalu apa? Orang yang tidak sabarlah justru yang lemah. Kalau ditanya kenapa kita harus sabar? Secara singkat semoga artikel ini sudah sedikit menjawabnya. Namun, kita sebagai muslim, tidakkah cukup bagi kita ayat-ayat dan hadis-hadis tentang sabar untuk membuat kita bisa bersabar? Jikalau kita perhatikan, semua konteks ayat tentang sabar di Al-Qur’an tidak ada satu pun sama sekali yang menegasikan esensi dan hakikat serta kebermanfaatan sabar, semuanya tentang hal positif dari sabar, buah manis dari sabar, janji indah dari Allah, ganjaran atas kesabaran. Maka, dari mana datangnya persepsi kalau sikap tidak sabar lebih baik? Meluapkan emosi dan membuat kekacauan, itukah yang disebut baik? Sepertinya tidak akan pernah sekalipun sikap seperti itu (luapan emosi karena tidak adanya kesabaran) dapat menggeser kedudukan sabar sebagai sikap terbaik. Keberlangsungan hidup jasmani dan rohani, bahkan bergantung pada sabar. Kenapa orang sulit sekali disuruh untuk bersabar? Padahal, sabar itu kau hanya perlu menahan, menahan emosi, menahan hawa nafsu, menahan dorongan-dorongan dan kecenderungan negatif. Kamu menahannya apakah lebih sulit daripada melakukannya yang justru memakan waktu dan tenaga? Orang-orang bebal mungkin akan berkelit dengan alibi “Sabar juga ada batasnya!” Oke, memang ada, sabar memang ada batasnya. Apa batas sabar? Batasnya adalah 950 tahun mengajak orang-orang sesat ke jalan yang benar dan hanya sedikit yang mempercayai, bahkan selalu didebat, dihina, dicaci, dan dimaki, padahal apa yang disampaikan tidak sedikit pun mengandung kesalahan. Apakah kita sudah sampai batas itu? Jika belum, maka masih harus sabarlah kita. Selama kita masih menginginkan keberuntungan, bersabarlah. Begitulah petuah Islami dari ayat, يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱصْبِرُوا۟ وَصَابِرُوا۟ وَرَابِطُوا۟ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200) Wallahu a’lam bishawab. Waffaqonallahu wa iyyakum. Baca juga: Realisasi Sifat Sabar di Era Media Sosial *** Penulis: Abdurrahman Waridi Sarpad Artikel: Muslim.or.id


Daftar Isi Toggle IntermesoSabar dalam Al-Qur’anHakikat keberadaan duniaPemberian terbaik dari AllahApa itu sabar dan kenapa harus sabar? Intermeso Media sosial di Indonesia beberapa bulan terakhir tak henti-hentinya geger. Pasalnya banyak rakyat yang tak puas dengan pemerintah yang sedang menjabat, mereka merasa ditipu, merasa dibodoh-bodohi, dan merasa dimanfaatkan. Bahkan, sampai pada suatu ketika lautan mahasiswa bergerak di hampir seluruh penjuru Indonesia melabrak Kantor Dewan. Kemarahan sudah tak terbendung, dan kericuhan pecah di mana-mana, meski syukurnya pada akhirnya, semua itu berhasil diredakan. Namun, kita tidak akan berbicara soal politik, demokrasi, korupsi, nepotisme, demonstrasi, dan isu-isu yang selalu hangat di Tanah Air tersebut. Sama sekali bukan tentang politik. Lantas apa? Kita akan berbicara tentang sikap. Sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslim, bahkan tanpa harus didikte untuk itu. Namun, semakin ke sini, semakin pudar juga sikap itu dalam realitas kehidupan umat Islam, terutamanya dalam bersosial. Apa itu? Ya, sabar. Miris rasanya melihat sikap sabar saat ini sudah dipandang sebagai sikap pesimisme dan pasrah. Miris rasanya melihat meluapkan amarah dianggap sebagai sikap yang mulia dan bermartabat. Pemerintah tak sesuai keinginannya, gelar aksi demonstrasi, bukan sabar. Sedikit saja harinya ada cobaan, mengumpat, di-upload di media sosial, bukan sabar. Hidup sudah terlalu pahit dan sulit, melarikan diri ke obat-obatan, bukan sabar. Atau juga malah memilih mati daripada harus menjalani hidup yang masih bisa dibangun untuk masa-masa cerahnya, bukan sabar. Semua itu, semua yang permasalahan yang ada di masyarakat kita, pada dasarnya adalah karena hilangnya kesabaran. Manifestasi dari kemarahan dan representasi dari nilai sabar yang luntur. Baiklah, mari kita buka pembahasan ini dengan sabda Nabi Agung, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan dari Sahabat Shuhaib radhiyallahu ‘anhu, عَجَبًا لأَمْرِ المُؤْمِنِ، إنَّ أمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وليسَ ذاكَ لأَحَدٍ إلّا لِلْمُؤْمِنِ، إنْ أصابَتْهُ سَرّاءُ شَكَرَ، فَكانَ خَيْرًا له، وإنْ أصابَتْهُ ضَرّاءُ، صَبَرَ فَكانَ خَيْرًا له “Sungguh, perkara orang mukmin itu sangat mengagumkan! Segala urusannya baik, dan hal yang seperti ini tidak terjadi, kecuali pada seorang mukmin. Ketika ia mendapat suatu nikmat, ia bersyukur, maka jadilah itu baik baginya. Dan bilamana ia ditimpa suatu musibah, ia bersabar, dan ini pula menjadi baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999) Hadis ini dengan jelas menunjukkan betapa sabar memiliki kedudukan sentral di dalam keimanan. Karena, dalam hadis ini, Rasulullah mengaitkan dan menyandingkan sabar dengan dua hal: iman dan kebaikan. Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan, “Sabar dalam keimanan itu ibarat kata sebuah badan dan kepala. Tidak ada keimanan bagi yang tidak bersabar.” Sabar dalam Al-Qur’an Sangking urgen dan sentralnya sabar, serta posisinya tinggi dalam keimanan, Allah menyebutkan sabar dalam banyak ayat di kitab-Nya. Imam Ahmad rahimahullah  mengatakan ada lebih dari 90 ayat di Al-Qur’an yang menyebutkan tentang sabar. Baik itu dalam bentuk perintah, keutamaan, janji pahala, dan sebagainya. Berikut beberapa contoh konteks sabar yang disebutkan dalam Al-Qur’an: Pertama: Allah mencintai dan membersamai orang yang sabar, Dia berfirman, وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلصَّـٰبِرِينَ “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 146) وَٱصْبِرُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ “… dan bersabarlah. Sungguh, Allah bersama orang-orang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46) Kedua: Ada kabar gembira ampunan, rahmat, serta titel “orang yang mendapat petunjuk” dari Allah bagi orang yang bersabar, sebagaimana firman-Nya yang artinya, وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِینَ ٱلَّذِینَ إِذَاۤ أَصَـٰبَتۡهُم مُّصِیبَةࣱ قَالُوۤا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّاۤ إِلَیۡهِ رَ ٰ⁠جِعُونَ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ عَلَیۡهِمۡ صَلَوَ ٰ⁠تࣱ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةࣱۖ وَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ “… dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157) Ketiga: Sabar juga adalah solusi yang terbaik, senada dengan ayat, وَلَئِن صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌۭ لِّلصَّـٰبِرِينَ “Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.” (QS. An-Nahl: 126) Ayat ini mengarahkan bahwa dalam suatu masalah yang melanda kita, atau musibah yang menimpa kita, sabarlah yang terbaik. Ketika kita sabar, itu lebih baik bagi kita dibandingkan kita berontak. Hakikat keberadaan dunia Dunia ini sejatinya adalah tempat kita diuji dan diberi cobaan. Allah Ta’ala berfirman, وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍۢ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.” (QS. Al-Baqarah: 155) وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةًۭ ۖ “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan.” (QS. Al-Anbiya: 35) Tidak ada seorang pun di dunia ini yang sama sekali tidak mendapat ujian, cobaan, ataupun musibah. Semua pasti diuji keimanannya dengan diberi cobaan juga musibah, yang dengan itu Allah melihat bagaimana reaksi hamba-Nya, sabarkah ia? Marahkah? Atau malah mengumpat, tidak terima dan tidak rida dengan takdir dari Allah? Adapun bentuk cobaan di dunia ini sebenarnya tidak selalu soal kesulitan dan kesusahan saja, sebagaimana yang mungkin disangkakan sebagian besar orang. Akan tetapi, terkadang cobaan itu berbentuk kesulitan, terkadang juga kelancaran hidup itu sendiri adalah cobaan. Sehat jasmani pun juga adalah cobaan, bukan hanya sakit. Bahkan, kekayaan juga pasti adalah cobaan dari Allah, pun dengan kebalikannya, kefakiran dan kemiskinan. Dunia ini sendiri memang adalah tempat kita, seluruh manusia, diberi cobaan dan ujian yang datang dalam dua bentuk: kesempitan dan kelapangan, seluruhnya adalah cobaan. Akan tetapi, seorang mukmin sejati berbeda, cobaan yang ia dapat selalu bernilai baik, bahkan segala urusan dan perkaranya. Kenapa? Karena ketika menghadapi cobaan ia bersabar. Baca juga: Makna Sabar Terletak di Awal Musibah Pemberian terbaik dari Allah Sabar adalah bentuk pemberian terbaik dari Allah. Dari sekian banyak hal yang Allah berikan kepada seluruh makhluknya, sabar adalah yang terbaik. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengabarkan dalam hadisnya, وما أُعطِىَ أحدٌ عطاءً خيرًا وأوسَعَ من الصبْرِ “Dan tidak ada seorang pun yang diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (Muttafaqun ‘alaih) Dalam hadis lain juga disebutkan, والصَّبْرُ ضِياءٌ “Sabar adalah sinar (cahaya).” (HR. Muslim) Kesabaran adalah bagaikan sinar, sinar bagi orang yang bersabar dan cahaya dalam kehidupannya. Yang dengannyalah, jalan-jalan yang benar dapat dibedakan dari jalan-jalan yang salah, membuat seseorang dapat melewati segala macam rintangan hidup. Dan selama ia masih memiliki sinar ini (sabar), jalan hidupnya akan terasa lebih mudah, lebih luwes, dan lebih bisa ia nikmati jika dibandingkan jika tanpa sinar sabar ini. Dengan sabar, ia diterangi, terbimbing langkah-langkahnya, terarah segala tindak-tanduknya, juga akan senantiasa berada di jalan yang benar. Kenapa sabar bisa disebut sebagai pemberian terbaik? Karena di dunia ini, segala sesuatunya butuh kesabaran. Dalam melaksanakan ibadah-ibadah yang Allah perintahkan, jika tanpa sabar, bisakah seseorang melaksanakannya dengan baik, dengan sempurna, dengan tetap sesuai syariat dan menghadirkan hati yang tulus? Soal keistikamahan di jalan yang lurus, dapatkah seseorang bertahan dan teguh di tengah huru-hara kesesatan yang dinormalisasi saat ini, jika tanpa sabar, mampukah? Dalam bersosial, bertemu banyak macam karakter manusia, dengan berbagai latar belakang dan situasi-kondisi mood setiap orang selalu berubah sepanjang waktu, tanpa sabar, bisakah seseorang berhadapan dengan puluhan, ratusan, ribuan manusia dengan segala macam permasalahan hariannya? Dalam dunia karier, jika tidak meniti dari bawah dan belajar banyak hal yang berat dan rumit, beban tanggung jawab seabrek, jika tanpa sabar, bisakah seseorang naik dan mendapatkan karier tingginya? Jika tanpa sabar, apakah seseorang bisa melawan dorongan buruk yang menjadi kecenderungan diri-diri manusia, terutamanya yang merusak tubuh, dunia, agama, dan masa depan? Bahkan, tanpa adanya kesabaran, bisakah seseorang melewati satu saja hari dalam kehidupannya? Maka, dapat kita katakan bahwa sabar punya peran penting dalam kehidupan, andil penjagaan, yaitu menjaga dua hal: Pertama: menjaga perkara dunia kita dengan sabar dalam menahan mengikuti segala hawa nafsu yang mendorong ke dalam berbagai hal buruk apa pun itu bentuknya, juga dalam melewati setiap hari-hari yang berat; dan Kedua: menjaga perkara agama kita dengan 3 macam sabarnya sebagaimana pembagian sabar oleh para ulama: sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah. Tentu hal ini berat dan butuh kesabaran. Buktinya tidak semua orang bisa istikamah dan benar dalam melaksanakan ketaatan, sabar dari bermaksiat kepada Allah, sangat berat karena melawan nafsu yang berasal dari diri kita sendiri dan sudah menjadi tabiat jiwa adalah menyuruh kepada keburukan, terlebih ketika diperkuat oleh dorongan setan, butuh kesabaran ekstra, dan sabar menghadapi takdir dan segala bentuk ketetapan Allah yang terjadi pada kita, terutamanya ketika itu adalah hal yang tidak kita sukai. Apa itu sabar dan kenapa harus sabar? Sabar tentunya bukanlah sebuah istilah ataupun sikap yang asing bagi semua orang, tetapi karena sesuatu yang sudah terlampau diketahui, terkadang kita malah jadi tidak mengetahui esensinya yang sebenarnya. Begitu pula dengan sabar ini, kita mungkin merasa sudah mengetahui artinya, tapi mungkin ternyata tidak benar, atau belum sepenuhnya. Pengertian sabar yang paling masyhur di kalangan para ulama, juga yang didefinisikan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah adalah menahan diri dari amarah kegelisahan, menjaga lisan dan ucapan dari mencela dan meratap tidak puas, serta menahan tubuh kita dari melampiaskan emosi yang impulsif dan destruktif. Beberapa ulama lain juga mengartikan sabar dengan menahan nafsu diri dari melakukan larangan-larangan Allah dan menekannya untuk melaksanakan kewajiban yang diperintahkan-Nya,serta, mengendalikannya dari rasa tidak puas dan berkeluh kesah atas takdir yang sudah ditetapkan oleh-Nya. Berdasarkan pengertian yang dibawakan oleh para ulama, bisa kita lihat kalau sabar bukanlah sikap lemah, pasrah, dan pesimistis seperti yang dipandang dan disangkakan oleh hampir sebagian besar masyarakat kita saat ini. Sabar bukanlah sikap pasif, bahkan justru sabar adalah sikap aktif, di mana seseorang mengatur dirinya untuk tidak berbuat gegabah dan mengikuti hawa nafsu sesaatnya. Bahkan, sabar itu sendiri adalah kekuatan. Seseorang yang sabar dapat memiliki kemampuan resiliensi pengendalian diri, serta bangkit dari kesedihan kegelisahan, kegalauan, pun dari kegagalan. Apakah sabar adalah sikap pasrah dan pesimistis? Sebaliknya, sabar justru adalah sikap optimistis yang sebenarnya. Karena apa? Bandingkan antara sikap berontak, apakah ada yang menjamin dan memastikan keadaan akan menjadi lebih baik dan berubah sesuai yang ia inginkan jika ia berontak marah dan tidak sabar? Tidak. Tetapi, berbanding terbalik dengan sabar yang sudah dilabeli dengan kebaikan, bahkan yang terbaik, juga janji dari Allah, bukankah itu semua adalah hasil pasti dan buah daripada sabar? Bukankah itu optimistis? Apakah sabar adalah tanda kelemahan? Sama sekali tidak, malah sabar itu sendiri adalah kekuatan. Tidak semua orang bisa bertahan pada suatu hal berat, dalam waktu yang lama, dan siklus yang tidak nyaman baginya, kalau bukan sabar, lalu apa? Orang yang tidak sabarlah justru yang lemah. Kalau ditanya kenapa kita harus sabar? Secara singkat semoga artikel ini sudah sedikit menjawabnya. Namun, kita sebagai muslim, tidakkah cukup bagi kita ayat-ayat dan hadis-hadis tentang sabar untuk membuat kita bisa bersabar? Jikalau kita perhatikan, semua konteks ayat tentang sabar di Al-Qur’an tidak ada satu pun sama sekali yang menegasikan esensi dan hakikat serta kebermanfaatan sabar, semuanya tentang hal positif dari sabar, buah manis dari sabar, janji indah dari Allah, ganjaran atas kesabaran. Maka, dari mana datangnya persepsi kalau sikap tidak sabar lebih baik? Meluapkan emosi dan membuat kekacauan, itukah yang disebut baik? Sepertinya tidak akan pernah sekalipun sikap seperti itu (luapan emosi karena tidak adanya kesabaran) dapat menggeser kedudukan sabar sebagai sikap terbaik. Keberlangsungan hidup jasmani dan rohani, bahkan bergantung pada sabar. Kenapa orang sulit sekali disuruh untuk bersabar? Padahal, sabar itu kau hanya perlu menahan, menahan emosi, menahan hawa nafsu, menahan dorongan-dorongan dan kecenderungan negatif. Kamu menahannya apakah lebih sulit daripada melakukannya yang justru memakan waktu dan tenaga? Orang-orang bebal mungkin akan berkelit dengan alibi “Sabar juga ada batasnya!” Oke, memang ada, sabar memang ada batasnya. Apa batas sabar? Batasnya adalah 950 tahun mengajak orang-orang sesat ke jalan yang benar dan hanya sedikit yang mempercayai, bahkan selalu didebat, dihina, dicaci, dan dimaki, padahal apa yang disampaikan tidak sedikit pun mengandung kesalahan. Apakah kita sudah sampai batas itu? Jika belum, maka masih harus sabarlah kita. Selama kita masih menginginkan keberuntungan, bersabarlah. Begitulah petuah Islami dari ayat, يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱصْبِرُوا۟ وَصَابِرُوا۟ وَرَابِطُوا۟ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200) Wallahu a’lam bishawab. Waffaqonallahu wa iyyakum. Baca juga: Realisasi Sifat Sabar di Era Media Sosial *** Penulis: Abdurrahman Waridi Sarpad Artikel: Muslim.or.id

Adab-Adab terhadap Orang Sakit

Daftar Isi Toggle Keutamaan mendoakan orang yang sakitDoa-doa yang dianjurkanDoa agar orang sakit diberikan kesembuhanDoa untuk meminta keberkahan dan perlindunganAdab menjenguk dan mendoakan orang yang sakitMengunjungi dengan niat yang baik dan tulusTidak berlama-lamaMemberikan kata-kata yang menenangkanMenjaga kebersihan diri dan lingkunganTidak mengeluh atau menakut-nakutiHikmah di balik penyakit dan ujianPenyakit sebagai penghapus dosaPenyakit mengajarkan kita untuk tawakal kepada AllahMenguatkan ikatan persaudaraan Islam adalah agama yang sempurna, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk ketika menghadapi musibah atau penyakit. Saat mengalami sakit, baik kita yang sedang sakit maupun saudara kita yang sakit, telah ada tuntunan yang sangat jelas dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Salah satu amal saleh yang dianjurkan dalam Islam adalah mendoakan orang sakit. Doa adalah salah satu bentuk tawakal kepada Allah dan usaha kita untuk mendapatkan kesembuhan atau keberkahan dari musibah yang sedang dihadapi. Di dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa doa yang disunahkan ketika menjenguk atau mendoakan orang yang sakit, serta keutamaan dari mendoakan sesama. Keutamaan mendoakan orang yang sakit Menjenguk dan mendoakan orang yang sakit adalah perbuatan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada kita untuk senantiasa menunjukkan empati dan kasih sayang kepada sesama. Salah satunya adalah dengan menjenguk orang yang sedang sakit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا عَادَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ لَمْ يَزَلْ فِي خُرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ . قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا خُرْفَةُ الْجَنَّةِ قَالَ  جَنَاهَا “Sesungguhnya seorang muslim jika menjenguk saudaranya muslim (yang sedang sakit), maka dirinya senantiasa berada di dalam khurfah surga hingga dirinya kembali.” Dikatakan, “Wahai Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, apakah khurfah surga itu?” Beliau menjelaskan, “Buah-buahan surga.“ (HR. Muslim no. 2568) Keutamaan ini menunjukkan betapa besar pahala yang diberikan Allah kepada orang yang menjenguk orang sakit, terlebih lagi jika diiringi dengan doa yang tulus untuk kesembuhannya. Karena doa merupakan sarana kita untuk memohon kepada Allah agar Allah Ta’ala memberikan kesembuhan kepada hamba-Nya yang sakit, serta dengan doa pula kita memberikan dukungan moral kepada mereka. Allah Ta’ala berfirman, وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ “Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku.” (QS. Asy-Syu’ara: 80) Ingatlah bahwa setiap penyakit dan kesembuhan adalah mutlak atas izin Allah. Oleh karenanya, sebagai seorang muslim, kita diperintahkan untuk selalu bertawakal kepada Allah dan memohon kesembuhan kepada-Nya melalui doa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Doa-doa yang dianjurkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan banyak contoh doa yang bisa kita baca ketika menjenguk orang yang sakit. Doa-doa ini menjadi bagian dari ikhtiar utama kita dalam memperoleh kesembuhan, serta sebagai bentuk kepasrahan kita kepada Allah atas segala musibah yang terjadi. Berikut adalah beberapa doa yang disunahkan untuk dibaca: Doa agar orang sakit diberikan kesembuhan اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَاسَ وَاشْفِهِ وأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا “ALLAHUMMA RABBAN-NAS, ADZHIBIL BA’SA, WASYFIHI WA ANTA ASY-SYAFI, LA SYIFA’A ILLA SYIFA’UKA, SYIFA’AN LA YUGHADIRU SAQAMAN.” “Ya Allah, Rabb sekalian manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah ia, Engkaulah Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu. Kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit sedikit pun.” (HR. Bukhari no. 5311, Muslim no. 2191) Doa untuk meminta keberkahan dan perlindungan أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ “AS’ALULLAHAL ‘AZHIM, RABBAL ‘ARSYIL ‘AZHIM, AN YASYFIYAK.” “Aku memohon kepada Allah yang Mahaagung, Pemilik Arsy yang agung, agar Dia menyembuhkanmu.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari hadis Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma) Doa ini dibaca sebanyak tujuh kali, dan insyaAllah akan memberikan ketenangan serta keberkahan bagi orang yang sakit. Baca juga: Keringanan Syariat bagi Orang yang Sakit dalam Bersuci dan Salat Adab menjenguk dan mendoakan orang yang sakit Selain membaca doa-doa yang telah dicontohkan, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan ketika kita menjenguk orang sakit. Menjenguk dan mendoakan orang sakit hendaknya dilakukan dengan adab dan tata cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Berikut beberapa adab yang bisa kita praktikkan: Mengunjungi dengan niat yang baik dan tulus Ketika hendak menjenguk orang sakit, niatkan dalam hati bahwa kita melakukannya semata-mata untuk mencari rida Allah. Jangan jadikan kunjungan ini sebagai sekadar formalitas sosial atau tuntutan dari lingkungan sekitar. Kunjungan yang didasari niat ikhlas untuk mendukung dan meringankan beban orang yang sedang diuji dengan penyakit akan mendatangkan pahala besar di sisi Allah. InsyaAllah, dengan niat yang tulus, kita berharap kunjungan kita membawa manfaat baik secara fisik maupun spiritual bagi saudara kita yang sedang sakit. Tidak berlama-lama Salah satu adab penting yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah tidak berlama-lama ketika menjenguk orang sakit. Tujuannya adalah agar kunjungan kita tidak menjadi beban bagi orang yang sedang sakit. Kondisi fisik dan mental orang sakit biasanya lebih lemah, sehingga kunjungan yang terlalu lama dapat membuat mereka merasa lelah atau tidak nyaman. Oleh karena itu, dianjurkan untuk membuat kunjungan yang singkat, namun berkualitas, di mana kita hadir untuk mendoakan dan memberikan dukungan moril, tetapi juga tetap menghormati kebutuhan mereka untuk beristirahat. Sebaiknya sebelum berkunjung, kita memastikan waktu yang tepat dan menghindari waktu-waktu yang bisa mengganggu istirahat mereka. Memberikan kata-kata yang menenangkan Salah satu cara terbaik untuk menunjukkan empati kepada orang yang sakit adalah dengan memberikan kata-kata yang menenangkan dan memotivasi. Dalam situasi yang berat, seperti penyakit, seseorang seringkali merasa cemas, takut, atau putus asa. Sebagai seorang muslim yang datang menjenguk, kita dianjurkan untuk menyampaikan kata-kata yang dapat menguatkan hati mereka. Sampaikan bahwa sakit adalah bentuk ujian dan rahmat dari Allah, serta dorong mereka untuk tetap bersabar dan tawakal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun seringkali menghibur orang yang sakit dengan mendoakan mereka dan mengingatkan akan janji pahala dari Allah bagi orang yang bersabar dalam menghadapi musibah. Memberikan dorongan optimisme dengan kesembuhan yang dijanjikan Allah akan menambah ketenangan jiwa bagi mereka. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan Menjaga kebersihan diri ketika menjenguk orang sakit adalah adab yang sangat penting, terutama dalam situasi pandemi atau ketika penyakit yang diderita bersifat menular. Ingatlah bahwa kebersihan merupakan bagian dari iman, dan kita dianjurkan untuk senantiasa menjaga kebersihan di setiap keadaan. Ketika menjenguk orang sakit, pastikan kita menjaga kebersihan tangan, menggunakan masker jika diperlukan, dan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Selain untuk melindungi diri kita sendiri, langkah-langkah ini juga untuk menjaga keselamatan orang yang sedang sakit agar tidak tertular penyakit lain atau memperparah kondisi mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan agar kita senantiasa memperhatikan kebersihan dan menjauhkan diri dari segala hal yang dapat membahayakan orang lain. Tidak mengeluh atau menakut-nakuti Hindarilah menyampaikan keluhan tentang masalah pribadi atau membicarakan hal-hal yang dapat membuat orang yang sakit merasa cemas atau takut. Misalnya, hindari bercerita tentang pengalaman orang lain yang mengalami penyakit serupa dengan akhir yang buruk, atau menyampaikan hal-hal yang negatif. Fokuskan percakapan kita pada doa, kata-kata yang positif, serta motivasi yang dapat menguatkan hati mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita untuk selalu membawa kebaikan dalam setiap perkataan dan perbuatan. Dengan bersikap optimis dan penuh kasih sayang, kita dapat membantu meringankan beban psikologis yang dialami oleh orang yang sakit. Hikmah di balik penyakit dan ujian Penyakit bukanlah semata-mata musibah, tetapi juga merupakan salah satu bentuk ujian dan rahmat dari Allah. Di balik penyakit, terdapat banyak hikmah yang bisa kita ambil, baik bagi orang yang sakit maupun orang di sekitarnya. Beberapa hikmah yang bisa kita petik di antaranya adalah: Penyakit sebagai penghapus dosa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ، إِلَّا حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا “Tidaklah seorang muslim tertimpa penyakit atau sejenisnya, kecuali Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhâri, no. 5660 dan Muslim, no. 2571 dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu) Hadis ini menjelaskan bahwa penyakit yang menimpa seorang mukmin dapat menjadi jalan untuk pengampunan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Oleh karena itu, penyakit harus diterima dengan sabar dan ikhlas sebagai bagian dari takdir Allah. Saat menjenguk orang sakit, hendaknya kita mengingatkan akan hal ini, terutama jika kita dapati saudara kita tersebut mulai putus asa karena sakit kronis yang dideritanya. Ingatkan juga untuk terus sabar dan berprasangka baik (husnuzan) kepada Allah. Penyakit mengajarkan kita untuk tawakal kepada Allah Melalui sakit, Allah mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatu di dunia ini, termasuk kesehatan, ada dalam genggaman-Nya. Kita diperintahkan untuk selalu bergantung kepada-Nya dan memohon kesembuhan hanya kepada-Nya. Oleh karena itu, hendaknya kita ingatkan saudara kita yang sedang sakit untuk bertawakal hanya kepada-Nya, tentunya dengan tetap menempuh sarana-sarana mendapatkan kesembuhan yang diijinkan oleh syariat. Menguatkan ikatan persaudaraan Ketika seseorang sakit, kunjungan dan doa dari saudara seiman akan semakin mempererat tali persaudaraan di antara umat Islam. Hal ini juga merupakan bentuk kasih sayang yang dianjurkan dalam agama, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586) Doa kepada orang sakit adalah salah satu bentuk ibadah yang penuh dengan keutamaan. Dengan berdoa, kita menunjukkan kepasrahan dan ketergantungan kita kepada Allah. Melalui doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita berharap agar Allah memberikan kesembuhan dan keberkahan kepada orang yang sedang sakit. Tidak hanya itu, doa juga memperkuat ikatan persaudaraan di antara sesama muslim dan menjadi sarana bagi kita untuk mengumpulkan pahala serta mendapatkan rida Allah. Wallahu a’lam Baca juga: 6 Cara Efektif Mengobati Hati yang Sakit *** Penulis: Fauzan Hidayat Artikel: Muslim.or.id

Adab-Adab terhadap Orang Sakit

Daftar Isi Toggle Keutamaan mendoakan orang yang sakitDoa-doa yang dianjurkanDoa agar orang sakit diberikan kesembuhanDoa untuk meminta keberkahan dan perlindunganAdab menjenguk dan mendoakan orang yang sakitMengunjungi dengan niat yang baik dan tulusTidak berlama-lamaMemberikan kata-kata yang menenangkanMenjaga kebersihan diri dan lingkunganTidak mengeluh atau menakut-nakutiHikmah di balik penyakit dan ujianPenyakit sebagai penghapus dosaPenyakit mengajarkan kita untuk tawakal kepada AllahMenguatkan ikatan persaudaraan Islam adalah agama yang sempurna, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk ketika menghadapi musibah atau penyakit. Saat mengalami sakit, baik kita yang sedang sakit maupun saudara kita yang sakit, telah ada tuntunan yang sangat jelas dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Salah satu amal saleh yang dianjurkan dalam Islam adalah mendoakan orang sakit. Doa adalah salah satu bentuk tawakal kepada Allah dan usaha kita untuk mendapatkan kesembuhan atau keberkahan dari musibah yang sedang dihadapi. Di dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa doa yang disunahkan ketika menjenguk atau mendoakan orang yang sakit, serta keutamaan dari mendoakan sesama. Keutamaan mendoakan orang yang sakit Menjenguk dan mendoakan orang yang sakit adalah perbuatan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada kita untuk senantiasa menunjukkan empati dan kasih sayang kepada sesama. Salah satunya adalah dengan menjenguk orang yang sedang sakit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا عَادَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ لَمْ يَزَلْ فِي خُرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ . قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا خُرْفَةُ الْجَنَّةِ قَالَ  جَنَاهَا “Sesungguhnya seorang muslim jika menjenguk saudaranya muslim (yang sedang sakit), maka dirinya senantiasa berada di dalam khurfah surga hingga dirinya kembali.” Dikatakan, “Wahai Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, apakah khurfah surga itu?” Beliau menjelaskan, “Buah-buahan surga.“ (HR. Muslim no. 2568) Keutamaan ini menunjukkan betapa besar pahala yang diberikan Allah kepada orang yang menjenguk orang sakit, terlebih lagi jika diiringi dengan doa yang tulus untuk kesembuhannya. Karena doa merupakan sarana kita untuk memohon kepada Allah agar Allah Ta’ala memberikan kesembuhan kepada hamba-Nya yang sakit, serta dengan doa pula kita memberikan dukungan moral kepada mereka. Allah Ta’ala berfirman, وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ “Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku.” (QS. Asy-Syu’ara: 80) Ingatlah bahwa setiap penyakit dan kesembuhan adalah mutlak atas izin Allah. Oleh karenanya, sebagai seorang muslim, kita diperintahkan untuk selalu bertawakal kepada Allah dan memohon kesembuhan kepada-Nya melalui doa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Doa-doa yang dianjurkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan banyak contoh doa yang bisa kita baca ketika menjenguk orang yang sakit. Doa-doa ini menjadi bagian dari ikhtiar utama kita dalam memperoleh kesembuhan, serta sebagai bentuk kepasrahan kita kepada Allah atas segala musibah yang terjadi. Berikut adalah beberapa doa yang disunahkan untuk dibaca: Doa agar orang sakit diberikan kesembuhan اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَاسَ وَاشْفِهِ وأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا “ALLAHUMMA RABBAN-NAS, ADZHIBIL BA’SA, WASYFIHI WA ANTA ASY-SYAFI, LA SYIFA’A ILLA SYIFA’UKA, SYIFA’AN LA YUGHADIRU SAQAMAN.” “Ya Allah, Rabb sekalian manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah ia, Engkaulah Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu. Kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit sedikit pun.” (HR. Bukhari no. 5311, Muslim no. 2191) Doa untuk meminta keberkahan dan perlindungan أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ “AS’ALULLAHAL ‘AZHIM, RABBAL ‘ARSYIL ‘AZHIM, AN YASYFIYAK.” “Aku memohon kepada Allah yang Mahaagung, Pemilik Arsy yang agung, agar Dia menyembuhkanmu.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari hadis Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma) Doa ini dibaca sebanyak tujuh kali, dan insyaAllah akan memberikan ketenangan serta keberkahan bagi orang yang sakit. Baca juga: Keringanan Syariat bagi Orang yang Sakit dalam Bersuci dan Salat Adab menjenguk dan mendoakan orang yang sakit Selain membaca doa-doa yang telah dicontohkan, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan ketika kita menjenguk orang sakit. Menjenguk dan mendoakan orang sakit hendaknya dilakukan dengan adab dan tata cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Berikut beberapa adab yang bisa kita praktikkan: Mengunjungi dengan niat yang baik dan tulus Ketika hendak menjenguk orang sakit, niatkan dalam hati bahwa kita melakukannya semata-mata untuk mencari rida Allah. Jangan jadikan kunjungan ini sebagai sekadar formalitas sosial atau tuntutan dari lingkungan sekitar. Kunjungan yang didasari niat ikhlas untuk mendukung dan meringankan beban orang yang sedang diuji dengan penyakit akan mendatangkan pahala besar di sisi Allah. InsyaAllah, dengan niat yang tulus, kita berharap kunjungan kita membawa manfaat baik secara fisik maupun spiritual bagi saudara kita yang sedang sakit. Tidak berlama-lama Salah satu adab penting yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah tidak berlama-lama ketika menjenguk orang sakit. Tujuannya adalah agar kunjungan kita tidak menjadi beban bagi orang yang sedang sakit. Kondisi fisik dan mental orang sakit biasanya lebih lemah, sehingga kunjungan yang terlalu lama dapat membuat mereka merasa lelah atau tidak nyaman. Oleh karena itu, dianjurkan untuk membuat kunjungan yang singkat, namun berkualitas, di mana kita hadir untuk mendoakan dan memberikan dukungan moril, tetapi juga tetap menghormati kebutuhan mereka untuk beristirahat. Sebaiknya sebelum berkunjung, kita memastikan waktu yang tepat dan menghindari waktu-waktu yang bisa mengganggu istirahat mereka. Memberikan kata-kata yang menenangkan Salah satu cara terbaik untuk menunjukkan empati kepada orang yang sakit adalah dengan memberikan kata-kata yang menenangkan dan memotivasi. Dalam situasi yang berat, seperti penyakit, seseorang seringkali merasa cemas, takut, atau putus asa. Sebagai seorang muslim yang datang menjenguk, kita dianjurkan untuk menyampaikan kata-kata yang dapat menguatkan hati mereka. Sampaikan bahwa sakit adalah bentuk ujian dan rahmat dari Allah, serta dorong mereka untuk tetap bersabar dan tawakal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun seringkali menghibur orang yang sakit dengan mendoakan mereka dan mengingatkan akan janji pahala dari Allah bagi orang yang bersabar dalam menghadapi musibah. Memberikan dorongan optimisme dengan kesembuhan yang dijanjikan Allah akan menambah ketenangan jiwa bagi mereka. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan Menjaga kebersihan diri ketika menjenguk orang sakit adalah adab yang sangat penting, terutama dalam situasi pandemi atau ketika penyakit yang diderita bersifat menular. Ingatlah bahwa kebersihan merupakan bagian dari iman, dan kita dianjurkan untuk senantiasa menjaga kebersihan di setiap keadaan. Ketika menjenguk orang sakit, pastikan kita menjaga kebersihan tangan, menggunakan masker jika diperlukan, dan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Selain untuk melindungi diri kita sendiri, langkah-langkah ini juga untuk menjaga keselamatan orang yang sedang sakit agar tidak tertular penyakit lain atau memperparah kondisi mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan agar kita senantiasa memperhatikan kebersihan dan menjauhkan diri dari segala hal yang dapat membahayakan orang lain. Tidak mengeluh atau menakut-nakuti Hindarilah menyampaikan keluhan tentang masalah pribadi atau membicarakan hal-hal yang dapat membuat orang yang sakit merasa cemas atau takut. Misalnya, hindari bercerita tentang pengalaman orang lain yang mengalami penyakit serupa dengan akhir yang buruk, atau menyampaikan hal-hal yang negatif. Fokuskan percakapan kita pada doa, kata-kata yang positif, serta motivasi yang dapat menguatkan hati mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita untuk selalu membawa kebaikan dalam setiap perkataan dan perbuatan. Dengan bersikap optimis dan penuh kasih sayang, kita dapat membantu meringankan beban psikologis yang dialami oleh orang yang sakit. Hikmah di balik penyakit dan ujian Penyakit bukanlah semata-mata musibah, tetapi juga merupakan salah satu bentuk ujian dan rahmat dari Allah. Di balik penyakit, terdapat banyak hikmah yang bisa kita ambil, baik bagi orang yang sakit maupun orang di sekitarnya. Beberapa hikmah yang bisa kita petik di antaranya adalah: Penyakit sebagai penghapus dosa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ، إِلَّا حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا “Tidaklah seorang muslim tertimpa penyakit atau sejenisnya, kecuali Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhâri, no. 5660 dan Muslim, no. 2571 dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu) Hadis ini menjelaskan bahwa penyakit yang menimpa seorang mukmin dapat menjadi jalan untuk pengampunan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Oleh karena itu, penyakit harus diterima dengan sabar dan ikhlas sebagai bagian dari takdir Allah. Saat menjenguk orang sakit, hendaknya kita mengingatkan akan hal ini, terutama jika kita dapati saudara kita tersebut mulai putus asa karena sakit kronis yang dideritanya. Ingatkan juga untuk terus sabar dan berprasangka baik (husnuzan) kepada Allah. Penyakit mengajarkan kita untuk tawakal kepada Allah Melalui sakit, Allah mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatu di dunia ini, termasuk kesehatan, ada dalam genggaman-Nya. Kita diperintahkan untuk selalu bergantung kepada-Nya dan memohon kesembuhan hanya kepada-Nya. Oleh karena itu, hendaknya kita ingatkan saudara kita yang sedang sakit untuk bertawakal hanya kepada-Nya, tentunya dengan tetap menempuh sarana-sarana mendapatkan kesembuhan yang diijinkan oleh syariat. Menguatkan ikatan persaudaraan Ketika seseorang sakit, kunjungan dan doa dari saudara seiman akan semakin mempererat tali persaudaraan di antara umat Islam. Hal ini juga merupakan bentuk kasih sayang yang dianjurkan dalam agama, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586) Doa kepada orang sakit adalah salah satu bentuk ibadah yang penuh dengan keutamaan. Dengan berdoa, kita menunjukkan kepasrahan dan ketergantungan kita kepada Allah. Melalui doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita berharap agar Allah memberikan kesembuhan dan keberkahan kepada orang yang sedang sakit. Tidak hanya itu, doa juga memperkuat ikatan persaudaraan di antara sesama muslim dan menjadi sarana bagi kita untuk mengumpulkan pahala serta mendapatkan rida Allah. Wallahu a’lam Baca juga: 6 Cara Efektif Mengobati Hati yang Sakit *** Penulis: Fauzan Hidayat Artikel: Muslim.or.id
Daftar Isi Toggle Keutamaan mendoakan orang yang sakitDoa-doa yang dianjurkanDoa agar orang sakit diberikan kesembuhanDoa untuk meminta keberkahan dan perlindunganAdab menjenguk dan mendoakan orang yang sakitMengunjungi dengan niat yang baik dan tulusTidak berlama-lamaMemberikan kata-kata yang menenangkanMenjaga kebersihan diri dan lingkunganTidak mengeluh atau menakut-nakutiHikmah di balik penyakit dan ujianPenyakit sebagai penghapus dosaPenyakit mengajarkan kita untuk tawakal kepada AllahMenguatkan ikatan persaudaraan Islam adalah agama yang sempurna, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk ketika menghadapi musibah atau penyakit. Saat mengalami sakit, baik kita yang sedang sakit maupun saudara kita yang sakit, telah ada tuntunan yang sangat jelas dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Salah satu amal saleh yang dianjurkan dalam Islam adalah mendoakan orang sakit. Doa adalah salah satu bentuk tawakal kepada Allah dan usaha kita untuk mendapatkan kesembuhan atau keberkahan dari musibah yang sedang dihadapi. Di dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa doa yang disunahkan ketika menjenguk atau mendoakan orang yang sakit, serta keutamaan dari mendoakan sesama. Keutamaan mendoakan orang yang sakit Menjenguk dan mendoakan orang yang sakit adalah perbuatan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada kita untuk senantiasa menunjukkan empati dan kasih sayang kepada sesama. Salah satunya adalah dengan menjenguk orang yang sedang sakit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا عَادَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ لَمْ يَزَلْ فِي خُرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ . قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا خُرْفَةُ الْجَنَّةِ قَالَ  جَنَاهَا “Sesungguhnya seorang muslim jika menjenguk saudaranya muslim (yang sedang sakit), maka dirinya senantiasa berada di dalam khurfah surga hingga dirinya kembali.” Dikatakan, “Wahai Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, apakah khurfah surga itu?” Beliau menjelaskan, “Buah-buahan surga.“ (HR. Muslim no. 2568) Keutamaan ini menunjukkan betapa besar pahala yang diberikan Allah kepada orang yang menjenguk orang sakit, terlebih lagi jika diiringi dengan doa yang tulus untuk kesembuhannya. Karena doa merupakan sarana kita untuk memohon kepada Allah agar Allah Ta’ala memberikan kesembuhan kepada hamba-Nya yang sakit, serta dengan doa pula kita memberikan dukungan moral kepada mereka. Allah Ta’ala berfirman, وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ “Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku.” (QS. Asy-Syu’ara: 80) Ingatlah bahwa setiap penyakit dan kesembuhan adalah mutlak atas izin Allah. Oleh karenanya, sebagai seorang muslim, kita diperintahkan untuk selalu bertawakal kepada Allah dan memohon kesembuhan kepada-Nya melalui doa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Doa-doa yang dianjurkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan banyak contoh doa yang bisa kita baca ketika menjenguk orang yang sakit. Doa-doa ini menjadi bagian dari ikhtiar utama kita dalam memperoleh kesembuhan, serta sebagai bentuk kepasrahan kita kepada Allah atas segala musibah yang terjadi. Berikut adalah beberapa doa yang disunahkan untuk dibaca: Doa agar orang sakit diberikan kesembuhan اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَاسَ وَاشْفِهِ وأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا “ALLAHUMMA RABBAN-NAS, ADZHIBIL BA’SA, WASYFIHI WA ANTA ASY-SYAFI, LA SYIFA’A ILLA SYIFA’UKA, SYIFA’AN LA YUGHADIRU SAQAMAN.” “Ya Allah, Rabb sekalian manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah ia, Engkaulah Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu. Kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit sedikit pun.” (HR. Bukhari no. 5311, Muslim no. 2191) Doa untuk meminta keberkahan dan perlindungan أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ “AS’ALULLAHAL ‘AZHIM, RABBAL ‘ARSYIL ‘AZHIM, AN YASYFIYAK.” “Aku memohon kepada Allah yang Mahaagung, Pemilik Arsy yang agung, agar Dia menyembuhkanmu.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari hadis Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma) Doa ini dibaca sebanyak tujuh kali, dan insyaAllah akan memberikan ketenangan serta keberkahan bagi orang yang sakit. Baca juga: Keringanan Syariat bagi Orang yang Sakit dalam Bersuci dan Salat Adab menjenguk dan mendoakan orang yang sakit Selain membaca doa-doa yang telah dicontohkan, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan ketika kita menjenguk orang sakit. Menjenguk dan mendoakan orang sakit hendaknya dilakukan dengan adab dan tata cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Berikut beberapa adab yang bisa kita praktikkan: Mengunjungi dengan niat yang baik dan tulus Ketika hendak menjenguk orang sakit, niatkan dalam hati bahwa kita melakukannya semata-mata untuk mencari rida Allah. Jangan jadikan kunjungan ini sebagai sekadar formalitas sosial atau tuntutan dari lingkungan sekitar. Kunjungan yang didasari niat ikhlas untuk mendukung dan meringankan beban orang yang sedang diuji dengan penyakit akan mendatangkan pahala besar di sisi Allah. InsyaAllah, dengan niat yang tulus, kita berharap kunjungan kita membawa manfaat baik secara fisik maupun spiritual bagi saudara kita yang sedang sakit. Tidak berlama-lama Salah satu adab penting yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah tidak berlama-lama ketika menjenguk orang sakit. Tujuannya adalah agar kunjungan kita tidak menjadi beban bagi orang yang sedang sakit. Kondisi fisik dan mental orang sakit biasanya lebih lemah, sehingga kunjungan yang terlalu lama dapat membuat mereka merasa lelah atau tidak nyaman. Oleh karena itu, dianjurkan untuk membuat kunjungan yang singkat, namun berkualitas, di mana kita hadir untuk mendoakan dan memberikan dukungan moril, tetapi juga tetap menghormati kebutuhan mereka untuk beristirahat. Sebaiknya sebelum berkunjung, kita memastikan waktu yang tepat dan menghindari waktu-waktu yang bisa mengganggu istirahat mereka. Memberikan kata-kata yang menenangkan Salah satu cara terbaik untuk menunjukkan empati kepada orang yang sakit adalah dengan memberikan kata-kata yang menenangkan dan memotivasi. Dalam situasi yang berat, seperti penyakit, seseorang seringkali merasa cemas, takut, atau putus asa. Sebagai seorang muslim yang datang menjenguk, kita dianjurkan untuk menyampaikan kata-kata yang dapat menguatkan hati mereka. Sampaikan bahwa sakit adalah bentuk ujian dan rahmat dari Allah, serta dorong mereka untuk tetap bersabar dan tawakal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun seringkali menghibur orang yang sakit dengan mendoakan mereka dan mengingatkan akan janji pahala dari Allah bagi orang yang bersabar dalam menghadapi musibah. Memberikan dorongan optimisme dengan kesembuhan yang dijanjikan Allah akan menambah ketenangan jiwa bagi mereka. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan Menjaga kebersihan diri ketika menjenguk orang sakit adalah adab yang sangat penting, terutama dalam situasi pandemi atau ketika penyakit yang diderita bersifat menular. Ingatlah bahwa kebersihan merupakan bagian dari iman, dan kita dianjurkan untuk senantiasa menjaga kebersihan di setiap keadaan. Ketika menjenguk orang sakit, pastikan kita menjaga kebersihan tangan, menggunakan masker jika diperlukan, dan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Selain untuk melindungi diri kita sendiri, langkah-langkah ini juga untuk menjaga keselamatan orang yang sedang sakit agar tidak tertular penyakit lain atau memperparah kondisi mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan agar kita senantiasa memperhatikan kebersihan dan menjauhkan diri dari segala hal yang dapat membahayakan orang lain. Tidak mengeluh atau menakut-nakuti Hindarilah menyampaikan keluhan tentang masalah pribadi atau membicarakan hal-hal yang dapat membuat orang yang sakit merasa cemas atau takut. Misalnya, hindari bercerita tentang pengalaman orang lain yang mengalami penyakit serupa dengan akhir yang buruk, atau menyampaikan hal-hal yang negatif. Fokuskan percakapan kita pada doa, kata-kata yang positif, serta motivasi yang dapat menguatkan hati mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita untuk selalu membawa kebaikan dalam setiap perkataan dan perbuatan. Dengan bersikap optimis dan penuh kasih sayang, kita dapat membantu meringankan beban psikologis yang dialami oleh orang yang sakit. Hikmah di balik penyakit dan ujian Penyakit bukanlah semata-mata musibah, tetapi juga merupakan salah satu bentuk ujian dan rahmat dari Allah. Di balik penyakit, terdapat banyak hikmah yang bisa kita ambil, baik bagi orang yang sakit maupun orang di sekitarnya. Beberapa hikmah yang bisa kita petik di antaranya adalah: Penyakit sebagai penghapus dosa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ، إِلَّا حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا “Tidaklah seorang muslim tertimpa penyakit atau sejenisnya, kecuali Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhâri, no. 5660 dan Muslim, no. 2571 dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu) Hadis ini menjelaskan bahwa penyakit yang menimpa seorang mukmin dapat menjadi jalan untuk pengampunan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Oleh karena itu, penyakit harus diterima dengan sabar dan ikhlas sebagai bagian dari takdir Allah. Saat menjenguk orang sakit, hendaknya kita mengingatkan akan hal ini, terutama jika kita dapati saudara kita tersebut mulai putus asa karena sakit kronis yang dideritanya. Ingatkan juga untuk terus sabar dan berprasangka baik (husnuzan) kepada Allah. Penyakit mengajarkan kita untuk tawakal kepada Allah Melalui sakit, Allah mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatu di dunia ini, termasuk kesehatan, ada dalam genggaman-Nya. Kita diperintahkan untuk selalu bergantung kepada-Nya dan memohon kesembuhan hanya kepada-Nya. Oleh karena itu, hendaknya kita ingatkan saudara kita yang sedang sakit untuk bertawakal hanya kepada-Nya, tentunya dengan tetap menempuh sarana-sarana mendapatkan kesembuhan yang diijinkan oleh syariat. Menguatkan ikatan persaudaraan Ketika seseorang sakit, kunjungan dan doa dari saudara seiman akan semakin mempererat tali persaudaraan di antara umat Islam. Hal ini juga merupakan bentuk kasih sayang yang dianjurkan dalam agama, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586) Doa kepada orang sakit adalah salah satu bentuk ibadah yang penuh dengan keutamaan. Dengan berdoa, kita menunjukkan kepasrahan dan ketergantungan kita kepada Allah. Melalui doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita berharap agar Allah memberikan kesembuhan dan keberkahan kepada orang yang sedang sakit. Tidak hanya itu, doa juga memperkuat ikatan persaudaraan di antara sesama muslim dan menjadi sarana bagi kita untuk mengumpulkan pahala serta mendapatkan rida Allah. Wallahu a’lam Baca juga: 6 Cara Efektif Mengobati Hati yang Sakit *** Penulis: Fauzan Hidayat Artikel: Muslim.or.id


Daftar Isi Toggle Keutamaan mendoakan orang yang sakitDoa-doa yang dianjurkanDoa agar orang sakit diberikan kesembuhanDoa untuk meminta keberkahan dan perlindunganAdab menjenguk dan mendoakan orang yang sakitMengunjungi dengan niat yang baik dan tulusTidak berlama-lamaMemberikan kata-kata yang menenangkanMenjaga kebersihan diri dan lingkunganTidak mengeluh atau menakut-nakutiHikmah di balik penyakit dan ujianPenyakit sebagai penghapus dosaPenyakit mengajarkan kita untuk tawakal kepada AllahMenguatkan ikatan persaudaraan Islam adalah agama yang sempurna, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk ketika menghadapi musibah atau penyakit. Saat mengalami sakit, baik kita yang sedang sakit maupun saudara kita yang sakit, telah ada tuntunan yang sangat jelas dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Salah satu amal saleh yang dianjurkan dalam Islam adalah mendoakan orang sakit. Doa adalah salah satu bentuk tawakal kepada Allah dan usaha kita untuk mendapatkan kesembuhan atau keberkahan dari musibah yang sedang dihadapi. Di dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa doa yang disunahkan ketika menjenguk atau mendoakan orang yang sakit, serta keutamaan dari mendoakan sesama. Keutamaan mendoakan orang yang sakit Menjenguk dan mendoakan orang yang sakit adalah perbuatan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada kita untuk senantiasa menunjukkan empati dan kasih sayang kepada sesama. Salah satunya adalah dengan menjenguk orang yang sedang sakit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا عَادَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ لَمْ يَزَلْ فِي خُرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ . قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا خُرْفَةُ الْجَنَّةِ قَالَ  جَنَاهَا “Sesungguhnya seorang muslim jika menjenguk saudaranya muslim (yang sedang sakit), maka dirinya senantiasa berada di dalam khurfah surga hingga dirinya kembali.” Dikatakan, “Wahai Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, apakah khurfah surga itu?” Beliau menjelaskan, “Buah-buahan surga.“ (HR. Muslim no. 2568) Keutamaan ini menunjukkan betapa besar pahala yang diberikan Allah kepada orang yang menjenguk orang sakit, terlebih lagi jika diiringi dengan doa yang tulus untuk kesembuhannya. Karena doa merupakan sarana kita untuk memohon kepada Allah agar Allah Ta’ala memberikan kesembuhan kepada hamba-Nya yang sakit, serta dengan doa pula kita memberikan dukungan moral kepada mereka. Allah Ta’ala berfirman, وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ “Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku.” (QS. Asy-Syu’ara: 80) Ingatlah bahwa setiap penyakit dan kesembuhan adalah mutlak atas izin Allah. Oleh karenanya, sebagai seorang muslim, kita diperintahkan untuk selalu bertawakal kepada Allah dan memohon kesembuhan kepada-Nya melalui doa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Doa-doa yang dianjurkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan banyak contoh doa yang bisa kita baca ketika menjenguk orang yang sakit. Doa-doa ini menjadi bagian dari ikhtiar utama kita dalam memperoleh kesembuhan, serta sebagai bentuk kepasrahan kita kepada Allah atas segala musibah yang terjadi. Berikut adalah beberapa doa yang disunahkan untuk dibaca: Doa agar orang sakit diberikan kesembuhan اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَاسَ وَاشْفِهِ وأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا “ALLAHUMMA RABBAN-NAS, ADZHIBIL BA’SA, WASYFIHI WA ANTA ASY-SYAFI, LA SYIFA’A ILLA SYIFA’UKA, SYIFA’AN LA YUGHADIRU SAQAMAN.” “Ya Allah, Rabb sekalian manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah ia, Engkaulah Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu. Kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit sedikit pun.” (HR. Bukhari no. 5311, Muslim no. 2191) Doa untuk meminta keberkahan dan perlindungan أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ “AS’ALULLAHAL ‘AZHIM, RABBAL ‘ARSYIL ‘AZHIM, AN YASYFIYAK.” “Aku memohon kepada Allah yang Mahaagung, Pemilik Arsy yang agung, agar Dia menyembuhkanmu.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari hadis Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma) Doa ini dibaca sebanyak tujuh kali, dan insyaAllah akan memberikan ketenangan serta keberkahan bagi orang yang sakit. Baca juga: Keringanan Syariat bagi Orang yang Sakit dalam Bersuci dan Salat Adab menjenguk dan mendoakan orang yang sakit Selain membaca doa-doa yang telah dicontohkan, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan ketika kita menjenguk orang sakit. Menjenguk dan mendoakan orang sakit hendaknya dilakukan dengan adab dan tata cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Berikut beberapa adab yang bisa kita praktikkan: Mengunjungi dengan niat yang baik dan tulus Ketika hendak menjenguk orang sakit, niatkan dalam hati bahwa kita melakukannya semata-mata untuk mencari rida Allah. Jangan jadikan kunjungan ini sebagai sekadar formalitas sosial atau tuntutan dari lingkungan sekitar. Kunjungan yang didasari niat ikhlas untuk mendukung dan meringankan beban orang yang sedang diuji dengan penyakit akan mendatangkan pahala besar di sisi Allah. InsyaAllah, dengan niat yang tulus, kita berharap kunjungan kita membawa manfaat baik secara fisik maupun spiritual bagi saudara kita yang sedang sakit. Tidak berlama-lama Salah satu adab penting yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah tidak berlama-lama ketika menjenguk orang sakit. Tujuannya adalah agar kunjungan kita tidak menjadi beban bagi orang yang sedang sakit. Kondisi fisik dan mental orang sakit biasanya lebih lemah, sehingga kunjungan yang terlalu lama dapat membuat mereka merasa lelah atau tidak nyaman. Oleh karena itu, dianjurkan untuk membuat kunjungan yang singkat, namun berkualitas, di mana kita hadir untuk mendoakan dan memberikan dukungan moril, tetapi juga tetap menghormati kebutuhan mereka untuk beristirahat. Sebaiknya sebelum berkunjung, kita memastikan waktu yang tepat dan menghindari waktu-waktu yang bisa mengganggu istirahat mereka. Memberikan kata-kata yang menenangkan Salah satu cara terbaik untuk menunjukkan empati kepada orang yang sakit adalah dengan memberikan kata-kata yang menenangkan dan memotivasi. Dalam situasi yang berat, seperti penyakit, seseorang seringkali merasa cemas, takut, atau putus asa. Sebagai seorang muslim yang datang menjenguk, kita dianjurkan untuk menyampaikan kata-kata yang dapat menguatkan hati mereka. Sampaikan bahwa sakit adalah bentuk ujian dan rahmat dari Allah, serta dorong mereka untuk tetap bersabar dan tawakal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun seringkali menghibur orang yang sakit dengan mendoakan mereka dan mengingatkan akan janji pahala dari Allah bagi orang yang bersabar dalam menghadapi musibah. Memberikan dorongan optimisme dengan kesembuhan yang dijanjikan Allah akan menambah ketenangan jiwa bagi mereka. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan Menjaga kebersihan diri ketika menjenguk orang sakit adalah adab yang sangat penting, terutama dalam situasi pandemi atau ketika penyakit yang diderita bersifat menular. Ingatlah bahwa kebersihan merupakan bagian dari iman, dan kita dianjurkan untuk senantiasa menjaga kebersihan di setiap keadaan. Ketika menjenguk orang sakit, pastikan kita menjaga kebersihan tangan, menggunakan masker jika diperlukan, dan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Selain untuk melindungi diri kita sendiri, langkah-langkah ini juga untuk menjaga keselamatan orang yang sedang sakit agar tidak tertular penyakit lain atau memperparah kondisi mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan agar kita senantiasa memperhatikan kebersihan dan menjauhkan diri dari segala hal yang dapat membahayakan orang lain. Tidak mengeluh atau menakut-nakuti Hindarilah menyampaikan keluhan tentang masalah pribadi atau membicarakan hal-hal yang dapat membuat orang yang sakit merasa cemas atau takut. Misalnya, hindari bercerita tentang pengalaman orang lain yang mengalami penyakit serupa dengan akhir yang buruk, atau menyampaikan hal-hal yang negatif. Fokuskan percakapan kita pada doa, kata-kata yang positif, serta motivasi yang dapat menguatkan hati mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita untuk selalu membawa kebaikan dalam setiap perkataan dan perbuatan. Dengan bersikap optimis dan penuh kasih sayang, kita dapat membantu meringankan beban psikologis yang dialami oleh orang yang sakit. Hikmah di balik penyakit dan ujian Penyakit bukanlah semata-mata musibah, tetapi juga merupakan salah satu bentuk ujian dan rahmat dari Allah. Di balik penyakit, terdapat banyak hikmah yang bisa kita ambil, baik bagi orang yang sakit maupun orang di sekitarnya. Beberapa hikmah yang bisa kita petik di antaranya adalah: Penyakit sebagai penghapus dosa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ، إِلَّا حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا “Tidaklah seorang muslim tertimpa penyakit atau sejenisnya, kecuali Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhâri, no. 5660 dan Muslim, no. 2571 dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu) Hadis ini menjelaskan bahwa penyakit yang menimpa seorang mukmin dapat menjadi jalan untuk pengampunan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Oleh karena itu, penyakit harus diterima dengan sabar dan ikhlas sebagai bagian dari takdir Allah. Saat menjenguk orang sakit, hendaknya kita mengingatkan akan hal ini, terutama jika kita dapati saudara kita tersebut mulai putus asa karena sakit kronis yang dideritanya. Ingatkan juga untuk terus sabar dan berprasangka baik (husnuzan) kepada Allah. Penyakit mengajarkan kita untuk tawakal kepada Allah Melalui sakit, Allah mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatu di dunia ini, termasuk kesehatan, ada dalam genggaman-Nya. Kita diperintahkan untuk selalu bergantung kepada-Nya dan memohon kesembuhan hanya kepada-Nya. Oleh karena itu, hendaknya kita ingatkan saudara kita yang sedang sakit untuk bertawakal hanya kepada-Nya, tentunya dengan tetap menempuh sarana-sarana mendapatkan kesembuhan yang diijinkan oleh syariat. Menguatkan ikatan persaudaraan Ketika seseorang sakit, kunjungan dan doa dari saudara seiman akan semakin mempererat tali persaudaraan di antara umat Islam. Hal ini juga merupakan bentuk kasih sayang yang dianjurkan dalam agama, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586) Doa kepada orang sakit adalah salah satu bentuk ibadah yang penuh dengan keutamaan. Dengan berdoa, kita menunjukkan kepasrahan dan ketergantungan kita kepada Allah. Melalui doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita berharap agar Allah memberikan kesembuhan dan keberkahan kepada orang yang sedang sakit. Tidak hanya itu, doa juga memperkuat ikatan persaudaraan di antara sesama muslim dan menjadi sarana bagi kita untuk mengumpulkan pahala serta mendapatkan rida Allah. Wallahu a’lam Baca juga: 6 Cara Efektif Mengobati Hati yang Sakit *** Penulis: Fauzan Hidayat Artikel: Muslim.or.id

Keutamaan Meninggalkan Jual Beli Saat Azan Jumat untuk Meraih Rezeki Berkah

Allah Ta’ala menjelaskan bahwa rezeki yang Allah jamin untuk hamba-Nya tidak akan salah alamat, bahkan ketika mereka meninggalkan aktivitas duniawi untuk memenuhi panggilan-Nya. Perintah untuk meninggalkan jual beli saat azan Jumat menjadi pengingat bahwa rezeki tetap datang, terutama bagi mereka yang bertakwa dan menjadikan Allah sebagai prioritas dalam kehidupannya. Rezeki dan Perintah Meninggalkan Jual Beli saat JumatAllah berfirman dalam surah Al-Jumu’ah:يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah: 9)Ayat ini mengandung perintah agar umat Islam meninggalkan segala bentuk jual beli ketika mendengar panggilan shalat Jum’at. Syaikh As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa maksud perintah ini bukan hanya soal meninggalkan perdagangan, tetapi mengarahkan hati dan pikiran sepenuhnya kepada ibadah. Menurut beliau, perintah bersegera adalah ajakan untuk menjadikan shalat sebagai puncak kesibukan saat itu, dengan segera menuju shalat tanpa terlarut dalam urusan duniawi.فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)Dalam ayat ini, Allah mengizinkan hamba-Nya untuk kembali beraktivitas mencari rezeki setelah shalat selesai. Namun, mereka diingatkan agar tidak melalaikan Allah dalam proses tersebut. Syaikh As-Sa’di menekankan pentingnya mengingat Allah di setiap keadaan, karena banyak mengingat Allah merupakan kunci keberuntungan sejati.وَإِذَا رَأَوْا۟ تِجَٰرَةً أَوْ لَهْوًا ٱنفَضُّوٓا۟ إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَآئِمًا ۚ قُلْ مَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌ مِّنَ ٱللَّهْوِ وَمِنَ ٱلتِّجَٰرَةِ ۚ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ“Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki.” (QS. Al-Jumu’ah: 11)Ayat ini menggambarkan kejadian ketika kaum Muslimin Madinah berbondong-bondong meninggalkan khutbah Jum’at untuk menyambut karavan dagang. Allah memperingatkan bahwa harta dunia bukanlah tujuan utama hidup. Apa yang di sisi Allah berupa pahala jauh lebih baik daripada kesenangan atau perdagangan sesaat. Bersabar dalam Ketaatan dan Rezeki dari Arah Tak TerdugaSyaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ah Al-Fatawa menafsirkan ayat lain yang serupa:وَمَنْ يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا , وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)Menurut Ibnu Taimiyah, ayat ini mengandung janji bahwa Allah akan membuka jalan keluar dan memberikan rezeki bagi orang yang bertakwa dari sumber yang tidak mereka duga. Mereka yang bertakwa akan mendapatkan rezeki yang murni dan halal tanpa campur tangan dari sumber yang haram atau kotor. Orang bertakwa tidak akan dibiarkan tanpa rezeki, meski mungkin mereka tidak diberikan kemewahan dunia yang berlebihan sebagai bentuk rahmat dari Allah. Sebaliknya, rezeki orang yang tidak bertakwa bisa diperoleh dengan cara yang sulit atau tidak berkah.Baca juga: Orang Bertakwa Tidak Pernah Miskin Kesimpulan Penting dari Tafsir Syaikh As-Sa’di Mengenai Surah Al-Jumu’ah Ayat 9-11Syaikh As-Sa’di menyimpulkan beberapa poin penting dari ayat-ayat di atas, yang memberikan panduan bagi umat Islam dalam menunaikan kewajiban shalat Jum’at dan memperlakukan dunia dengan perspektif yang benar. Berikut ringkasannya:Kewajiban Shalat Jum’at bagi Laki-Laki Mukmin Shalat Jum’at adalah kewajiban bagi seluruh laki-laki mukmin. Mereka diwajibkan untuk bersegera menunaikannya dan memberikan perhatian penuh terhadap ibadah ini.Kewajiban Menghadiri Dua Khutbah Jum’at Kedua khutbah Jum’at bersifat wajib dan harus dihadiri oleh jamaah. Kata “mengingat” dalam ayat ini diartikan sebagai mendengarkan khutbah, sehingga umat Islam diperintahkan untuk segera hadir dan mendengarkan nasihat yang disampaikan.Disyariatkannya Azan pada Hari Jum’at Syariat menetapkan azan Jum’at sebagai panggilan untuk memulai rangkaian ibadah Jum’at, sebagai pengingat agar kaum muslimin bersiap-siap untuk meninggalkan urusan duniawi dan memusatkan hati pada ibadah.Larangan dan Keharaman Jual Beli Setelah Azan Jum’at Jual beli setelah azan Jum’at dikategorikan haram, karena aktivitas ini dapat melalaikan seseorang dari kewajiban utama, yaitu menghadiri dan menunaikan shalat Jum’at.Menghindari Hal-Hal Mubah yang Melalaikan dari Kewajiban Segala hal yang pada asalnya mubah, namun berpotensi melalaikan dari kewajiban shalat Jum’at, menjadi terlarang dilakukan pada waktu tersebut.Kewajiban Menghadiri dan Mendengarkan Khutbah Jum’at Datang untuk mendengarkan khutbah Jum’at merupakan kewajiban, dan hal ini diperkuat dengan adanya celaan bagi mereka yang meninggalkannya.Diam Mendengarkan Khutbah Saat khutbah berlangsung, jamaah diwajibkan diam untuk menyimak nasihat yang disampaikan oleh khatib, agar makna dan hikmah khutbah dapat terserap dengan baik.Mengutamakan Ridha Allah di Atas Kepentingan Duniawi Saat seseorang hendak menghadiri shalat Jum’at, namun jiwanya tergoda oleh pekerjaan atau perdagangan, ia perlu mengingat bahwa apa yang di sisi Allah lebih baik daripada hawa nafsu yang melalaikan. Berdoa Setelah JumatanIbnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa ketika azan Jumat berkumandang, maka dilarang jual beli, dan saat itu diperintahkan untuk berkumpul melaksanakan shalat Jumat, maka setelah selesai shalat Jumat, mereka diperbolehkan untuk menyebar ke muka bumi untuk mencari karunia Allah. ‘Arak bin Malik radhiyallahu ‘anhu, jika selesai shalat Jumat, ia berhenti pada pintu masjid, lantas ia berdoa,اللَّهُمَّ إِنِّي أَجَبْتُ دَعْوَتَكَ ، وَصَلَّيْتُ فَرِيْضَتَكَ ، وَانْتَشَرْتُ كَمَا أَمَرْتَنِي ، فَارْزُقْنِي مِنْ فَضْلِكَ ، وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ“Ya Allah, aku telah memenuhi panggilan-Mu, aku telah melaksanakan shalat wajib untuk-Mu, aku telah menyebar ke muka bumi sebagaimana perintah dari-Mu, berilah aku rezeki dari karunia-Mu, Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (HR. Ibnu Abi Hatim).Baca juga: Hari Jumat itu Hari Terbaik Mengharap Rezeki Setelah Shalat Jumat KesimpulanKewajiban menghadiri shalat Jum’at mengajarkan bahwa kepentingan duniawi, seperti jual beli atau aktivitas lainnya, tidak boleh menghalangi seorang hamba untuk memenuhi panggilan ibadah. Shalat Jum’at merupakan ibadah yang ditinggikan, dan bagi mereka yang menjaga ketaatan ini, Allah menjamin rezeki dari arah yang tak terduga. Bagi orang yang bertakwa, rezeki akan datang dengan keberkahan dan kemurnian, sedangkan mereka yang mengejar dunia tanpa memedulikan ketaatan hanya akan mendapatkan harta yang fana tanpa keberuntungan di akhirat.–Selesai ditulis pada 8 Jumadal Ula 1446 H, 10 November 2024 @ UTYPenulis: Dr. Muhammad Abduh TuasikalArtikel Rumaysho.Com Tagsamalan jumat aturan jual beli jual beli keutamaan shalat jumat shalat jumat

Keutamaan Meninggalkan Jual Beli Saat Azan Jumat untuk Meraih Rezeki Berkah

Allah Ta’ala menjelaskan bahwa rezeki yang Allah jamin untuk hamba-Nya tidak akan salah alamat, bahkan ketika mereka meninggalkan aktivitas duniawi untuk memenuhi panggilan-Nya. Perintah untuk meninggalkan jual beli saat azan Jumat menjadi pengingat bahwa rezeki tetap datang, terutama bagi mereka yang bertakwa dan menjadikan Allah sebagai prioritas dalam kehidupannya. Rezeki dan Perintah Meninggalkan Jual Beli saat JumatAllah berfirman dalam surah Al-Jumu’ah:يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah: 9)Ayat ini mengandung perintah agar umat Islam meninggalkan segala bentuk jual beli ketika mendengar panggilan shalat Jum’at. Syaikh As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa maksud perintah ini bukan hanya soal meninggalkan perdagangan, tetapi mengarahkan hati dan pikiran sepenuhnya kepada ibadah. Menurut beliau, perintah bersegera adalah ajakan untuk menjadikan shalat sebagai puncak kesibukan saat itu, dengan segera menuju shalat tanpa terlarut dalam urusan duniawi.فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)Dalam ayat ini, Allah mengizinkan hamba-Nya untuk kembali beraktivitas mencari rezeki setelah shalat selesai. Namun, mereka diingatkan agar tidak melalaikan Allah dalam proses tersebut. Syaikh As-Sa’di menekankan pentingnya mengingat Allah di setiap keadaan, karena banyak mengingat Allah merupakan kunci keberuntungan sejati.وَإِذَا رَأَوْا۟ تِجَٰرَةً أَوْ لَهْوًا ٱنفَضُّوٓا۟ إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَآئِمًا ۚ قُلْ مَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌ مِّنَ ٱللَّهْوِ وَمِنَ ٱلتِّجَٰرَةِ ۚ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ“Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki.” (QS. Al-Jumu’ah: 11)Ayat ini menggambarkan kejadian ketika kaum Muslimin Madinah berbondong-bondong meninggalkan khutbah Jum’at untuk menyambut karavan dagang. Allah memperingatkan bahwa harta dunia bukanlah tujuan utama hidup. Apa yang di sisi Allah berupa pahala jauh lebih baik daripada kesenangan atau perdagangan sesaat. Bersabar dalam Ketaatan dan Rezeki dari Arah Tak TerdugaSyaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ah Al-Fatawa menafsirkan ayat lain yang serupa:وَمَنْ يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا , وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)Menurut Ibnu Taimiyah, ayat ini mengandung janji bahwa Allah akan membuka jalan keluar dan memberikan rezeki bagi orang yang bertakwa dari sumber yang tidak mereka duga. Mereka yang bertakwa akan mendapatkan rezeki yang murni dan halal tanpa campur tangan dari sumber yang haram atau kotor. Orang bertakwa tidak akan dibiarkan tanpa rezeki, meski mungkin mereka tidak diberikan kemewahan dunia yang berlebihan sebagai bentuk rahmat dari Allah. Sebaliknya, rezeki orang yang tidak bertakwa bisa diperoleh dengan cara yang sulit atau tidak berkah.Baca juga: Orang Bertakwa Tidak Pernah Miskin Kesimpulan Penting dari Tafsir Syaikh As-Sa’di Mengenai Surah Al-Jumu’ah Ayat 9-11Syaikh As-Sa’di menyimpulkan beberapa poin penting dari ayat-ayat di atas, yang memberikan panduan bagi umat Islam dalam menunaikan kewajiban shalat Jum’at dan memperlakukan dunia dengan perspektif yang benar. Berikut ringkasannya:Kewajiban Shalat Jum’at bagi Laki-Laki Mukmin Shalat Jum’at adalah kewajiban bagi seluruh laki-laki mukmin. Mereka diwajibkan untuk bersegera menunaikannya dan memberikan perhatian penuh terhadap ibadah ini.Kewajiban Menghadiri Dua Khutbah Jum’at Kedua khutbah Jum’at bersifat wajib dan harus dihadiri oleh jamaah. Kata “mengingat” dalam ayat ini diartikan sebagai mendengarkan khutbah, sehingga umat Islam diperintahkan untuk segera hadir dan mendengarkan nasihat yang disampaikan.Disyariatkannya Azan pada Hari Jum’at Syariat menetapkan azan Jum’at sebagai panggilan untuk memulai rangkaian ibadah Jum’at, sebagai pengingat agar kaum muslimin bersiap-siap untuk meninggalkan urusan duniawi dan memusatkan hati pada ibadah.Larangan dan Keharaman Jual Beli Setelah Azan Jum’at Jual beli setelah azan Jum’at dikategorikan haram, karena aktivitas ini dapat melalaikan seseorang dari kewajiban utama, yaitu menghadiri dan menunaikan shalat Jum’at.Menghindari Hal-Hal Mubah yang Melalaikan dari Kewajiban Segala hal yang pada asalnya mubah, namun berpotensi melalaikan dari kewajiban shalat Jum’at, menjadi terlarang dilakukan pada waktu tersebut.Kewajiban Menghadiri dan Mendengarkan Khutbah Jum’at Datang untuk mendengarkan khutbah Jum’at merupakan kewajiban, dan hal ini diperkuat dengan adanya celaan bagi mereka yang meninggalkannya.Diam Mendengarkan Khutbah Saat khutbah berlangsung, jamaah diwajibkan diam untuk menyimak nasihat yang disampaikan oleh khatib, agar makna dan hikmah khutbah dapat terserap dengan baik.Mengutamakan Ridha Allah di Atas Kepentingan Duniawi Saat seseorang hendak menghadiri shalat Jum’at, namun jiwanya tergoda oleh pekerjaan atau perdagangan, ia perlu mengingat bahwa apa yang di sisi Allah lebih baik daripada hawa nafsu yang melalaikan. Berdoa Setelah JumatanIbnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa ketika azan Jumat berkumandang, maka dilarang jual beli, dan saat itu diperintahkan untuk berkumpul melaksanakan shalat Jumat, maka setelah selesai shalat Jumat, mereka diperbolehkan untuk menyebar ke muka bumi untuk mencari karunia Allah. ‘Arak bin Malik radhiyallahu ‘anhu, jika selesai shalat Jumat, ia berhenti pada pintu masjid, lantas ia berdoa,اللَّهُمَّ إِنِّي أَجَبْتُ دَعْوَتَكَ ، وَصَلَّيْتُ فَرِيْضَتَكَ ، وَانْتَشَرْتُ كَمَا أَمَرْتَنِي ، فَارْزُقْنِي مِنْ فَضْلِكَ ، وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ“Ya Allah, aku telah memenuhi panggilan-Mu, aku telah melaksanakan shalat wajib untuk-Mu, aku telah menyebar ke muka bumi sebagaimana perintah dari-Mu, berilah aku rezeki dari karunia-Mu, Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (HR. Ibnu Abi Hatim).Baca juga: Hari Jumat itu Hari Terbaik Mengharap Rezeki Setelah Shalat Jumat KesimpulanKewajiban menghadiri shalat Jum’at mengajarkan bahwa kepentingan duniawi, seperti jual beli atau aktivitas lainnya, tidak boleh menghalangi seorang hamba untuk memenuhi panggilan ibadah. Shalat Jum’at merupakan ibadah yang ditinggikan, dan bagi mereka yang menjaga ketaatan ini, Allah menjamin rezeki dari arah yang tak terduga. Bagi orang yang bertakwa, rezeki akan datang dengan keberkahan dan kemurnian, sedangkan mereka yang mengejar dunia tanpa memedulikan ketaatan hanya akan mendapatkan harta yang fana tanpa keberuntungan di akhirat.–Selesai ditulis pada 8 Jumadal Ula 1446 H, 10 November 2024 @ UTYPenulis: Dr. Muhammad Abduh TuasikalArtikel Rumaysho.Com Tagsamalan jumat aturan jual beli jual beli keutamaan shalat jumat shalat jumat
Allah Ta’ala menjelaskan bahwa rezeki yang Allah jamin untuk hamba-Nya tidak akan salah alamat, bahkan ketika mereka meninggalkan aktivitas duniawi untuk memenuhi panggilan-Nya. Perintah untuk meninggalkan jual beli saat azan Jumat menjadi pengingat bahwa rezeki tetap datang, terutama bagi mereka yang bertakwa dan menjadikan Allah sebagai prioritas dalam kehidupannya. Rezeki dan Perintah Meninggalkan Jual Beli saat JumatAllah berfirman dalam surah Al-Jumu’ah:يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah: 9)Ayat ini mengandung perintah agar umat Islam meninggalkan segala bentuk jual beli ketika mendengar panggilan shalat Jum’at. Syaikh As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa maksud perintah ini bukan hanya soal meninggalkan perdagangan, tetapi mengarahkan hati dan pikiran sepenuhnya kepada ibadah. Menurut beliau, perintah bersegera adalah ajakan untuk menjadikan shalat sebagai puncak kesibukan saat itu, dengan segera menuju shalat tanpa terlarut dalam urusan duniawi.فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)Dalam ayat ini, Allah mengizinkan hamba-Nya untuk kembali beraktivitas mencari rezeki setelah shalat selesai. Namun, mereka diingatkan agar tidak melalaikan Allah dalam proses tersebut. Syaikh As-Sa’di menekankan pentingnya mengingat Allah di setiap keadaan, karena banyak mengingat Allah merupakan kunci keberuntungan sejati.وَإِذَا رَأَوْا۟ تِجَٰرَةً أَوْ لَهْوًا ٱنفَضُّوٓا۟ إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَآئِمًا ۚ قُلْ مَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌ مِّنَ ٱللَّهْوِ وَمِنَ ٱلتِّجَٰرَةِ ۚ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ“Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki.” (QS. Al-Jumu’ah: 11)Ayat ini menggambarkan kejadian ketika kaum Muslimin Madinah berbondong-bondong meninggalkan khutbah Jum’at untuk menyambut karavan dagang. Allah memperingatkan bahwa harta dunia bukanlah tujuan utama hidup. Apa yang di sisi Allah berupa pahala jauh lebih baik daripada kesenangan atau perdagangan sesaat. Bersabar dalam Ketaatan dan Rezeki dari Arah Tak TerdugaSyaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ah Al-Fatawa menafsirkan ayat lain yang serupa:وَمَنْ يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا , وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)Menurut Ibnu Taimiyah, ayat ini mengandung janji bahwa Allah akan membuka jalan keluar dan memberikan rezeki bagi orang yang bertakwa dari sumber yang tidak mereka duga. Mereka yang bertakwa akan mendapatkan rezeki yang murni dan halal tanpa campur tangan dari sumber yang haram atau kotor. Orang bertakwa tidak akan dibiarkan tanpa rezeki, meski mungkin mereka tidak diberikan kemewahan dunia yang berlebihan sebagai bentuk rahmat dari Allah. Sebaliknya, rezeki orang yang tidak bertakwa bisa diperoleh dengan cara yang sulit atau tidak berkah.Baca juga: Orang Bertakwa Tidak Pernah Miskin Kesimpulan Penting dari Tafsir Syaikh As-Sa’di Mengenai Surah Al-Jumu’ah Ayat 9-11Syaikh As-Sa’di menyimpulkan beberapa poin penting dari ayat-ayat di atas, yang memberikan panduan bagi umat Islam dalam menunaikan kewajiban shalat Jum’at dan memperlakukan dunia dengan perspektif yang benar. Berikut ringkasannya:Kewajiban Shalat Jum’at bagi Laki-Laki Mukmin Shalat Jum’at adalah kewajiban bagi seluruh laki-laki mukmin. Mereka diwajibkan untuk bersegera menunaikannya dan memberikan perhatian penuh terhadap ibadah ini.Kewajiban Menghadiri Dua Khutbah Jum’at Kedua khutbah Jum’at bersifat wajib dan harus dihadiri oleh jamaah. Kata “mengingat” dalam ayat ini diartikan sebagai mendengarkan khutbah, sehingga umat Islam diperintahkan untuk segera hadir dan mendengarkan nasihat yang disampaikan.Disyariatkannya Azan pada Hari Jum’at Syariat menetapkan azan Jum’at sebagai panggilan untuk memulai rangkaian ibadah Jum’at, sebagai pengingat agar kaum muslimin bersiap-siap untuk meninggalkan urusan duniawi dan memusatkan hati pada ibadah.Larangan dan Keharaman Jual Beli Setelah Azan Jum’at Jual beli setelah azan Jum’at dikategorikan haram, karena aktivitas ini dapat melalaikan seseorang dari kewajiban utama, yaitu menghadiri dan menunaikan shalat Jum’at.Menghindari Hal-Hal Mubah yang Melalaikan dari Kewajiban Segala hal yang pada asalnya mubah, namun berpotensi melalaikan dari kewajiban shalat Jum’at, menjadi terlarang dilakukan pada waktu tersebut.Kewajiban Menghadiri dan Mendengarkan Khutbah Jum’at Datang untuk mendengarkan khutbah Jum’at merupakan kewajiban, dan hal ini diperkuat dengan adanya celaan bagi mereka yang meninggalkannya.Diam Mendengarkan Khutbah Saat khutbah berlangsung, jamaah diwajibkan diam untuk menyimak nasihat yang disampaikan oleh khatib, agar makna dan hikmah khutbah dapat terserap dengan baik.Mengutamakan Ridha Allah di Atas Kepentingan Duniawi Saat seseorang hendak menghadiri shalat Jum’at, namun jiwanya tergoda oleh pekerjaan atau perdagangan, ia perlu mengingat bahwa apa yang di sisi Allah lebih baik daripada hawa nafsu yang melalaikan. Berdoa Setelah JumatanIbnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa ketika azan Jumat berkumandang, maka dilarang jual beli, dan saat itu diperintahkan untuk berkumpul melaksanakan shalat Jumat, maka setelah selesai shalat Jumat, mereka diperbolehkan untuk menyebar ke muka bumi untuk mencari karunia Allah. ‘Arak bin Malik radhiyallahu ‘anhu, jika selesai shalat Jumat, ia berhenti pada pintu masjid, lantas ia berdoa,اللَّهُمَّ إِنِّي أَجَبْتُ دَعْوَتَكَ ، وَصَلَّيْتُ فَرِيْضَتَكَ ، وَانْتَشَرْتُ كَمَا أَمَرْتَنِي ، فَارْزُقْنِي مِنْ فَضْلِكَ ، وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ“Ya Allah, aku telah memenuhi panggilan-Mu, aku telah melaksanakan shalat wajib untuk-Mu, aku telah menyebar ke muka bumi sebagaimana perintah dari-Mu, berilah aku rezeki dari karunia-Mu, Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (HR. Ibnu Abi Hatim).Baca juga: Hari Jumat itu Hari Terbaik Mengharap Rezeki Setelah Shalat Jumat KesimpulanKewajiban menghadiri shalat Jum’at mengajarkan bahwa kepentingan duniawi, seperti jual beli atau aktivitas lainnya, tidak boleh menghalangi seorang hamba untuk memenuhi panggilan ibadah. Shalat Jum’at merupakan ibadah yang ditinggikan, dan bagi mereka yang menjaga ketaatan ini, Allah menjamin rezeki dari arah yang tak terduga. Bagi orang yang bertakwa, rezeki akan datang dengan keberkahan dan kemurnian, sedangkan mereka yang mengejar dunia tanpa memedulikan ketaatan hanya akan mendapatkan harta yang fana tanpa keberuntungan di akhirat.–Selesai ditulis pada 8 Jumadal Ula 1446 H, 10 November 2024 @ UTYPenulis: Dr. Muhammad Abduh TuasikalArtikel Rumaysho.Com Tagsamalan jumat aturan jual beli jual beli keutamaan shalat jumat shalat jumat


Allah Ta’ala menjelaskan bahwa rezeki yang Allah jamin untuk hamba-Nya tidak akan salah alamat, bahkan ketika mereka meninggalkan aktivitas duniawi untuk memenuhi panggilan-Nya. Perintah untuk meninggalkan jual beli saat azan Jumat menjadi pengingat bahwa rezeki tetap datang, terutama bagi mereka yang bertakwa dan menjadikan Allah sebagai prioritas dalam kehidupannya. Rezeki dan Perintah Meninggalkan Jual Beli saat JumatAllah berfirman dalam surah Al-Jumu’ah:يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah: 9)Ayat ini mengandung perintah agar umat Islam meninggalkan segala bentuk jual beli ketika mendengar panggilan shalat Jum’at. Syaikh As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa maksud perintah ini bukan hanya soal meninggalkan perdagangan, tetapi mengarahkan hati dan pikiran sepenuhnya kepada ibadah. Menurut beliau, perintah bersegera adalah ajakan untuk menjadikan shalat sebagai puncak kesibukan saat itu, dengan segera menuju shalat tanpa terlarut dalam urusan duniawi.فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)Dalam ayat ini, Allah mengizinkan hamba-Nya untuk kembali beraktivitas mencari rezeki setelah shalat selesai. Namun, mereka diingatkan agar tidak melalaikan Allah dalam proses tersebut. Syaikh As-Sa’di menekankan pentingnya mengingat Allah di setiap keadaan, karena banyak mengingat Allah merupakan kunci keberuntungan sejati.وَإِذَا رَأَوْا۟ تِجَٰرَةً أَوْ لَهْوًا ٱنفَضُّوٓا۟ إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَآئِمًا ۚ قُلْ مَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌ مِّنَ ٱللَّهْوِ وَمِنَ ٱلتِّجَٰرَةِ ۚ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ“Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki.” (QS. Al-Jumu’ah: 11)Ayat ini menggambarkan kejadian ketika kaum Muslimin Madinah berbondong-bondong meninggalkan khutbah Jum’at untuk menyambut karavan dagang. Allah memperingatkan bahwa harta dunia bukanlah tujuan utama hidup. Apa yang di sisi Allah berupa pahala jauh lebih baik daripada kesenangan atau perdagangan sesaat. Bersabar dalam Ketaatan dan Rezeki dari Arah Tak TerdugaSyaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ah Al-Fatawa menafsirkan ayat lain yang serupa:وَمَنْ يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا , وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)Menurut Ibnu Taimiyah, ayat ini mengandung janji bahwa Allah akan membuka jalan keluar dan memberikan rezeki bagi orang yang bertakwa dari sumber yang tidak mereka duga. Mereka yang bertakwa akan mendapatkan rezeki yang murni dan halal tanpa campur tangan dari sumber yang haram atau kotor. Orang bertakwa tidak akan dibiarkan tanpa rezeki, meski mungkin mereka tidak diberikan kemewahan dunia yang berlebihan sebagai bentuk rahmat dari Allah. Sebaliknya, rezeki orang yang tidak bertakwa bisa diperoleh dengan cara yang sulit atau tidak berkah.Baca juga: Orang Bertakwa Tidak Pernah Miskin Kesimpulan Penting dari Tafsir Syaikh As-Sa’di Mengenai Surah Al-Jumu’ah Ayat 9-11Syaikh As-Sa’di menyimpulkan beberapa poin penting dari ayat-ayat di atas, yang memberikan panduan bagi umat Islam dalam menunaikan kewajiban shalat Jum’at dan memperlakukan dunia dengan perspektif yang benar. Berikut ringkasannya:Kewajiban Shalat Jum’at bagi Laki-Laki Mukmin Shalat Jum’at adalah kewajiban bagi seluruh laki-laki mukmin. Mereka diwajibkan untuk bersegera menunaikannya dan memberikan perhatian penuh terhadap ibadah ini.Kewajiban Menghadiri Dua Khutbah Jum’at Kedua khutbah Jum’at bersifat wajib dan harus dihadiri oleh jamaah. Kata “mengingat” dalam ayat ini diartikan sebagai mendengarkan khutbah, sehingga umat Islam diperintahkan untuk segera hadir dan mendengarkan nasihat yang disampaikan.Disyariatkannya Azan pada Hari Jum’at Syariat menetapkan azan Jum’at sebagai panggilan untuk memulai rangkaian ibadah Jum’at, sebagai pengingat agar kaum muslimin bersiap-siap untuk meninggalkan urusan duniawi dan memusatkan hati pada ibadah.Larangan dan Keharaman Jual Beli Setelah Azan Jum’at Jual beli setelah azan Jum’at dikategorikan haram, karena aktivitas ini dapat melalaikan seseorang dari kewajiban utama, yaitu menghadiri dan menunaikan shalat Jum’at.Menghindari Hal-Hal Mubah yang Melalaikan dari Kewajiban Segala hal yang pada asalnya mubah, namun berpotensi melalaikan dari kewajiban shalat Jum’at, menjadi terlarang dilakukan pada waktu tersebut.Kewajiban Menghadiri dan Mendengarkan Khutbah Jum’at Datang untuk mendengarkan khutbah Jum’at merupakan kewajiban, dan hal ini diperkuat dengan adanya celaan bagi mereka yang meninggalkannya.Diam Mendengarkan Khutbah Saat khutbah berlangsung, jamaah diwajibkan diam untuk menyimak nasihat yang disampaikan oleh khatib, agar makna dan hikmah khutbah dapat terserap dengan baik.Mengutamakan Ridha Allah di Atas Kepentingan Duniawi Saat seseorang hendak menghadiri shalat Jum’at, namun jiwanya tergoda oleh pekerjaan atau perdagangan, ia perlu mengingat bahwa apa yang di sisi Allah lebih baik daripada hawa nafsu yang melalaikan. Berdoa Setelah JumatanIbnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa ketika azan Jumat berkumandang, maka dilarang jual beli, dan saat itu diperintahkan untuk berkumpul melaksanakan shalat Jumat, maka setelah selesai shalat Jumat, mereka diperbolehkan untuk menyebar ke muka bumi untuk mencari karunia Allah. ‘Arak bin Malik radhiyallahu ‘anhu, jika selesai shalat Jumat, ia berhenti pada pintu masjid, lantas ia berdoa,اللَّهُمَّ إِنِّي أَجَبْتُ دَعْوَتَكَ ، وَصَلَّيْتُ فَرِيْضَتَكَ ، وَانْتَشَرْتُ كَمَا أَمَرْتَنِي ، فَارْزُقْنِي مِنْ فَضْلِكَ ، وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ“Ya Allah, aku telah memenuhi panggilan-Mu, aku telah melaksanakan shalat wajib untuk-Mu, aku telah menyebar ke muka bumi sebagaimana perintah dari-Mu, berilah aku rezeki dari karunia-Mu, Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (HR. Ibnu Abi Hatim).Baca juga: Hari Jumat itu Hari Terbaik Mengharap Rezeki Setelah Shalat Jumat KesimpulanKewajiban menghadiri shalat Jum’at mengajarkan bahwa kepentingan duniawi, seperti jual beli atau aktivitas lainnya, tidak boleh menghalangi seorang hamba untuk memenuhi panggilan ibadah. Shalat Jum’at merupakan ibadah yang ditinggikan, dan bagi mereka yang menjaga ketaatan ini, Allah menjamin rezeki dari arah yang tak terduga. Bagi orang yang bertakwa, rezeki akan datang dengan keberkahan dan kemurnian, sedangkan mereka yang mengejar dunia tanpa memedulikan ketaatan hanya akan mendapatkan harta yang fana tanpa keberuntungan di akhirat.–Selesai ditulis pada 8 Jumadal Ula 1446 H, 10 November 2024 @ UTYPenulis: Dr. Muhammad Abduh TuasikalArtikel Rumaysho.Com Tagsamalan jumat aturan jual beli jual beli keutamaan shalat jumat shalat jumat

Keutamaan Meninggalkan Jual Beli Saat Azan Jumat untuk Meraih Rezeki Berkah

Allah Ta’ala menjelaskan bahwa rezeki yang Allah jamin untuk hamba-Nya tidak akan salah alamat, bahkan ketika mereka meninggalkan aktivitas duniawi untuk memenuhi panggilan-Nya. Perintah untuk meninggalkan jual beli saat azan Jumat menjadi pengingat bahwa rezeki tetap datang, terutama bagi mereka yang bertakwa dan menjadikan Allah sebagai prioritas dalam kehidupannya.   Rezeki dan Perintah Meninggalkan Jual Beli saat Jumat Allah berfirman dalam surah Al-Jumu’ah: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah: 9) Ayat ini mengandung perintah agar umat Islam meninggalkan segala bentuk jual beli ketika mendengar panggilan shalat Jum’at. Syaikh As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa maksud perintah ini bukan hanya soal meninggalkan perdagangan, tetapi mengarahkan hati dan pikiran sepenuhnya kepada ibadah. Menurut beliau, perintah bersegera adalah ajakan untuk menjadikan shalat sebagai puncak kesibukan saat itu, dengan segera menuju shalat tanpa terlarut dalam urusan duniawi. فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10) Dalam ayat ini, Allah mengizinkan hamba-Nya untuk kembali beraktivitas mencari rezeki setelah shalat selesai. Namun, mereka diingatkan agar tidak melalaikan Allah dalam proses tersebut. Syaikh As-Sa’di menekankan pentingnya mengingat Allah di setiap keadaan, karena banyak mengingat Allah merupakan kunci keberuntungan sejati. وَإِذَا رَأَوْا۟ تِجَٰرَةً أَوْ لَهْوًا ٱنفَضُّوٓا۟ إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَآئِمًا ۚ قُلْ مَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌ مِّنَ ٱللَّهْوِ وَمِنَ ٱلتِّجَٰرَةِ ۚ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki.” (QS. Al-Jumu’ah: 11) Ayat ini menggambarkan kejadian ketika kaum Muslimin Madinah berbondong-bondong meninggalkan khutbah Jum’at untuk menyambut karavan dagang. Allah memperingatkan bahwa harta dunia bukanlah tujuan utama hidup. Apa yang di sisi Allah berupa pahala jauh lebih baik daripada kesenangan atau perdagangan sesaat.   Bersabar dalam Ketaatan dan Rezeki dari Arah Tak Terduga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ah Al-Fatawa menafsirkan ayat lain yang serupa: وَمَنْ يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا , وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ “Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3) Menurut Ibnu Taimiyah, ayat ini mengandung janji bahwa Allah akan membuka jalan keluar dan memberikan rezeki bagi orang yang bertakwa dari sumber yang tidak mereka duga. Mereka yang bertakwa akan mendapatkan rezeki yang murni dan halal tanpa campur tangan dari sumber yang haram atau kotor. Orang bertakwa tidak akan dibiarkan tanpa rezeki, meski mungkin mereka tidak diberikan kemewahan dunia yang berlebihan sebagai bentuk rahmat dari Allah. Sebaliknya, rezeki orang yang tidak bertakwa bisa diperoleh dengan cara yang sulit atau tidak berkah. Baca juga: Orang Bertakwa Tidak Pernah Miskin   Kesimpulan Penting dari Tafsir Syaikh As-Sa’di Mengenai Surah Al-Jumu’ah Ayat 9-11 Syaikh As-Sa’di menyimpulkan beberapa poin penting dari ayat-ayat di atas, yang memberikan panduan bagi umat Islam dalam menunaikan kewajiban shalat Jum’at dan memperlakukan dunia dengan perspektif yang benar. Berikut ringkasannya: Kewajiban Shalat Jum’at bagi Laki-Laki Mukmin Shalat Jum’at adalah kewajiban bagi seluruh laki-laki mukmin. Mereka diwajibkan untuk bersegera menunaikannya dan memberikan perhatian penuh terhadap ibadah ini. Kewajiban Menghadiri Dua Khutbah Jum’at Kedua khutbah Jum’at bersifat wajib dan harus dihadiri oleh jamaah. Kata “mengingat” dalam ayat ini diartikan sebagai mendengarkan khutbah, sehingga umat Islam diperintahkan untuk segera hadir dan mendengarkan nasihat yang disampaikan. Disyariatkannya Azan pada Hari Jum’at Syariat menetapkan azan Jum’at sebagai panggilan untuk memulai rangkaian ibadah Jum’at, sebagai pengingat agar kaum muslimin bersiap-siap untuk meninggalkan urusan duniawi dan memusatkan hati pada ibadah. Larangan dan Keharaman Jual Beli Setelah Azan Jum’at Jual beli setelah azan Jum’at dikategorikan haram, karena aktivitas ini dapat melalaikan seseorang dari kewajiban utama, yaitu menghadiri dan menunaikan shalat Jum’at. Menghindari Hal-Hal Mubah yang Melalaikan dari Kewajiban Segala hal yang pada asalnya mubah, namun berpotensi melalaikan dari kewajiban shalat Jum’at, menjadi terlarang dilakukan pada waktu tersebut. Kewajiban Menghadiri dan Mendengarkan Khutbah Jum’at Datang untuk mendengarkan khutbah Jum’at merupakan kewajiban, dan hal ini diperkuat dengan adanya celaan bagi mereka yang meninggalkannya. Diam Mendengarkan Khutbah Saat khutbah berlangsung, jamaah diwajibkan diam untuk menyimak nasihat yang disampaikan oleh khatib, agar makna dan hikmah khutbah dapat terserap dengan baik. Mengutamakan Ridha Allah di Atas Kepentingan Duniawi Saat seseorang hendak menghadiri shalat Jum’at, namun jiwanya tergoda oleh pekerjaan atau perdagangan, ia perlu mengingat bahwa apa yang di sisi Allah lebih baik daripada hawa nafsu yang melalaikan.   Berdoa Setelah Jumatan Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa ketika azan Jumat berkumandang, maka dilarang jual beli, dan saat itu diperintahkan untuk berkumpul melaksanakan shalat Jumat, maka setelah selesai shalat Jumat, mereka diperbolehkan untuk menyebar ke muka bumi untuk mencari karunia Allah. ‘Arak bin Malik radhiyallahu ‘anhu, jika selesai shalat Jumat, ia berhenti pada pintu masjid, lantas ia berdoa, اللَّهُمَّ إِنِّي أَجَبْتُ دَعْوَتَكَ ، وَصَلَّيْتُ فَرِيْضَتَكَ ، وَانْتَشَرْتُ كَمَا أَمَرْتَنِي ، فَارْزُقْنِي مِنْ فَضْلِكَ ، وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ “Ya Allah, aku telah memenuhi panggilan-Mu, aku telah melaksanakan shalat wajib untuk-Mu, aku telah menyebar ke muka bumi sebagaimana perintah dari-Mu, berilah aku rezeki dari karunia-Mu, Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (HR. Ibnu Abi Hatim). Baca juga: Hari Jumat itu Hari Terbaik Mengharap Rezeki Setelah Shalat Jumat   Kesimpulan Kewajiban menghadiri shalat Jum’at mengajarkan bahwa kepentingan duniawi, seperti jual beli atau aktivitas lainnya, tidak boleh menghalangi seorang hamba untuk memenuhi panggilan ibadah. Shalat Jum’at merupakan ibadah yang ditinggikan, dan bagi mereka yang menjaga ketaatan ini, Allah menjamin rezeki dari arah yang tak terduga. Bagi orang yang bertakwa, rezeki akan datang dengan keberkahan dan kemurnian, sedangkan mereka yang mengejar dunia tanpa memedulikan ketaatan hanya akan mendapatkan harta yang fana tanpa keberuntungan di akhirat. – Selesai ditulis pada 8 Jumadal Ula 1446 H, 10 November 2024 @ UTY Penulis: Dr. Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Rumaysho.Com Tagsamalan jumat aturan jual beli jual beli keutamaan shalat jumat shalat jumat

Keutamaan Meninggalkan Jual Beli Saat Azan Jumat untuk Meraih Rezeki Berkah

Allah Ta’ala menjelaskan bahwa rezeki yang Allah jamin untuk hamba-Nya tidak akan salah alamat, bahkan ketika mereka meninggalkan aktivitas duniawi untuk memenuhi panggilan-Nya. Perintah untuk meninggalkan jual beli saat azan Jumat menjadi pengingat bahwa rezeki tetap datang, terutama bagi mereka yang bertakwa dan menjadikan Allah sebagai prioritas dalam kehidupannya.   Rezeki dan Perintah Meninggalkan Jual Beli saat Jumat Allah berfirman dalam surah Al-Jumu’ah: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah: 9) Ayat ini mengandung perintah agar umat Islam meninggalkan segala bentuk jual beli ketika mendengar panggilan shalat Jum’at. Syaikh As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa maksud perintah ini bukan hanya soal meninggalkan perdagangan, tetapi mengarahkan hati dan pikiran sepenuhnya kepada ibadah. Menurut beliau, perintah bersegera adalah ajakan untuk menjadikan shalat sebagai puncak kesibukan saat itu, dengan segera menuju shalat tanpa terlarut dalam urusan duniawi. فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10) Dalam ayat ini, Allah mengizinkan hamba-Nya untuk kembali beraktivitas mencari rezeki setelah shalat selesai. Namun, mereka diingatkan agar tidak melalaikan Allah dalam proses tersebut. Syaikh As-Sa’di menekankan pentingnya mengingat Allah di setiap keadaan, karena banyak mengingat Allah merupakan kunci keberuntungan sejati. وَإِذَا رَأَوْا۟ تِجَٰرَةً أَوْ لَهْوًا ٱنفَضُّوٓا۟ إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَآئِمًا ۚ قُلْ مَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌ مِّنَ ٱللَّهْوِ وَمِنَ ٱلتِّجَٰرَةِ ۚ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki.” (QS. Al-Jumu’ah: 11) Ayat ini menggambarkan kejadian ketika kaum Muslimin Madinah berbondong-bondong meninggalkan khutbah Jum’at untuk menyambut karavan dagang. Allah memperingatkan bahwa harta dunia bukanlah tujuan utama hidup. Apa yang di sisi Allah berupa pahala jauh lebih baik daripada kesenangan atau perdagangan sesaat.   Bersabar dalam Ketaatan dan Rezeki dari Arah Tak Terduga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ah Al-Fatawa menafsirkan ayat lain yang serupa: وَمَنْ يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا , وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ “Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3) Menurut Ibnu Taimiyah, ayat ini mengandung janji bahwa Allah akan membuka jalan keluar dan memberikan rezeki bagi orang yang bertakwa dari sumber yang tidak mereka duga. Mereka yang bertakwa akan mendapatkan rezeki yang murni dan halal tanpa campur tangan dari sumber yang haram atau kotor. Orang bertakwa tidak akan dibiarkan tanpa rezeki, meski mungkin mereka tidak diberikan kemewahan dunia yang berlebihan sebagai bentuk rahmat dari Allah. Sebaliknya, rezeki orang yang tidak bertakwa bisa diperoleh dengan cara yang sulit atau tidak berkah. Baca juga: Orang Bertakwa Tidak Pernah Miskin   Kesimpulan Penting dari Tafsir Syaikh As-Sa’di Mengenai Surah Al-Jumu’ah Ayat 9-11 Syaikh As-Sa’di menyimpulkan beberapa poin penting dari ayat-ayat di atas, yang memberikan panduan bagi umat Islam dalam menunaikan kewajiban shalat Jum’at dan memperlakukan dunia dengan perspektif yang benar. Berikut ringkasannya: Kewajiban Shalat Jum’at bagi Laki-Laki Mukmin Shalat Jum’at adalah kewajiban bagi seluruh laki-laki mukmin. Mereka diwajibkan untuk bersegera menunaikannya dan memberikan perhatian penuh terhadap ibadah ini. Kewajiban Menghadiri Dua Khutbah Jum’at Kedua khutbah Jum’at bersifat wajib dan harus dihadiri oleh jamaah. Kata “mengingat” dalam ayat ini diartikan sebagai mendengarkan khutbah, sehingga umat Islam diperintahkan untuk segera hadir dan mendengarkan nasihat yang disampaikan. Disyariatkannya Azan pada Hari Jum’at Syariat menetapkan azan Jum’at sebagai panggilan untuk memulai rangkaian ibadah Jum’at, sebagai pengingat agar kaum muslimin bersiap-siap untuk meninggalkan urusan duniawi dan memusatkan hati pada ibadah. Larangan dan Keharaman Jual Beli Setelah Azan Jum’at Jual beli setelah azan Jum’at dikategorikan haram, karena aktivitas ini dapat melalaikan seseorang dari kewajiban utama, yaitu menghadiri dan menunaikan shalat Jum’at. Menghindari Hal-Hal Mubah yang Melalaikan dari Kewajiban Segala hal yang pada asalnya mubah, namun berpotensi melalaikan dari kewajiban shalat Jum’at, menjadi terlarang dilakukan pada waktu tersebut. Kewajiban Menghadiri dan Mendengarkan Khutbah Jum’at Datang untuk mendengarkan khutbah Jum’at merupakan kewajiban, dan hal ini diperkuat dengan adanya celaan bagi mereka yang meninggalkannya. Diam Mendengarkan Khutbah Saat khutbah berlangsung, jamaah diwajibkan diam untuk menyimak nasihat yang disampaikan oleh khatib, agar makna dan hikmah khutbah dapat terserap dengan baik. Mengutamakan Ridha Allah di Atas Kepentingan Duniawi Saat seseorang hendak menghadiri shalat Jum’at, namun jiwanya tergoda oleh pekerjaan atau perdagangan, ia perlu mengingat bahwa apa yang di sisi Allah lebih baik daripada hawa nafsu yang melalaikan.   Berdoa Setelah Jumatan Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa ketika azan Jumat berkumandang, maka dilarang jual beli, dan saat itu diperintahkan untuk berkumpul melaksanakan shalat Jumat, maka setelah selesai shalat Jumat, mereka diperbolehkan untuk menyebar ke muka bumi untuk mencari karunia Allah. ‘Arak bin Malik radhiyallahu ‘anhu, jika selesai shalat Jumat, ia berhenti pada pintu masjid, lantas ia berdoa, اللَّهُمَّ إِنِّي أَجَبْتُ دَعْوَتَكَ ، وَصَلَّيْتُ فَرِيْضَتَكَ ، وَانْتَشَرْتُ كَمَا أَمَرْتَنِي ، فَارْزُقْنِي مِنْ فَضْلِكَ ، وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ “Ya Allah, aku telah memenuhi panggilan-Mu, aku telah melaksanakan shalat wajib untuk-Mu, aku telah menyebar ke muka bumi sebagaimana perintah dari-Mu, berilah aku rezeki dari karunia-Mu, Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (HR. Ibnu Abi Hatim). Baca juga: Hari Jumat itu Hari Terbaik Mengharap Rezeki Setelah Shalat Jumat   Kesimpulan Kewajiban menghadiri shalat Jum’at mengajarkan bahwa kepentingan duniawi, seperti jual beli atau aktivitas lainnya, tidak boleh menghalangi seorang hamba untuk memenuhi panggilan ibadah. Shalat Jum’at merupakan ibadah yang ditinggikan, dan bagi mereka yang menjaga ketaatan ini, Allah menjamin rezeki dari arah yang tak terduga. Bagi orang yang bertakwa, rezeki akan datang dengan keberkahan dan kemurnian, sedangkan mereka yang mengejar dunia tanpa memedulikan ketaatan hanya akan mendapatkan harta yang fana tanpa keberuntungan di akhirat. – Selesai ditulis pada 8 Jumadal Ula 1446 H, 10 November 2024 @ UTY Penulis: Dr. Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Rumaysho.Com Tagsamalan jumat aturan jual beli jual beli keutamaan shalat jumat shalat jumat
Allah Ta’ala menjelaskan bahwa rezeki yang Allah jamin untuk hamba-Nya tidak akan salah alamat, bahkan ketika mereka meninggalkan aktivitas duniawi untuk memenuhi panggilan-Nya. Perintah untuk meninggalkan jual beli saat azan Jumat menjadi pengingat bahwa rezeki tetap datang, terutama bagi mereka yang bertakwa dan menjadikan Allah sebagai prioritas dalam kehidupannya.   Rezeki dan Perintah Meninggalkan Jual Beli saat Jumat Allah berfirman dalam surah Al-Jumu’ah: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah: 9) Ayat ini mengandung perintah agar umat Islam meninggalkan segala bentuk jual beli ketika mendengar panggilan shalat Jum’at. Syaikh As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa maksud perintah ini bukan hanya soal meninggalkan perdagangan, tetapi mengarahkan hati dan pikiran sepenuhnya kepada ibadah. Menurut beliau, perintah bersegera adalah ajakan untuk menjadikan shalat sebagai puncak kesibukan saat itu, dengan segera menuju shalat tanpa terlarut dalam urusan duniawi. فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10) Dalam ayat ini, Allah mengizinkan hamba-Nya untuk kembali beraktivitas mencari rezeki setelah shalat selesai. Namun, mereka diingatkan agar tidak melalaikan Allah dalam proses tersebut. Syaikh As-Sa’di menekankan pentingnya mengingat Allah di setiap keadaan, karena banyak mengingat Allah merupakan kunci keberuntungan sejati. وَإِذَا رَأَوْا۟ تِجَٰرَةً أَوْ لَهْوًا ٱنفَضُّوٓا۟ إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَآئِمًا ۚ قُلْ مَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌ مِّنَ ٱللَّهْوِ وَمِنَ ٱلتِّجَٰرَةِ ۚ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki.” (QS. Al-Jumu’ah: 11) Ayat ini menggambarkan kejadian ketika kaum Muslimin Madinah berbondong-bondong meninggalkan khutbah Jum’at untuk menyambut karavan dagang. Allah memperingatkan bahwa harta dunia bukanlah tujuan utama hidup. Apa yang di sisi Allah berupa pahala jauh lebih baik daripada kesenangan atau perdagangan sesaat.   Bersabar dalam Ketaatan dan Rezeki dari Arah Tak Terduga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ah Al-Fatawa menafsirkan ayat lain yang serupa: وَمَنْ يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا , وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ “Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3) Menurut Ibnu Taimiyah, ayat ini mengandung janji bahwa Allah akan membuka jalan keluar dan memberikan rezeki bagi orang yang bertakwa dari sumber yang tidak mereka duga. Mereka yang bertakwa akan mendapatkan rezeki yang murni dan halal tanpa campur tangan dari sumber yang haram atau kotor. Orang bertakwa tidak akan dibiarkan tanpa rezeki, meski mungkin mereka tidak diberikan kemewahan dunia yang berlebihan sebagai bentuk rahmat dari Allah. Sebaliknya, rezeki orang yang tidak bertakwa bisa diperoleh dengan cara yang sulit atau tidak berkah. Baca juga: Orang Bertakwa Tidak Pernah Miskin   Kesimpulan Penting dari Tafsir Syaikh As-Sa’di Mengenai Surah Al-Jumu’ah Ayat 9-11 Syaikh As-Sa’di menyimpulkan beberapa poin penting dari ayat-ayat di atas, yang memberikan panduan bagi umat Islam dalam menunaikan kewajiban shalat Jum’at dan memperlakukan dunia dengan perspektif yang benar. Berikut ringkasannya: Kewajiban Shalat Jum’at bagi Laki-Laki Mukmin Shalat Jum’at adalah kewajiban bagi seluruh laki-laki mukmin. Mereka diwajibkan untuk bersegera menunaikannya dan memberikan perhatian penuh terhadap ibadah ini. Kewajiban Menghadiri Dua Khutbah Jum’at Kedua khutbah Jum’at bersifat wajib dan harus dihadiri oleh jamaah. Kata “mengingat” dalam ayat ini diartikan sebagai mendengarkan khutbah, sehingga umat Islam diperintahkan untuk segera hadir dan mendengarkan nasihat yang disampaikan. Disyariatkannya Azan pada Hari Jum’at Syariat menetapkan azan Jum’at sebagai panggilan untuk memulai rangkaian ibadah Jum’at, sebagai pengingat agar kaum muslimin bersiap-siap untuk meninggalkan urusan duniawi dan memusatkan hati pada ibadah. Larangan dan Keharaman Jual Beli Setelah Azan Jum’at Jual beli setelah azan Jum’at dikategorikan haram, karena aktivitas ini dapat melalaikan seseorang dari kewajiban utama, yaitu menghadiri dan menunaikan shalat Jum’at. Menghindari Hal-Hal Mubah yang Melalaikan dari Kewajiban Segala hal yang pada asalnya mubah, namun berpotensi melalaikan dari kewajiban shalat Jum’at, menjadi terlarang dilakukan pada waktu tersebut. Kewajiban Menghadiri dan Mendengarkan Khutbah Jum’at Datang untuk mendengarkan khutbah Jum’at merupakan kewajiban, dan hal ini diperkuat dengan adanya celaan bagi mereka yang meninggalkannya. Diam Mendengarkan Khutbah Saat khutbah berlangsung, jamaah diwajibkan diam untuk menyimak nasihat yang disampaikan oleh khatib, agar makna dan hikmah khutbah dapat terserap dengan baik. Mengutamakan Ridha Allah di Atas Kepentingan Duniawi Saat seseorang hendak menghadiri shalat Jum’at, namun jiwanya tergoda oleh pekerjaan atau perdagangan, ia perlu mengingat bahwa apa yang di sisi Allah lebih baik daripada hawa nafsu yang melalaikan.   Berdoa Setelah Jumatan Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa ketika azan Jumat berkumandang, maka dilarang jual beli, dan saat itu diperintahkan untuk berkumpul melaksanakan shalat Jumat, maka setelah selesai shalat Jumat, mereka diperbolehkan untuk menyebar ke muka bumi untuk mencari karunia Allah. ‘Arak bin Malik radhiyallahu ‘anhu, jika selesai shalat Jumat, ia berhenti pada pintu masjid, lantas ia berdoa, اللَّهُمَّ إِنِّي أَجَبْتُ دَعْوَتَكَ ، وَصَلَّيْتُ فَرِيْضَتَكَ ، وَانْتَشَرْتُ كَمَا أَمَرْتَنِي ، فَارْزُقْنِي مِنْ فَضْلِكَ ، وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ “Ya Allah, aku telah memenuhi panggilan-Mu, aku telah melaksanakan shalat wajib untuk-Mu, aku telah menyebar ke muka bumi sebagaimana perintah dari-Mu, berilah aku rezeki dari karunia-Mu, Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (HR. Ibnu Abi Hatim). Baca juga: Hari Jumat itu Hari Terbaik Mengharap Rezeki Setelah Shalat Jumat   Kesimpulan Kewajiban menghadiri shalat Jum’at mengajarkan bahwa kepentingan duniawi, seperti jual beli atau aktivitas lainnya, tidak boleh menghalangi seorang hamba untuk memenuhi panggilan ibadah. Shalat Jum’at merupakan ibadah yang ditinggikan, dan bagi mereka yang menjaga ketaatan ini, Allah menjamin rezeki dari arah yang tak terduga. Bagi orang yang bertakwa, rezeki akan datang dengan keberkahan dan kemurnian, sedangkan mereka yang mengejar dunia tanpa memedulikan ketaatan hanya akan mendapatkan harta yang fana tanpa keberuntungan di akhirat. – Selesai ditulis pada 8 Jumadal Ula 1446 H, 10 November 2024 @ UTY Penulis: Dr. Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Rumaysho.Com Tagsamalan jumat aturan jual beli jual beli keutamaan shalat jumat shalat jumat


Allah Ta’ala menjelaskan bahwa rezeki yang Allah jamin untuk hamba-Nya tidak akan salah alamat, bahkan ketika mereka meninggalkan aktivitas duniawi untuk memenuhi panggilan-Nya. Perintah untuk meninggalkan jual beli saat azan Jumat menjadi pengingat bahwa rezeki tetap datang, terutama bagi mereka yang bertakwa dan menjadikan Allah sebagai prioritas dalam kehidupannya.   Rezeki dan Perintah Meninggalkan Jual Beli saat Jumat Allah berfirman dalam surah Al-Jumu’ah: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah: 9) Ayat ini mengandung perintah agar umat Islam meninggalkan segala bentuk jual beli ketika mendengar panggilan shalat Jum’at. Syaikh As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa maksud perintah ini bukan hanya soal meninggalkan perdagangan, tetapi mengarahkan hati dan pikiran sepenuhnya kepada ibadah. Menurut beliau, perintah bersegera adalah ajakan untuk menjadikan shalat sebagai puncak kesibukan saat itu, dengan segera menuju shalat tanpa terlarut dalam urusan duniawi. فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10) Dalam ayat ini, Allah mengizinkan hamba-Nya untuk kembali beraktivitas mencari rezeki setelah shalat selesai. Namun, mereka diingatkan agar tidak melalaikan Allah dalam proses tersebut. Syaikh As-Sa’di menekankan pentingnya mengingat Allah di setiap keadaan, karena banyak mengingat Allah merupakan kunci keberuntungan sejati. وَإِذَا رَأَوْا۟ تِجَٰرَةً أَوْ لَهْوًا ٱنفَضُّوٓا۟ إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَآئِمًا ۚ قُلْ مَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌ مِّنَ ٱللَّهْوِ وَمِنَ ٱلتِّجَٰرَةِ ۚ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki.” (QS. Al-Jumu’ah: 11) Ayat ini menggambarkan kejadian ketika kaum Muslimin Madinah berbondong-bondong meninggalkan khutbah Jum’at untuk menyambut karavan dagang. Allah memperingatkan bahwa harta dunia bukanlah tujuan utama hidup. Apa yang di sisi Allah berupa pahala jauh lebih baik daripada kesenangan atau perdagangan sesaat.   Bersabar dalam Ketaatan dan Rezeki dari Arah Tak Terduga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ah Al-Fatawa menafsirkan ayat lain yang serupa: وَمَنْ يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا , وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ “Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3) Menurut Ibnu Taimiyah, ayat ini mengandung janji bahwa Allah akan membuka jalan keluar dan memberikan rezeki bagi orang yang bertakwa dari sumber yang tidak mereka duga. Mereka yang bertakwa akan mendapatkan rezeki yang murni dan halal tanpa campur tangan dari sumber yang haram atau kotor. Orang bertakwa tidak akan dibiarkan tanpa rezeki, meski mungkin mereka tidak diberikan kemewahan dunia yang berlebihan sebagai bentuk rahmat dari Allah. Sebaliknya, rezeki orang yang tidak bertakwa bisa diperoleh dengan cara yang sulit atau tidak berkah. Baca juga: Orang Bertakwa Tidak Pernah Miskin   Kesimpulan Penting dari Tafsir Syaikh As-Sa’di Mengenai Surah Al-Jumu’ah Ayat 9-11 Syaikh As-Sa’di menyimpulkan beberapa poin penting dari ayat-ayat di atas, yang memberikan panduan bagi umat Islam dalam menunaikan kewajiban shalat Jum’at dan memperlakukan dunia dengan perspektif yang benar. Berikut ringkasannya: Kewajiban Shalat Jum’at bagi Laki-Laki Mukmin Shalat Jum’at adalah kewajiban bagi seluruh laki-laki mukmin. Mereka diwajibkan untuk bersegera menunaikannya dan memberikan perhatian penuh terhadap ibadah ini. Kewajiban Menghadiri Dua Khutbah Jum’at Kedua khutbah Jum’at bersifat wajib dan harus dihadiri oleh jamaah. Kata “mengingat” dalam ayat ini diartikan sebagai mendengarkan khutbah, sehingga umat Islam diperintahkan untuk segera hadir dan mendengarkan nasihat yang disampaikan. Disyariatkannya Azan pada Hari Jum’at Syariat menetapkan azan Jum’at sebagai panggilan untuk memulai rangkaian ibadah Jum’at, sebagai pengingat agar kaum muslimin bersiap-siap untuk meninggalkan urusan duniawi dan memusatkan hati pada ibadah. Larangan dan Keharaman Jual Beli Setelah Azan Jum’at Jual beli setelah azan Jum’at dikategorikan haram, karena aktivitas ini dapat melalaikan seseorang dari kewajiban utama, yaitu menghadiri dan menunaikan shalat Jum’at. Menghindari Hal-Hal Mubah yang Melalaikan dari Kewajiban Segala hal yang pada asalnya mubah, namun berpotensi melalaikan dari kewajiban shalat Jum’at, menjadi terlarang dilakukan pada waktu tersebut. Kewajiban Menghadiri dan Mendengarkan Khutbah Jum’at Datang untuk mendengarkan khutbah Jum’at merupakan kewajiban, dan hal ini diperkuat dengan adanya celaan bagi mereka yang meninggalkannya. Diam Mendengarkan Khutbah Saat khutbah berlangsung, jamaah diwajibkan diam untuk menyimak nasihat yang disampaikan oleh khatib, agar makna dan hikmah khutbah dapat terserap dengan baik. Mengutamakan Ridha Allah di Atas Kepentingan Duniawi Saat seseorang hendak menghadiri shalat Jum’at, namun jiwanya tergoda oleh pekerjaan atau perdagangan, ia perlu mengingat bahwa apa yang di sisi Allah lebih baik daripada hawa nafsu yang melalaikan.   Berdoa Setelah Jumatan Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa ketika azan Jumat berkumandang, maka dilarang jual beli, dan saat itu diperintahkan untuk berkumpul melaksanakan shalat Jumat, maka setelah selesai shalat Jumat, mereka diperbolehkan untuk menyebar ke muka bumi untuk mencari karunia Allah. ‘Arak bin Malik radhiyallahu ‘anhu, jika selesai shalat Jumat, ia berhenti pada pintu masjid, lantas ia berdoa, اللَّهُمَّ إِنِّي أَجَبْتُ دَعْوَتَكَ ، وَصَلَّيْتُ فَرِيْضَتَكَ ، وَانْتَشَرْتُ كَمَا أَمَرْتَنِي ، فَارْزُقْنِي مِنْ فَضْلِكَ ، وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ “Ya Allah, aku telah memenuhi panggilan-Mu, aku telah melaksanakan shalat wajib untuk-Mu, aku telah menyebar ke muka bumi sebagaimana perintah dari-Mu, berilah aku rezeki dari karunia-Mu, Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (HR. Ibnu Abi Hatim). Baca juga: Hari Jumat itu Hari Terbaik Mengharap Rezeki Setelah Shalat Jumat   Kesimpulan Kewajiban menghadiri shalat Jum’at mengajarkan bahwa kepentingan duniawi, seperti jual beli atau aktivitas lainnya, tidak boleh menghalangi seorang hamba untuk memenuhi panggilan ibadah. Shalat Jum’at merupakan ibadah yang ditinggikan, dan bagi mereka yang menjaga ketaatan ini, Allah menjamin rezeki dari arah yang tak terduga. Bagi orang yang bertakwa, rezeki akan datang dengan keberkahan dan kemurnian, sedangkan mereka yang mengejar dunia tanpa memedulikan ketaatan hanya akan mendapatkan harta yang fana tanpa keberuntungan di akhirat. – Selesai ditulis pada 8 Jumadal Ula 1446 H, 10 November 2024 @ UTY Penulis: Dr. Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Rumaysho.Com Tagsamalan jumat aturan jual beli jual beli keutamaan shalat jumat shalat jumat

Teks Khotbah Jumat: Menghiasi Diri dengan Kedermawanan

Daftar Isi Toggle Khotbah pertamaKhotbah kedua Khotbah pertama السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاتُهُ. إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ, وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ, وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ  Ma’asyiral muslimin, jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala. Pertama-tama, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan kepada para jemaah sekalian, marilah senantiasa menjaga kualitas ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala. Baik itu dengan senantiasa menjalankan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala, ataupun dengan meninggalkan perkara-perkara yang dapat mengantarkan kita ke dalam api neraka. Allah Ta’ala berfirman memberikan teguran kepada hamba-Nya yang berani berbuat kemaksiatan, padahal Allah telah begitu banyak melimpahkan karunia-Nya kepada hamba tersebut, يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ ٱلْكَرِيمِ “Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.” (QS. Al-Infitar: 6) Jemaah yang dimulikan Allah Ta’ala, di antara nama Allah Ta’ala yang Allah tetapkan untuk diri-Nya sendiri adalah “Al-Karim” yang artinya adalah “Maha Pemurah lagi Maha Mulia.” Para ulama menyebutkan bahwa di antara maknanya adalah Allah Ta’ala amatlah banyak kebaikan-Nya, Pemurah lagi Pemberi, dan pemberian-Nya tidaklah pernah habis dan tidak dapat kita hitung. Karena nama dan sifat tersebut, Allah Ta’ala amatlah sayang dan cinta kepada hamba-hamba-Nya yang juga pemurah, dermawan, dan suka memberi. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, إنَّ اللهَ كريمٌ يُحبُّ الكُرَماءَ، جوادٌ يُحبُّ الجَوَدَةَ، يُحبُّ معاليَ الأخلاقِ، و يكرَهُ سَفْسافَها “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Pemurah, Dia mencintai orang-orang yang penuh dengan kemurahan dan kedermawanan. Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Dia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, dan Dia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, disahihkan Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1800) Jika membaca kisah-kisah para nabi atau sahabat-sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka akan kita dapati bahwa di antara yang diceritakan adalah bagaimana kedermawanan mereka di dalam memberi dan mengeluarkan hartanya. Lihatlah bagaimana Allah mengisahkan tentang Nabi Ibrahim ‘alaihis salam tatkala menjamu para malaikat yang datang dengan bentuk menyerupai orang-orang asing yang tidak dikenali. Allah Ta’ala berfirman, هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَٰهِيمَ ٱلْمُكْرَمِينَ * إِذْ دَخَلُوا۟ عَلَيْهِ فَقَالُوا۟ سَلَٰمًا ۖ قَالَ سَلَٰمٌ قَوْمٌ مُّنكَرُونَ * فَرَاغَ إِلَىٰٓ أَهْلِهِۦ فَجَآءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ * فَقَرَّبَهُۥٓ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ “Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, ‘Salam untukmu.’ Ibrahim menjawab, ‘Salam juga bagi kalian, (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.’ Maka, dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu, dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata, ‘Silahkan anda makan.’” (QS. Az-Zariyat: 24-27) Lihatlah bagaimana kedermawanan beliau ‘alaihis salam. Beliau hidangkan daging anak sapi yang gemuk untuk tamu-tamu yang bahkan tidak ia kenali. Kedermawanan juga merupakan sifat Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengisahkan, كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّم أجودَ الناسِ بالخيرِ ، وكان أجودَ ما يكون في شهرِ رمضانَ حتى ينسلِخَ ، فيأتيه جبريلُ فيعرضُ عليه القرآنَ ، فإذا لقِيَه جبريلُ كان رسولُ اللهِ أجودَ بالخيرِ من الرِّيحِ الْمُرسَلَةِ “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan memberikan kebaikan. Beliau paling dermawan ketika di bulan Ramadan, yaitu ketika Jibril menemuinya. Jibril ‘alaihis salam biasa menemuinya setiap malam di bulan Ramadan sampai apabila Jibril telah selesai (menyampaikan wahyu), maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyetorkan hafalan Al-Qur’annya kepada Jibril. Apabila Jibril ‘alaihis salam menemuinya, maka beliau adalah orang yang paling ringan dalam berderma lebih daripada angin yang bertiup.” (HR. Bukhari no. 6 dan Muslim no. 2308) Saudaraku sekalian, mari kita hiasi diri kita dengan akhlak dermawan, ringan dalam dalam memberi dan membantu orang-orang yang membutuhkan, serta tidak bersedekah hanya di kala lapang saja, namun juga ketika sedang dirundung kesempitan. Begitu besar keutamaan memberi dan menyedekahkan harta, sampai-sampai Allah Ta’ala banyak menyebutkannya di dalam Al-Quran. Di antaranya, الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ “Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 274) Orang-orang dermawan yang mengeluarkan harta mereka demi mengharap rida Allah pada malam dan siang hari, baik dengan merahasiakan dan menampakkannya, maka bagi mereka pahala dari Allah Ta’ala. Tidak ada rasa takut pada mereka berkaitan dengan apa yang akan mereka hadapi di akhirat. Dan mereka pun tidak bersedih hati atas kesenangan-kesenangan dunia yang luput dari mereka. Sungguh, sebuah keutamaan yang besar bagi mereka yang dermawan dan mudah dalam bersedekah serta memenuhi kebutuhan saudaranya. Allah Ta’ala juga menyebutkan bahwa harta yang kita keluarkan sejatinya tidaklah berkurang dan pasti akan diganti oleh-Nya. Allah Ta’ala berfirman, وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39) Jemaah yang semoga senantiasa Allah bimbing untuk berlaku dermawan, Berikut ini adalah beberapa alasan dan keutamaan yang dapat mendorong kita untuk lebih dermawan dalam kehidupan ini. Yang pertama wahai jemaah sekalian, mereka yang baik dan penyayang kepada siapa pun yang menghuni bumi ini, maka akan mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah Ta’ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, الرَّاحِمونَ يرحَمُهم الرَّحمنُ تبارَك وتعالى؛ ارحَموا مَن في الأرضِ يرحَمْكم مَن في السَّماءِ. “Orang yang memberi kasih sayang, maka dia akan mendapatkan kasih sayang dari Ar-Rahman (Allah) Tabaraka Wata’ala. Sayangilah orang yang di bumi, niscaya kamu akan mendapatkan kasih sayang dari Yang berada di atas langit (Allah).” (HR. Abu Dawud no. 4941, Tirmidzi no. 1924, dan Ahmad no. 6494) Kedua, Allah akan melipatgandakan pahala kedermawanan kita. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, مَنْ تصدَّقَ بعدْلِ تمرَةٍ مِنْ كسبٍ طيِّبٍ ، ولَا يقبَلُ اللهُ إلَّا الطيِّبَ ، فإِنَّ اللهَ يتقبَّلُها بيمينِهِ ، ثُمَّ يُرَبيها لصاحبِها ، كما يُرَبِّى أحدُكم فَلُوَّهُ حتى تكونَ مثلَ الجبَلِ “Barangsiapa yang bersedekah dengan sebutir kurma hasil dari usahanya sendiri yang baik (halal), sedangkan Allah tidak menerima kecuali yang baik saja, maka sungguh Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, lalu mengasuhnya dan merawatnya untuk pemiliknya sebagaimana jika seorang dari kalian mengasuh dan merawat anak kudanya hingga membesar seperti gunung.” (HR. Bukhari no. 1410 dan Muslim no. 1014) Yang ketiga wahai jemaah sekalian, kedermawanan akan menjauhkan kita dari api neraka. Di dalam hadis yang sahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, اتَّقُوا النَّارَ ثُمَّ أعْرَضَ وأَشَاح، ثُمَّ قالَ: اتَّقُوا النَّارَ ثُمَّ أعْرَضَ وأَشَاحَ ثَلَاثًا، حتَّى ظَنَنَّا أنَّه يَنْظُرُ إلَيْهَا، ثُمَّ قالَ: اتَّقُوا النَّارَ ولو بشِقِّ تَمْرَةٍ، فمَن لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ. “Jagalah diri kalian dari api neraka!” Kemudian beliau berpaling dan menyingkir, kemudian beliau bersabda lagi, “Jagalah diri kalian dari neraka!” Kemudian beliau berpaling dan menyingkir (tiga kali) hingga kami beranggapan bahwa beliau melihat neraka itu sendiri, selanjutnya beliau bersabda, “Jagalah diri kalian dari neraka sekalipun hanya dengan sebiji kurma, kalaulah tidak bisa, lakukanlah dengan ucapan yang baik.” (HR. Bukhari no. 6540 dan Muslim no. 1016) Keempat, sedekah akan menjadi naungan di hari kiamat bagi orang yang melakukannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya hingga urusannya diputuskan di antara manusia.” (HR. Ahmad no. 17333, dinilai sahih oleh Syekh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib) Yazid ibnu Habib perawi hadis ini kemudian mengatakan, “Dahulu kala, Abu Mursid (perawi hadis ini dari sahabat Uqbah bin Amir) tidaklah melewati satu hari pun, kecuali ia akan bersedekah dengan sesuatu yang dimilikinya, meskipun itu hanyalah sepotong roti atau bawang merah.” أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Baca juga: Dengan Niat, Pahala Anda Bisa Seperti Orang Kaya Yang Dermawan Khotbah kedua اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ. Jemaah salat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala. Syariat kita adalah syariat yang mulia dan penuh dengan hikmah. Setelah sebelumnya memerintahkan kita untuk berlaku dermawan, Islam juga melarang kita dari perilaku pelit dan kikir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاتَّقُوا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ “Hindarilah kezaliman, karena kezaliman itu adalah mendatangkan kegelapan pada hari kiamat kelak! Jauhilah kekikiran, karena kekikiran itu telah mencelakakan (menghancurkan) orang-orang sebelum kalian yang menyebabkan mereka menumpahkan darah dan menghalalkan yang diharamkan.” (HR. Muslim no. 2578) Kaum mukminin yang semoga senantiasa dirahmati Allah Ta’ala, Dermawan merupakan salah satu akhlak mulia yang menjadi ciri khas para nabi dan orang-orang saleh, akhlak yang membuahkan banyak sekali keutamaan bagi pelakunya, baik itu di dalam kehidupan dunia maupun di akhirat nanti. Seorang hamba hendaknya menghiasi dirinya dengan kedermawanan, ringan memberi, bahkan tatkala dirinya juga dalam kondisi membutuhkan. Hendaknya dirinya juga menghindarkan diri dari sifat pelit dan kikir, karena itulah petunjuk yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Di antara doa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah, اللَهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia.” (HR. Bukhari no. 2893) إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اللَّهُمَّ انصر إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْن الْمُسْتَضْعَفِيْنِ فِيْ فِلِسْطِيْنَ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمْ وَأَخْرِجْهُمْ مِنَ الضِّيْقِ وَالْحِصَارِ ، اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْهُمُ الشُّهَدَاءَ وَاشْفِ مِنْهُمُ الْمَرْضَى وَالْجَرْحَى ، اللَّهُمَّ كُنْ لَهُمْ وَلاَ تَكُنْ عَلَيْهِمْ فَإِنَّهُ لاَ حَوْلَ لَهُمْ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ Baca juga: Antara Kedekatan Kita Dengan Al Qur’an Dan Sifat Dermawan *** Penulis: Muhammad Idris, Lc. Artikel: Muslim.or.id

Teks Khotbah Jumat: Menghiasi Diri dengan Kedermawanan

Daftar Isi Toggle Khotbah pertamaKhotbah kedua Khotbah pertama السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاتُهُ. إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ, وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ, وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ  Ma’asyiral muslimin, jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala. Pertama-tama, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan kepada para jemaah sekalian, marilah senantiasa menjaga kualitas ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala. Baik itu dengan senantiasa menjalankan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala, ataupun dengan meninggalkan perkara-perkara yang dapat mengantarkan kita ke dalam api neraka. Allah Ta’ala berfirman memberikan teguran kepada hamba-Nya yang berani berbuat kemaksiatan, padahal Allah telah begitu banyak melimpahkan karunia-Nya kepada hamba tersebut, يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ ٱلْكَرِيمِ “Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.” (QS. Al-Infitar: 6) Jemaah yang dimulikan Allah Ta’ala, di antara nama Allah Ta’ala yang Allah tetapkan untuk diri-Nya sendiri adalah “Al-Karim” yang artinya adalah “Maha Pemurah lagi Maha Mulia.” Para ulama menyebutkan bahwa di antara maknanya adalah Allah Ta’ala amatlah banyak kebaikan-Nya, Pemurah lagi Pemberi, dan pemberian-Nya tidaklah pernah habis dan tidak dapat kita hitung. Karena nama dan sifat tersebut, Allah Ta’ala amatlah sayang dan cinta kepada hamba-hamba-Nya yang juga pemurah, dermawan, dan suka memberi. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, إنَّ اللهَ كريمٌ يُحبُّ الكُرَماءَ، جوادٌ يُحبُّ الجَوَدَةَ، يُحبُّ معاليَ الأخلاقِ، و يكرَهُ سَفْسافَها “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Pemurah, Dia mencintai orang-orang yang penuh dengan kemurahan dan kedermawanan. Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Dia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, dan Dia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, disahihkan Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1800) Jika membaca kisah-kisah para nabi atau sahabat-sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka akan kita dapati bahwa di antara yang diceritakan adalah bagaimana kedermawanan mereka di dalam memberi dan mengeluarkan hartanya. Lihatlah bagaimana Allah mengisahkan tentang Nabi Ibrahim ‘alaihis salam tatkala menjamu para malaikat yang datang dengan bentuk menyerupai orang-orang asing yang tidak dikenali. Allah Ta’ala berfirman, هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَٰهِيمَ ٱلْمُكْرَمِينَ * إِذْ دَخَلُوا۟ عَلَيْهِ فَقَالُوا۟ سَلَٰمًا ۖ قَالَ سَلَٰمٌ قَوْمٌ مُّنكَرُونَ * فَرَاغَ إِلَىٰٓ أَهْلِهِۦ فَجَآءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ * فَقَرَّبَهُۥٓ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ “Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, ‘Salam untukmu.’ Ibrahim menjawab, ‘Salam juga bagi kalian, (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.’ Maka, dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu, dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata, ‘Silahkan anda makan.’” (QS. Az-Zariyat: 24-27) Lihatlah bagaimana kedermawanan beliau ‘alaihis salam. Beliau hidangkan daging anak sapi yang gemuk untuk tamu-tamu yang bahkan tidak ia kenali. Kedermawanan juga merupakan sifat Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengisahkan, كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّم أجودَ الناسِ بالخيرِ ، وكان أجودَ ما يكون في شهرِ رمضانَ حتى ينسلِخَ ، فيأتيه جبريلُ فيعرضُ عليه القرآنَ ، فإذا لقِيَه جبريلُ كان رسولُ اللهِ أجودَ بالخيرِ من الرِّيحِ الْمُرسَلَةِ “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan memberikan kebaikan. Beliau paling dermawan ketika di bulan Ramadan, yaitu ketika Jibril menemuinya. Jibril ‘alaihis salam biasa menemuinya setiap malam di bulan Ramadan sampai apabila Jibril telah selesai (menyampaikan wahyu), maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyetorkan hafalan Al-Qur’annya kepada Jibril. Apabila Jibril ‘alaihis salam menemuinya, maka beliau adalah orang yang paling ringan dalam berderma lebih daripada angin yang bertiup.” (HR. Bukhari no. 6 dan Muslim no. 2308) Saudaraku sekalian, mari kita hiasi diri kita dengan akhlak dermawan, ringan dalam dalam memberi dan membantu orang-orang yang membutuhkan, serta tidak bersedekah hanya di kala lapang saja, namun juga ketika sedang dirundung kesempitan. Begitu besar keutamaan memberi dan menyedekahkan harta, sampai-sampai Allah Ta’ala banyak menyebutkannya di dalam Al-Quran. Di antaranya, الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ “Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 274) Orang-orang dermawan yang mengeluarkan harta mereka demi mengharap rida Allah pada malam dan siang hari, baik dengan merahasiakan dan menampakkannya, maka bagi mereka pahala dari Allah Ta’ala. Tidak ada rasa takut pada mereka berkaitan dengan apa yang akan mereka hadapi di akhirat. Dan mereka pun tidak bersedih hati atas kesenangan-kesenangan dunia yang luput dari mereka. Sungguh, sebuah keutamaan yang besar bagi mereka yang dermawan dan mudah dalam bersedekah serta memenuhi kebutuhan saudaranya. Allah Ta’ala juga menyebutkan bahwa harta yang kita keluarkan sejatinya tidaklah berkurang dan pasti akan diganti oleh-Nya. Allah Ta’ala berfirman, وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39) Jemaah yang semoga senantiasa Allah bimbing untuk berlaku dermawan, Berikut ini adalah beberapa alasan dan keutamaan yang dapat mendorong kita untuk lebih dermawan dalam kehidupan ini. Yang pertama wahai jemaah sekalian, mereka yang baik dan penyayang kepada siapa pun yang menghuni bumi ini, maka akan mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah Ta’ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, الرَّاحِمونَ يرحَمُهم الرَّحمنُ تبارَك وتعالى؛ ارحَموا مَن في الأرضِ يرحَمْكم مَن في السَّماءِ. “Orang yang memberi kasih sayang, maka dia akan mendapatkan kasih sayang dari Ar-Rahman (Allah) Tabaraka Wata’ala. Sayangilah orang yang di bumi, niscaya kamu akan mendapatkan kasih sayang dari Yang berada di atas langit (Allah).” (HR. Abu Dawud no. 4941, Tirmidzi no. 1924, dan Ahmad no. 6494) Kedua, Allah akan melipatgandakan pahala kedermawanan kita. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, مَنْ تصدَّقَ بعدْلِ تمرَةٍ مِنْ كسبٍ طيِّبٍ ، ولَا يقبَلُ اللهُ إلَّا الطيِّبَ ، فإِنَّ اللهَ يتقبَّلُها بيمينِهِ ، ثُمَّ يُرَبيها لصاحبِها ، كما يُرَبِّى أحدُكم فَلُوَّهُ حتى تكونَ مثلَ الجبَلِ “Barangsiapa yang bersedekah dengan sebutir kurma hasil dari usahanya sendiri yang baik (halal), sedangkan Allah tidak menerima kecuali yang baik saja, maka sungguh Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, lalu mengasuhnya dan merawatnya untuk pemiliknya sebagaimana jika seorang dari kalian mengasuh dan merawat anak kudanya hingga membesar seperti gunung.” (HR. Bukhari no. 1410 dan Muslim no. 1014) Yang ketiga wahai jemaah sekalian, kedermawanan akan menjauhkan kita dari api neraka. Di dalam hadis yang sahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, اتَّقُوا النَّارَ ثُمَّ أعْرَضَ وأَشَاح، ثُمَّ قالَ: اتَّقُوا النَّارَ ثُمَّ أعْرَضَ وأَشَاحَ ثَلَاثًا، حتَّى ظَنَنَّا أنَّه يَنْظُرُ إلَيْهَا، ثُمَّ قالَ: اتَّقُوا النَّارَ ولو بشِقِّ تَمْرَةٍ، فمَن لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ. “Jagalah diri kalian dari api neraka!” Kemudian beliau berpaling dan menyingkir, kemudian beliau bersabda lagi, “Jagalah diri kalian dari neraka!” Kemudian beliau berpaling dan menyingkir (tiga kali) hingga kami beranggapan bahwa beliau melihat neraka itu sendiri, selanjutnya beliau bersabda, “Jagalah diri kalian dari neraka sekalipun hanya dengan sebiji kurma, kalaulah tidak bisa, lakukanlah dengan ucapan yang baik.” (HR. Bukhari no. 6540 dan Muslim no. 1016) Keempat, sedekah akan menjadi naungan di hari kiamat bagi orang yang melakukannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya hingga urusannya diputuskan di antara manusia.” (HR. Ahmad no. 17333, dinilai sahih oleh Syekh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib) Yazid ibnu Habib perawi hadis ini kemudian mengatakan, “Dahulu kala, Abu Mursid (perawi hadis ini dari sahabat Uqbah bin Amir) tidaklah melewati satu hari pun, kecuali ia akan bersedekah dengan sesuatu yang dimilikinya, meskipun itu hanyalah sepotong roti atau bawang merah.” أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Baca juga: Dengan Niat, Pahala Anda Bisa Seperti Orang Kaya Yang Dermawan Khotbah kedua اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ. Jemaah salat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala. Syariat kita adalah syariat yang mulia dan penuh dengan hikmah. Setelah sebelumnya memerintahkan kita untuk berlaku dermawan, Islam juga melarang kita dari perilaku pelit dan kikir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاتَّقُوا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ “Hindarilah kezaliman, karena kezaliman itu adalah mendatangkan kegelapan pada hari kiamat kelak! Jauhilah kekikiran, karena kekikiran itu telah mencelakakan (menghancurkan) orang-orang sebelum kalian yang menyebabkan mereka menumpahkan darah dan menghalalkan yang diharamkan.” (HR. Muslim no. 2578) Kaum mukminin yang semoga senantiasa dirahmati Allah Ta’ala, Dermawan merupakan salah satu akhlak mulia yang menjadi ciri khas para nabi dan orang-orang saleh, akhlak yang membuahkan banyak sekali keutamaan bagi pelakunya, baik itu di dalam kehidupan dunia maupun di akhirat nanti. Seorang hamba hendaknya menghiasi dirinya dengan kedermawanan, ringan memberi, bahkan tatkala dirinya juga dalam kondisi membutuhkan. Hendaknya dirinya juga menghindarkan diri dari sifat pelit dan kikir, karena itulah petunjuk yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Di antara doa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah, اللَهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia.” (HR. Bukhari no. 2893) إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اللَّهُمَّ انصر إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْن الْمُسْتَضْعَفِيْنِ فِيْ فِلِسْطِيْنَ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمْ وَأَخْرِجْهُمْ مِنَ الضِّيْقِ وَالْحِصَارِ ، اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْهُمُ الشُّهَدَاءَ وَاشْفِ مِنْهُمُ الْمَرْضَى وَالْجَرْحَى ، اللَّهُمَّ كُنْ لَهُمْ وَلاَ تَكُنْ عَلَيْهِمْ فَإِنَّهُ لاَ حَوْلَ لَهُمْ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ Baca juga: Antara Kedekatan Kita Dengan Al Qur’an Dan Sifat Dermawan *** Penulis: Muhammad Idris, Lc. Artikel: Muslim.or.id
Daftar Isi Toggle Khotbah pertamaKhotbah kedua Khotbah pertama السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاتُهُ. إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ, وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ, وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ  Ma’asyiral muslimin, jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala. Pertama-tama, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan kepada para jemaah sekalian, marilah senantiasa menjaga kualitas ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala. Baik itu dengan senantiasa menjalankan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala, ataupun dengan meninggalkan perkara-perkara yang dapat mengantarkan kita ke dalam api neraka. Allah Ta’ala berfirman memberikan teguran kepada hamba-Nya yang berani berbuat kemaksiatan, padahal Allah telah begitu banyak melimpahkan karunia-Nya kepada hamba tersebut, يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ ٱلْكَرِيمِ “Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.” (QS. Al-Infitar: 6) Jemaah yang dimulikan Allah Ta’ala, di antara nama Allah Ta’ala yang Allah tetapkan untuk diri-Nya sendiri adalah “Al-Karim” yang artinya adalah “Maha Pemurah lagi Maha Mulia.” Para ulama menyebutkan bahwa di antara maknanya adalah Allah Ta’ala amatlah banyak kebaikan-Nya, Pemurah lagi Pemberi, dan pemberian-Nya tidaklah pernah habis dan tidak dapat kita hitung. Karena nama dan sifat tersebut, Allah Ta’ala amatlah sayang dan cinta kepada hamba-hamba-Nya yang juga pemurah, dermawan, dan suka memberi. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, إنَّ اللهَ كريمٌ يُحبُّ الكُرَماءَ، جوادٌ يُحبُّ الجَوَدَةَ، يُحبُّ معاليَ الأخلاقِ، و يكرَهُ سَفْسافَها “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Pemurah, Dia mencintai orang-orang yang penuh dengan kemurahan dan kedermawanan. Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Dia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, dan Dia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, disahihkan Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1800) Jika membaca kisah-kisah para nabi atau sahabat-sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka akan kita dapati bahwa di antara yang diceritakan adalah bagaimana kedermawanan mereka di dalam memberi dan mengeluarkan hartanya. Lihatlah bagaimana Allah mengisahkan tentang Nabi Ibrahim ‘alaihis salam tatkala menjamu para malaikat yang datang dengan bentuk menyerupai orang-orang asing yang tidak dikenali. Allah Ta’ala berfirman, هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَٰهِيمَ ٱلْمُكْرَمِينَ * إِذْ دَخَلُوا۟ عَلَيْهِ فَقَالُوا۟ سَلَٰمًا ۖ قَالَ سَلَٰمٌ قَوْمٌ مُّنكَرُونَ * فَرَاغَ إِلَىٰٓ أَهْلِهِۦ فَجَآءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ * فَقَرَّبَهُۥٓ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ “Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, ‘Salam untukmu.’ Ibrahim menjawab, ‘Salam juga bagi kalian, (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.’ Maka, dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu, dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata, ‘Silahkan anda makan.’” (QS. Az-Zariyat: 24-27) Lihatlah bagaimana kedermawanan beliau ‘alaihis salam. Beliau hidangkan daging anak sapi yang gemuk untuk tamu-tamu yang bahkan tidak ia kenali. Kedermawanan juga merupakan sifat Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengisahkan, كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّم أجودَ الناسِ بالخيرِ ، وكان أجودَ ما يكون في شهرِ رمضانَ حتى ينسلِخَ ، فيأتيه جبريلُ فيعرضُ عليه القرآنَ ، فإذا لقِيَه جبريلُ كان رسولُ اللهِ أجودَ بالخيرِ من الرِّيحِ الْمُرسَلَةِ “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan memberikan kebaikan. Beliau paling dermawan ketika di bulan Ramadan, yaitu ketika Jibril menemuinya. Jibril ‘alaihis salam biasa menemuinya setiap malam di bulan Ramadan sampai apabila Jibril telah selesai (menyampaikan wahyu), maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyetorkan hafalan Al-Qur’annya kepada Jibril. Apabila Jibril ‘alaihis salam menemuinya, maka beliau adalah orang yang paling ringan dalam berderma lebih daripada angin yang bertiup.” (HR. Bukhari no. 6 dan Muslim no. 2308) Saudaraku sekalian, mari kita hiasi diri kita dengan akhlak dermawan, ringan dalam dalam memberi dan membantu orang-orang yang membutuhkan, serta tidak bersedekah hanya di kala lapang saja, namun juga ketika sedang dirundung kesempitan. Begitu besar keutamaan memberi dan menyedekahkan harta, sampai-sampai Allah Ta’ala banyak menyebutkannya di dalam Al-Quran. Di antaranya, الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ “Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 274) Orang-orang dermawan yang mengeluarkan harta mereka demi mengharap rida Allah pada malam dan siang hari, baik dengan merahasiakan dan menampakkannya, maka bagi mereka pahala dari Allah Ta’ala. Tidak ada rasa takut pada mereka berkaitan dengan apa yang akan mereka hadapi di akhirat. Dan mereka pun tidak bersedih hati atas kesenangan-kesenangan dunia yang luput dari mereka. Sungguh, sebuah keutamaan yang besar bagi mereka yang dermawan dan mudah dalam bersedekah serta memenuhi kebutuhan saudaranya. Allah Ta’ala juga menyebutkan bahwa harta yang kita keluarkan sejatinya tidaklah berkurang dan pasti akan diganti oleh-Nya. Allah Ta’ala berfirman, وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39) Jemaah yang semoga senantiasa Allah bimbing untuk berlaku dermawan, Berikut ini adalah beberapa alasan dan keutamaan yang dapat mendorong kita untuk lebih dermawan dalam kehidupan ini. Yang pertama wahai jemaah sekalian, mereka yang baik dan penyayang kepada siapa pun yang menghuni bumi ini, maka akan mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah Ta’ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, الرَّاحِمونَ يرحَمُهم الرَّحمنُ تبارَك وتعالى؛ ارحَموا مَن في الأرضِ يرحَمْكم مَن في السَّماءِ. “Orang yang memberi kasih sayang, maka dia akan mendapatkan kasih sayang dari Ar-Rahman (Allah) Tabaraka Wata’ala. Sayangilah orang yang di bumi, niscaya kamu akan mendapatkan kasih sayang dari Yang berada di atas langit (Allah).” (HR. Abu Dawud no. 4941, Tirmidzi no. 1924, dan Ahmad no. 6494) Kedua, Allah akan melipatgandakan pahala kedermawanan kita. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, مَنْ تصدَّقَ بعدْلِ تمرَةٍ مِنْ كسبٍ طيِّبٍ ، ولَا يقبَلُ اللهُ إلَّا الطيِّبَ ، فإِنَّ اللهَ يتقبَّلُها بيمينِهِ ، ثُمَّ يُرَبيها لصاحبِها ، كما يُرَبِّى أحدُكم فَلُوَّهُ حتى تكونَ مثلَ الجبَلِ “Barangsiapa yang bersedekah dengan sebutir kurma hasil dari usahanya sendiri yang baik (halal), sedangkan Allah tidak menerima kecuali yang baik saja, maka sungguh Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, lalu mengasuhnya dan merawatnya untuk pemiliknya sebagaimana jika seorang dari kalian mengasuh dan merawat anak kudanya hingga membesar seperti gunung.” (HR. Bukhari no. 1410 dan Muslim no. 1014) Yang ketiga wahai jemaah sekalian, kedermawanan akan menjauhkan kita dari api neraka. Di dalam hadis yang sahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, اتَّقُوا النَّارَ ثُمَّ أعْرَضَ وأَشَاح، ثُمَّ قالَ: اتَّقُوا النَّارَ ثُمَّ أعْرَضَ وأَشَاحَ ثَلَاثًا، حتَّى ظَنَنَّا أنَّه يَنْظُرُ إلَيْهَا، ثُمَّ قالَ: اتَّقُوا النَّارَ ولو بشِقِّ تَمْرَةٍ، فمَن لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ. “Jagalah diri kalian dari api neraka!” Kemudian beliau berpaling dan menyingkir, kemudian beliau bersabda lagi, “Jagalah diri kalian dari neraka!” Kemudian beliau berpaling dan menyingkir (tiga kali) hingga kami beranggapan bahwa beliau melihat neraka itu sendiri, selanjutnya beliau bersabda, “Jagalah diri kalian dari neraka sekalipun hanya dengan sebiji kurma, kalaulah tidak bisa, lakukanlah dengan ucapan yang baik.” (HR. Bukhari no. 6540 dan Muslim no. 1016) Keempat, sedekah akan menjadi naungan di hari kiamat bagi orang yang melakukannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya hingga urusannya diputuskan di antara manusia.” (HR. Ahmad no. 17333, dinilai sahih oleh Syekh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib) Yazid ibnu Habib perawi hadis ini kemudian mengatakan, “Dahulu kala, Abu Mursid (perawi hadis ini dari sahabat Uqbah bin Amir) tidaklah melewati satu hari pun, kecuali ia akan bersedekah dengan sesuatu yang dimilikinya, meskipun itu hanyalah sepotong roti atau bawang merah.” أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Baca juga: Dengan Niat, Pahala Anda Bisa Seperti Orang Kaya Yang Dermawan Khotbah kedua اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ. Jemaah salat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala. Syariat kita adalah syariat yang mulia dan penuh dengan hikmah. Setelah sebelumnya memerintahkan kita untuk berlaku dermawan, Islam juga melarang kita dari perilaku pelit dan kikir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاتَّقُوا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ “Hindarilah kezaliman, karena kezaliman itu adalah mendatangkan kegelapan pada hari kiamat kelak! Jauhilah kekikiran, karena kekikiran itu telah mencelakakan (menghancurkan) orang-orang sebelum kalian yang menyebabkan mereka menumpahkan darah dan menghalalkan yang diharamkan.” (HR. Muslim no. 2578) Kaum mukminin yang semoga senantiasa dirahmati Allah Ta’ala, Dermawan merupakan salah satu akhlak mulia yang menjadi ciri khas para nabi dan orang-orang saleh, akhlak yang membuahkan banyak sekali keutamaan bagi pelakunya, baik itu di dalam kehidupan dunia maupun di akhirat nanti. Seorang hamba hendaknya menghiasi dirinya dengan kedermawanan, ringan memberi, bahkan tatkala dirinya juga dalam kondisi membutuhkan. Hendaknya dirinya juga menghindarkan diri dari sifat pelit dan kikir, karena itulah petunjuk yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Di antara doa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah, اللَهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia.” (HR. Bukhari no. 2893) إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اللَّهُمَّ انصر إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْن الْمُسْتَضْعَفِيْنِ فِيْ فِلِسْطِيْنَ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمْ وَأَخْرِجْهُمْ مِنَ الضِّيْقِ وَالْحِصَارِ ، اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْهُمُ الشُّهَدَاءَ وَاشْفِ مِنْهُمُ الْمَرْضَى وَالْجَرْحَى ، اللَّهُمَّ كُنْ لَهُمْ وَلاَ تَكُنْ عَلَيْهِمْ فَإِنَّهُ لاَ حَوْلَ لَهُمْ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ Baca juga: Antara Kedekatan Kita Dengan Al Qur’an Dan Sifat Dermawan *** Penulis: Muhammad Idris, Lc. Artikel: Muslim.or.id


Daftar Isi Toggle Khotbah pertamaKhotbah kedua Khotbah pertama السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاتُهُ. إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ, وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ, وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ  Ma’asyiral muslimin, jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala. Pertama-tama, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan kepada para jemaah sekalian, marilah senantiasa menjaga kualitas ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala. Baik itu dengan senantiasa menjalankan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala, ataupun dengan meninggalkan perkara-perkara yang dapat mengantarkan kita ke dalam api neraka. Allah Ta’ala berfirman memberikan teguran kepada hamba-Nya yang berani berbuat kemaksiatan, padahal Allah telah begitu banyak melimpahkan karunia-Nya kepada hamba tersebut, يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ ٱلْكَرِيمِ “Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.” (QS. Al-Infitar: 6) Jemaah yang dimulikan Allah Ta’ala, di antara nama Allah Ta’ala yang Allah tetapkan untuk diri-Nya sendiri adalah “Al-Karim” yang artinya adalah “Maha Pemurah lagi Maha Mulia.” Para ulama menyebutkan bahwa di antara maknanya adalah Allah Ta’ala amatlah banyak kebaikan-Nya, Pemurah lagi Pemberi, dan pemberian-Nya tidaklah pernah habis dan tidak dapat kita hitung. Karena nama dan sifat tersebut, Allah Ta’ala amatlah sayang dan cinta kepada hamba-hamba-Nya yang juga pemurah, dermawan, dan suka memberi. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, إنَّ اللهَ كريمٌ يُحبُّ الكُرَماءَ، جوادٌ يُحبُّ الجَوَدَةَ، يُحبُّ معاليَ الأخلاقِ، و يكرَهُ سَفْسافَها “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Pemurah, Dia mencintai orang-orang yang penuh dengan kemurahan dan kedermawanan. Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Dia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, dan Dia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, disahihkan Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1800) Jika membaca kisah-kisah para nabi atau sahabat-sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka akan kita dapati bahwa di antara yang diceritakan adalah bagaimana kedermawanan mereka di dalam memberi dan mengeluarkan hartanya. Lihatlah bagaimana Allah mengisahkan tentang Nabi Ibrahim ‘alaihis salam tatkala menjamu para malaikat yang datang dengan bentuk menyerupai orang-orang asing yang tidak dikenali. Allah Ta’ala berfirman, هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَٰهِيمَ ٱلْمُكْرَمِينَ * إِذْ دَخَلُوا۟ عَلَيْهِ فَقَالُوا۟ سَلَٰمًا ۖ قَالَ سَلَٰمٌ قَوْمٌ مُّنكَرُونَ * فَرَاغَ إِلَىٰٓ أَهْلِهِۦ فَجَآءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ * فَقَرَّبَهُۥٓ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ “Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, ‘Salam untukmu.’ Ibrahim menjawab, ‘Salam juga bagi kalian, (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.’ Maka, dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu, dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata, ‘Silahkan anda makan.’” (QS. Az-Zariyat: 24-27) Lihatlah bagaimana kedermawanan beliau ‘alaihis salam. Beliau hidangkan daging anak sapi yang gemuk untuk tamu-tamu yang bahkan tidak ia kenali. Kedermawanan juga merupakan sifat Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengisahkan, كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّم أجودَ الناسِ بالخيرِ ، وكان أجودَ ما يكون في شهرِ رمضانَ حتى ينسلِخَ ، فيأتيه جبريلُ فيعرضُ عليه القرآنَ ، فإذا لقِيَه جبريلُ كان رسولُ اللهِ أجودَ بالخيرِ من الرِّيحِ الْمُرسَلَةِ “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan memberikan kebaikan. Beliau paling dermawan ketika di bulan Ramadan, yaitu ketika Jibril menemuinya. Jibril ‘alaihis salam biasa menemuinya setiap malam di bulan Ramadan sampai apabila Jibril telah selesai (menyampaikan wahyu), maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyetorkan hafalan Al-Qur’annya kepada Jibril. Apabila Jibril ‘alaihis salam menemuinya, maka beliau adalah orang yang paling ringan dalam berderma lebih daripada angin yang bertiup.” (HR. Bukhari no. 6 dan Muslim no. 2308) Saudaraku sekalian, mari kita hiasi diri kita dengan akhlak dermawan, ringan dalam dalam memberi dan membantu orang-orang yang membutuhkan, serta tidak bersedekah hanya di kala lapang saja, namun juga ketika sedang dirundung kesempitan. Begitu besar keutamaan memberi dan menyedekahkan harta, sampai-sampai Allah Ta’ala banyak menyebutkannya di dalam Al-Quran. Di antaranya, الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ “Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 274) Orang-orang dermawan yang mengeluarkan harta mereka demi mengharap rida Allah pada malam dan siang hari, baik dengan merahasiakan dan menampakkannya, maka bagi mereka pahala dari Allah Ta’ala. Tidak ada rasa takut pada mereka berkaitan dengan apa yang akan mereka hadapi di akhirat. Dan mereka pun tidak bersedih hati atas kesenangan-kesenangan dunia yang luput dari mereka. Sungguh, sebuah keutamaan yang besar bagi mereka yang dermawan dan mudah dalam bersedekah serta memenuhi kebutuhan saudaranya. Allah Ta’ala juga menyebutkan bahwa harta yang kita keluarkan sejatinya tidaklah berkurang dan pasti akan diganti oleh-Nya. Allah Ta’ala berfirman, وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39) Jemaah yang semoga senantiasa Allah bimbing untuk berlaku dermawan, Berikut ini adalah beberapa alasan dan keutamaan yang dapat mendorong kita untuk lebih dermawan dalam kehidupan ini. Yang pertama wahai jemaah sekalian, mereka yang baik dan penyayang kepada siapa pun yang menghuni bumi ini, maka akan mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah Ta’ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, الرَّاحِمونَ يرحَمُهم الرَّحمنُ تبارَك وتعالى؛ ارحَموا مَن في الأرضِ يرحَمْكم مَن في السَّماءِ. “Orang yang memberi kasih sayang, maka dia akan mendapatkan kasih sayang dari Ar-Rahman (Allah) Tabaraka Wata’ala. Sayangilah orang yang di bumi, niscaya kamu akan mendapatkan kasih sayang dari Yang berada di atas langit (Allah).” (HR. Abu Dawud no. 4941, Tirmidzi no. 1924, dan Ahmad no. 6494) Kedua, Allah akan melipatgandakan pahala kedermawanan kita. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, مَنْ تصدَّقَ بعدْلِ تمرَةٍ مِنْ كسبٍ طيِّبٍ ، ولَا يقبَلُ اللهُ إلَّا الطيِّبَ ، فإِنَّ اللهَ يتقبَّلُها بيمينِهِ ، ثُمَّ يُرَبيها لصاحبِها ، كما يُرَبِّى أحدُكم فَلُوَّهُ حتى تكونَ مثلَ الجبَلِ “Barangsiapa yang bersedekah dengan sebutir kurma hasil dari usahanya sendiri yang baik (halal), sedangkan Allah tidak menerima kecuali yang baik saja, maka sungguh Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, lalu mengasuhnya dan merawatnya untuk pemiliknya sebagaimana jika seorang dari kalian mengasuh dan merawat anak kudanya hingga membesar seperti gunung.” (HR. Bukhari no. 1410 dan Muslim no. 1014) Yang ketiga wahai jemaah sekalian, kedermawanan akan menjauhkan kita dari api neraka. Di dalam hadis yang sahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, اتَّقُوا النَّارَ ثُمَّ أعْرَضَ وأَشَاح، ثُمَّ قالَ: اتَّقُوا النَّارَ ثُمَّ أعْرَضَ وأَشَاحَ ثَلَاثًا، حتَّى ظَنَنَّا أنَّه يَنْظُرُ إلَيْهَا، ثُمَّ قالَ: اتَّقُوا النَّارَ ولو بشِقِّ تَمْرَةٍ، فمَن لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ. “Jagalah diri kalian dari api neraka!” Kemudian beliau berpaling dan menyingkir, kemudian beliau bersabda lagi, “Jagalah diri kalian dari neraka!” Kemudian beliau berpaling dan menyingkir (tiga kali) hingga kami beranggapan bahwa beliau melihat neraka itu sendiri, selanjutnya beliau bersabda, “Jagalah diri kalian dari neraka sekalipun hanya dengan sebiji kurma, kalaulah tidak bisa, lakukanlah dengan ucapan yang baik.” (HR. Bukhari no. 6540 dan Muslim no. 1016) Keempat, sedekah akan menjadi naungan di hari kiamat bagi orang yang melakukannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya hingga urusannya diputuskan di antara manusia.” (HR. Ahmad no. 17333, dinilai sahih oleh Syekh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib) Yazid ibnu Habib perawi hadis ini kemudian mengatakan, “Dahulu kala, Abu Mursid (perawi hadis ini dari sahabat Uqbah bin Amir) tidaklah melewati satu hari pun, kecuali ia akan bersedekah dengan sesuatu yang dimilikinya, meskipun itu hanyalah sepotong roti atau bawang merah.” أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Baca juga: Dengan Niat, Pahala Anda Bisa Seperti Orang Kaya Yang Dermawan Khotbah kedua اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ. Jemaah salat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala. Syariat kita adalah syariat yang mulia dan penuh dengan hikmah. Setelah sebelumnya memerintahkan kita untuk berlaku dermawan, Islam juga melarang kita dari perilaku pelit dan kikir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاتَّقُوا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ “Hindarilah kezaliman, karena kezaliman itu adalah mendatangkan kegelapan pada hari kiamat kelak! Jauhilah kekikiran, karena kekikiran itu telah mencelakakan (menghancurkan) orang-orang sebelum kalian yang menyebabkan mereka menumpahkan darah dan menghalalkan yang diharamkan.” (HR. Muslim no. 2578) Kaum mukminin yang semoga senantiasa dirahmati Allah Ta’ala, Dermawan merupakan salah satu akhlak mulia yang menjadi ciri khas para nabi dan orang-orang saleh, akhlak yang membuahkan banyak sekali keutamaan bagi pelakunya, baik itu di dalam kehidupan dunia maupun di akhirat nanti. Seorang hamba hendaknya menghiasi dirinya dengan kedermawanan, ringan memberi, bahkan tatkala dirinya juga dalam kondisi membutuhkan. Hendaknya dirinya juga menghindarkan diri dari sifat pelit dan kikir, karena itulah petunjuk yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Di antara doa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah, اللَهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia.” (HR. Bukhari no. 2893) إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اللَّهُمَّ انصر إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْن الْمُسْتَضْعَفِيْنِ فِيْ فِلِسْطِيْنَ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمْ وَأَخْرِجْهُمْ مِنَ الضِّيْقِ وَالْحِصَارِ ، اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْهُمُ الشُّهَدَاءَ وَاشْفِ مِنْهُمُ الْمَرْضَى وَالْجَرْحَى ، اللَّهُمَّ كُنْ لَهُمْ وَلاَ تَكُنْ عَلَيْهِمْ فَإِنَّهُ لاَ حَوْلَ لَهُمْ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ Baca juga: Antara Kedekatan Kita Dengan Al Qur’an Dan Sifat Dermawan *** Penulis: Muhammad Idris, Lc. Artikel: Muslim.or.id
Prev     Next